Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

UNJ Bantu Dirikan Bank Sampah di Pesisir Pantai Bekasi

Menurut Ketua Panitia PKM UNJ Dian Alfia, Segara Jaya merupakan daerah pesisir yang memiliki potensi, baik dari sisi pariwisata maupun biota lautnya.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in UNJ Bantu Dirikan Bank Sampah di Pesisir Pantai Bekasi
Ist/Tribunnews.com
Pengabdian Kepada Masyarakat UNJ mendirikan bank sampah bagi masyarakat Pantai Pal Jaya, Desa Segara Jaya. 

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Kawasan konservasi mangrove di Pantai Pal Jaya di pesisir Utara Bekasi dalam beberapa tahun telah berkembang menjadi tempat wisata alternatif warga ibukota Jakarta dan Bekasi.

Berjarak sekira 10 kilometer dari Marunda, Jakarta Utara, Pantai Pal Jaya memiliki pemandangan pohon mangrove yang cukup rapi.

Pal Jaya adalah nama pesisir pantai di Desa Segara Jaya, yang terletak tak jauh dari lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Tawar.

Abdul Kodir, Ketua RW setempat menyebutkan, dahulu pada dekade 1990-an, sejauh mata memandang di Pal Jaya adalah hutan mangrove.

Namun, karena kesadaran masyarakat rendah, akhirnya mangrove terus menyusut karena diubah menjadi tambak dan pemukiman.

Kini kawasan hutan mangrove yang tersisa seluas 8,5 hektare. Sejak Pemda Bekasi membangun jembatan yang disebut jembatan cinta, kawasan itu resmi sebagai kawasan konservasi mangrove.

Setelah menjadi kawasan konservasi mangrove, masalah yang dihadapi masyarakat Pantai Pal Jaya adalah sampah. Baik sampah yang terbawa oleh arus air laut, maupun sampah yang dibuang penduduk dan para wisatawan yang berkunjung ke sana.

BERITA REKOMENDASI

Akibatnya tumpukan sampah menjadi ancaman bagi tata kelola ladang mangrove.

Untuk mengatasi masalah sampah, masyarakat Pantai Pal Jaya, Desa Segara Jaya mendapatkan penyuluhan dari aktivis bank sampah dan akademisi Program Studi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Dalam program (Pengabdian Kepada Masyarakat) UNJ maka digagaslah pendirian bank sampah.

Menurut Ketua Panitia PKM UNJ Dian Alfia, Segara Jaya merupakan daerah pesisir yang memiliki potensi, baik dari sisi pariwisata maupun biota lautnya.

Dengan lokasi yang tidak terlalu jauh dari ibu kota dan kawasan perumahan terpadu Bekasi, Segara Jaya dapat berkembang dengan baik di sektor pariwisata.


"Namun, perkembangan pariwisata membawa masalah baru yaitu sampah jika tidak dikelola dengan baik. Sampah ini akan merugikan kawasan hutan bakau yg menjadi urat nadi Segara Jaya. Untuk itu, kami dan warga Segara Jaya merancang Bank Sampah Jembatan Cinta untuk mengedukasi masyarakat tentang sampah yang memiliki nilai ekonomi dan nilai manfaat pada lingkungan jika dikelola dengan baik," ujar Dian melalui siaran pers kepada Tribunnews,com, Rabu (7/11/2018).

Sosialisasi mengenai bank sampah yang dilakukan UNJ disambut positif, hingga kemudian masyarakat setuju membentuk kader dan pengurus Bank Sampah pada 19 Semptember lalu.

Pengoperasian bank sampah pun langsung dikebut dengan kegiatan penimbangan sampah dan alokasi ke pengepulan mulai akhir September.

Prinsip Reduce, Reuse, Recycle diaplikasikan dalam progam Bank Sampah ini. Dengan sistem bank sampah tersebut, masyarakat bisa menukarkan sampahnya menjadi uang yang akan otomatis menjadi saldo dalam tabungan.

"Harapannya masyarakat Desa Segara Jaya memiliki kesadaran lingkungan dan menigkat taraf ekonominya," ujar Dian.

Dian berharap Bank sampah yang sudah terbentuk ini dapat berjalan secara mandiri dan mampu mengatasi permasalahan sampah yang ditinggalkan oleh wisatawan serta menambah penghasilan warga.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas