Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Temui Titik Terang dari Jejak Sepatu

Kondisi rumah satu keluarga tewas diduga korban pembunuhan di Bekasi terjadi mulai terkuak sedikit demi sedikit.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Temui Titik Terang dari Jejak Sepatu
Warta Kota/Muhammad Azzam
Terungkap fakta Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi 

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Kondisi rumah satu keluarga tewas diduga korban pembunuhan di Bekasi terjadi mulai terkuak sedikit demi sedikit. 

Meski kondisinya sangat mengerikan, tetapi memberi banyak petunjuk bagi polisi untuk mengungkap kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi ini. 

Selain itu diketahui pula bahwa Maya Boru Ambarita (37), istri korban pembunuhan satu keluarga di Jalan Bojong Nangka 2 RT 002 RW 007 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi dikenal baik dan aktif dalam Pendidik Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Hal itu diungkapkan Agus Sani Ketua RT 002 RW 007 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, kepada Warta Kota, Rabu (14/11/2018).

Ia mengatakan istri korban yang ikut tewas bersama kedua anaknya juga ikut arisan bersama warga lainnya.

"Istri korban ini terlihat di arisan warga, aktif juga di PKK sama Posyandu. Iya juga sering adakan arisan keluarga," katanya.

Baca: Air Mata Guru Saat Bacakan Surat Terakhir Sarah

Ia menjelaskan memang pemilik kontrakan Dauglas kakak korban bersama korban baik dan tidak pernah ada masalah. Meskipun minim komunikasi.

Berita Rekomendasi

"Selama tiga tahun saya jadi ketua RT tidak pernah ada masalah. Baik baik saja. Kalau masalah dulu-dulu saya engga tahu," ujarnya.

Ia mengatakan korban bersama suaminya Diperum Nainggolan (38) kerja sebagai penjaga dan pengelola kosan milik kakanya.

Kosan itu dua lantai dengan terdapat 28 kamar.

"Kosannya yang terisi 12 kamar, dibawah 8 diatas 4," sambungnya.

Ia menambahkan untuk kedua anaknya sekolah di Imanuel Victori tidak jauh dari rumahnya.

Anaknya Sarah Boru Nainggolan (9) kelas tiga SD dan Arya Nainggolan (7) kelas satu SD.

"Anak-anak biasa cerita, main bercanda canda. Orang tuanya juga baik. Tapi ya saya sempat kesal karena saya minta data penghuni kontrakan atau kos tapi engga mau kasih datanya," paparnya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas