Terduga Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Sering Menginap di Rumah Korban dan Masih Kerabat
Kasus pembunuhan keluarga Deperum Nainggolan di Jalan Bojong Nangka II, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi mulai terungkap.
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi, sedikit demi sedikit mulai terungkap.
Deperum Nainggolan (38) bersama istri dan dua anaknya ditemukan tewas di rumahnya, Jalan Bojong Nangka II, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/11/2018) pagi.
Setelah beberapa hari kepolisian melakukan penyelidikan atas kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi tersebut, seorang pria berinisial HS pun diamankan, Kamis (15/11/2018).
Baca: Pembunuh Satu Keluarga di Bekasi Ternyata Pengangguran dan Masih Saudara dengan Istri Korban
Berdasarkan informasi, HS ditangkap kepolisian di kawasan Tasikmalaya, Jawa Barat.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan HS saat ini masih diperiksa intensif penyidik kepolisian.
Bukan hanya terduga pelaku pembunuhan yang diamankan, kepolisian pun berhasil menemukan mobil yang sebelumnya sempat menghilang dari kediaman Diperum Nainggolan.
Baca: Mobil Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Ditemukan di Cibarusah, Simak Faktanya
Mobil bermerk Nissan X-trail dengan nomor polisi B 1705 UOQ warna silver tersebut ditemukan di kawasan Cikarang.
"Mobil itu di suatu rumah di daerah Cikarang. Suatu rumah kost-kostan di sana," ujar Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Argo menjelaskan setelah mobil ditemukan, pihaknya langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) lagi.
Baca: Ahli Psikologi Forensik Beberkan Karakter Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi
Namun, dia belum merinci hasil olah TKP terbaru tersebut.
"Dengan ditemukannya mobil tersebut kemudian dari Labfor Mabes Polri kemudian dengan Inafis Polda Metro Jaya, penyidik melakukan olah TKP mobil," jelas Argo.
Mobil melaju kencang
Sesaat sebelum satu keluarga di Bekasi ditemukan tewas, warga sempat melihat mobil melaju kencang dari arah kediaman rumah Diperum Nainggolan.
Sebelum ditemukan mobil tersebut di Cikarang, polisi sudah menduga mobil tersebut bermerk Nissan X-trail warna silver B 1075 UOQ milik anggota keluarga korban yang dibawa kabur terduga pelaku.
Mobil tersebut hilang dari kediaman korban sesaat setelah kejadian.
"Mobilnya punya kakaknya yang milik kost-kostan disitu," ujar Kombes Pol Argo Yuwono, saat dikonfirmasi, Kamis (15/11/2018).
Anggota keluarga yang mempunyai mobil tersebut telah dimintai keterangan oleh polisi.
Mobil tersebut memang biasa dinyalakan korban untuk dipanasi mesinnya setiap hari.
Hubungan keluarga
HS, pria yang diduga membunuh satu keluarga di Bekasi ternyata memiliki hubungan keluarga dengan Istri korban, Maya Ambarita yang turut meninggal dunia dalam peristiwa tersebut
"HS ini masih ada hubungan saudara dengan korban yang perempuan," ujar Argo Yuwono.
Argo mengatakan usia HS masih di bahwa 30 tahun dan statusnya menganggur.
Baca: Terduga Pembunuh Satu Keluarga di Bekasi Ditangkap di Tasikmalaya
"Yang bersangkutan sudah tidak bekerja selama tiga bulan. Tadinya kerja di perusahaan di Cikarang," jelas Argo.
HS kerap menginap di rumah korban yang berada di Bojong Nangka, Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Dirinya kerap tidur di kos-kosan yang dijaga korban.
"Dia kadang-kadang memang tidur di kos-kosan itu," ungkap Argo.
Luka di leher
Kepala Instalasi Forensik RS Bhayangkara Polri Tingkat I Said Sukanto, Kombes Pol Edy Purnomo mengatakan korban pembunuhan satu keluarga di Bekasi alami luka di leher dan kepala.
"Luka ada di leher semua. Memang ada yang di dada tapi tidak terlalu fatal. Tapi umumnya yang fatal sekali ada di leher dan di kepala," kata Edy di RS Polri Bhayangkara Polri Tingkat I Said Sukanto Kramat Jati Jakarta Timur pada Selasa (13/11/2018).
Edy mengatakan, keempat korban memiliki luka yang diakibatkan benda tumpul.
Luka tersebut ditemukan di bagian leher sampai kepala keempat korban.
Selain luka yang disebabkan benda tumpul, ditemukan pula luka yang diakibatkan senjata tajam khusus untuk korban dua orang dewasa yang merupakan pasangan suami istri.
"Jadi campuran. Tidak murni senjata tajam. Ada yang senjata tajam dan senjata tumpul bersamaan," kata Edy.
Tidak ada kerusakan
Polisi tidak menemukan kerusakan di rumah korban pembunuhan satu keluarga di Bekasi.
Penyidik tidak melihat ada barang yang rusak di rumah yang berada di kawasan Bojong Nangka, Pondok Melati, Kota Bekasi tersebut.
"Tidak ada kerusakan (di kediaman). Bersih. Tumpukan kerupuk pun tidak berantakan. Semua rapih," ujar Argo, Kamis (15/11/2018).
Begitu pun pada pintu atau kunci rumah yang ditempati keluarga Diperum Nainggolan (38) tidak mengalami kerusakan.
"Sementara ini kita melihat tidak ada pintu yang dicongkel," kata Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Indarto, Selasa (13/11/2018).
Indarto menambahkan, pihaknya juga sempat menemukan sebilah gunting yang tergeletak di dekat jenazah korban yang ditemukan terkapar di ruang tengah atau ruangan televisi.
"Tadi ada beberapa sudah kita amankan berupa gunting, tapi kita akan cek apakah gunting itu memang digunakan atau kebetulan ada di TKP," jelas dia.
Keluarga Diperum Nainggolan diketahui memiliki usaha toko kelontong yang juga jadi rumah tinggal korban.
Baca: Polisi Lacak Keberadaan Mobil Kakak Korban Pembunuhan yang Hilang di Bekasi
Pada pintu toko rolling door tidak ditemukan juga adanya kerusakan atau bekas congkelan.
Selain toko kelontong, korban juga mengelola satu komplek kos-kosan yang berada di belakang kediamannya.
Usaha kos itu milik kakak kandung korban bernama Doglas Nainggolan.
Adapun akses masuk menuju pintu utama rumah korban berada satu gerbang dengan komplek kos-kosan.
Jimmy seorang penghuni kos mengatakan, setiap hari pukul 23.00, gerbang tersebut dikunci pengelola kos.
Tidak ada seorangpun yang bisa masuk tanpa seizin Doglas atau Diperum jika datang lebih dari pukul 23.00.
Karena kunci gerbang sengaja tidak diberikan kepada penghuni kos agar kemanan kos lebih terjaga.
"Yang punya kunci itu cuma Pak Doglas, Pak Diperum sama aku, karena kebetulan aku sudah empat tahun tinggal di sini dan kadang suka pulang hingga larut malam," jelas dia.
Adapun jika penghuni kos pulang larut malam pasti harus mengabari pengelola kos, Diperum atau Doglas.
Biasanya penghuni kos yang pulang larut malam akan menelpon untuk dibukakan pintu.
"Saat kejadian saya kebetulan sudah tidur dari pukul 24.00, saya enggak denger sama sekali suara ribut-ribut atau apa sampai jam 24.00 itu," ungkapnya. (tribunnews.com/ tribunjakarta.com/ wartakotalive.com)