Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Pembunuhan Keluarga: Bapak Kos yang Terbuang, Dendam Hingga Undangan Cari Persiapan Natal  

Haris Simamora membunuh Diperum dan Maya pada Senin (12/11/2018), saat keduanya sudah tertidur di ruang televisi rumah mereka

Editor: Sanusi
zoom-in Kasus Pembunuhan Keluarga: Bapak Kos yang Terbuang, Dendam Hingga Undangan Cari Persiapan Natal   
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas kepolisian menunjukkan tersangka berinisial HS saat rilis kasus pembunuhan satu keluarga, di Polda Metro Jaya, Jumat (16/11/2018). Pihak kepolisian telah menetapkan HS sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan terhadap satu keluarga yang tinggal di Jalan Bojong Nangka 2, Pondok Melati, Bekasi pada 13 November 2018. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Seperti dibilang 'tidak berguna'," ungkap Argo.

Tak sekadar hinaan, ucapan kasar juga kerap terlontar kepadanya.

"Kadang kalau tidur di sana, pas pagi hari dibangunkan pakai kaki," sambung Argo.

Mobil Nissan masih terparkir

Penghuni kos bernama Jimmy mengaku aneh saat tiba di kos-kosan mendekati Senin (12/11/2018) berganti hari.

Saat masuk gerbang pukul 23.30 WIB ia tak merasakan hal mencurigakan.

Biasanya Diperum keluar menegur Jimmy yang acap pulang larut malam, tapi tidak pada malam itu.

Berita Rekomendasi

"Saya masuk, saya gembok dan kunci lagi gerbang seperti semula. Karena harus dirantai, biasanya kalau rantainya bunyi, almarhum keluar, lalu menegur. 'Bang baru datang ya?' Tapi tadi enggak ada," tutur Jimmy.

Malam itu Jimmy tidak menemukan satu mobil korban lainnya, Honda CRV, yang biasa terparkir di depan rumah.

"Tapi Nissan X-Trail ada. Biasanya tiga mobilnya di sini. Pas paginya tinggal satu mobil saja yang boks. Tapi saya enggak tahu ya, ketiga mobil itu punya korban semua atau tidak," ucap dia.

Entah jam berapa Haris kemudian keluar rumah Diperum dan membawa mobil Nissan X-Trail yang saat itu masih terparkir di depan rumah korban.

Agus Sani, Ketua RT setempat, mendengar informasi dari petugas keamanan hingga pukul 02.00 WIB, tidak ada sesuatu mencurigakan di lingkungan sekitar lokasi rumah Diperum.

"Saya tanya petugasnya (satpam) sampai jam dua di sini gak ada apa-apa, taunya pagi-pagi dikabarin ada korban," kata Agus pada Selasa (13/11/2018).

Petugas keamanan hanya melihat mobil melintas pagi hari sebelum adanya laporan Diperum, istri dan dua anaknya ditemukan tewas sekitar pukul 06.30 WIB.

"Ya itu enggak tahu, enggak jelas. Ada mobil cepat lewat kata sekuriti di sini," ungkap dia.

Jeritan perempuan tengah malam

Tetangga penghuni kos-kosan sempat mendengar jeritan perempuan malam itu.

Nining mengatakan jeritan tersebut terdengar cukup keras dari arah rumah korban sehingga ia dan suaminya terbangun.

"Saya sama bapak dengar jeritan. Jerit perempuan, tidak bilang apa-apa, kayak orang kesakitan begitu. Menjerit, hampir semenit," kata Nining ditemui di kontrakannya pada Jumat (16/11/2018).

Nining tak menghiraukan suara jeritan tersebut dan berharap tidak ada apapun yang terjadi di area kos-kosannya.

"Saya cuma baca istighfar saja, siapa yang tidak merinding sampai saya enggak bisa tidur lagi. Ya saya tidak tahu, itu setan saja mungkin," ujar Nining.

Nining tidak menyangka dan kaget pada pagi harinya ternyata keluarga pengelola kontrakannya ditemukan tewas.

Setelah membunuh, Selasa (13/11/2018) pagi Haris melarikan mobil Nissan X-Trail nomor polisi B 1075 UOG dan berhenti di sebuah kontrakan Ameera, Cikarang Utara pada pukul 10.00 WIB.

Linggis yang dipakai untuk membunuh Diperum dan keluarganya, Haris bawa juga dan menyimpannya di dalam mobil.

Ia datang ingin mengontrak salah satu unit dengan memberikan uang muka Rp 400 ribu dari seharusnya Rp 900 ribu.

"Sisanya akan dibayar berikutnya, ya enggak masalah," jelas Johan, salah satu pengelola kontrakan Ameera di Cikarang Utara, Bekasi, Kamis (15/11/2018).

Johan pun mengantarkan Haris ke unit yang diinginkan. Setelah itu dia pergi dan berjanji akan pulang malamnya.

"Pagi dia datang. Janjinya, mau balik lagi malam. Jadi, dia hanya titip mobil saja. Setelah itu langsung pergi lagi," sambung dia.

"Iya sudah diparkir saja di situ, terus tidak tahu lagi kemana," ucap Johan.

Hari itu Haris sempat pergi ke klinik untuk mengobati jarinya yang terluka. Kepada perawat, HS berdalih jari luka itu akibat jatuh.

Alif Baihaqi (28) pemilik kontrakan Ameera mengaku berpapasan dengan Haris.

"Dia cuma 10 menitan di kontrakan saya, dia datang, liat kamar, naruh mobil, terus balik lagi, jalan kaki baliknya," kata Alif.

Berita terbunuhnya satu keluarga di Bekasi sudah tersebar.

Pengelola kontrakan Ameera segera melaporkan mobil Nissan X-Trail ke polisi.

Satu penghuni kontrakan mengaku kenal Haris saat masih bekerja di PT Ustra Tampil Indonesia.

Penghuni tersebut kaget, rupanya sudah banyak polisi mencari informasi Haris di kantornya. Tapi penghuni tadi tak memberikan informasi apapun kepada polisi.

Tiba di kontrakan, penghuni yang mengenal Haris bercerita kepada pengelola kontrakan, bahwa Haris yang tadi pagi ingin menyewa kos adalah buronan polisi dalam kasus pembunuhan di Bekasi.

"Akhirnya, pagi itu kita lapor ke Polres. 'Bener nggak mobilnya itu' oh iya bener. Kata Polres Metro Bekasi," ungkap Alif.

Setelah itu polisi langsung mendatangi kontrakan Ameera pada Rabu (14/11/2018) pagi dan menemukan mobil Nissan X-Trail yang hilang dari rumah korban.

Alif kemudian berbicara kepada polisi bahwa ia menyimpan nomor telepon terduga pelaku.

Ia menawarkan untuk mencoba menghubungi dengan alibi menanyakan tagihan pelunasan uang sewa kontrakan.

"Saya telepon enggak diangkat lalu saya sms, 'Kapan mau diisi dan masih ada kekurangan Rp 500 ribu. Kapan bisa dilunasi?' Lalu dia bales, 'oh iya nanti pak saya transfer pakai m-banking, sekarang saya lagi meeting.' Gitu ngomongnya pas balas sms saya," jelas dia.

Dari komunikasi itu akhirnya polisi mencoba melacak nomor telepon terduga pelaku yang masih aktif.

"Lalu saya juga disuruh sms lagi tanyain sudah ditransfer belum. Terus dilacak lagi dia ada di mana. Begitu kata polisinya. Ya sudah, habis itu polisi bilang enggak usah di-sms lagi," ungkap Alif.

Berkat informasi itu, polisi menangkap Haris di sebuah saung di kaki Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat, Rabu (14/11/2018) malam.

Dari barang bawaannya, polisi menemukan kunci Nissan X-Trail. Ia mengaku ke gunung untuk menenangkan diri setelah membunuh Diperum dan keluarganya.

Misteri linggis

Warga sekitar jembatan Tegal Danas, Hargamukti, Cikarang Pusat, sempat melihat Haris membuang sesuatu, belakangan diketahui linggis, ke Kalimalang.

Pedagang Adnani (34) yang biasa berjualan di sekitar jembatan melihat Haris memarkirkan mobil Nissan X-Trail pada Selasa (13/11/2018).

"Waktu itu memang saya sempat melihat ada mobil abu-abu berhenti di atas jembatan, besoknya saya lihat di televisi mobil sama persis, behenti di atas jembatan," kata Adnani pada Sabtu (17/11/2018).

Kondisi sekitar lokasi cukup sepi karena telah larut malam. Ia tak mempedulikan Haris yang berada di seberang jalan.

Dia hanya sepintas melihat Haris turun dari mobil setelah itu tidak lagi memperhatikan aktivitasnya.

"Dia berhenti agak lama," jelas dia.

Hari ini polisi menghadirkan Haris di lokasi ia membuang linggis di Kalimalang.

Dari atas jembatan dia mengaku melempar linggis ke pinggir kali sisi selatan Kalimalang.

“Ada di sana pak,” kata Haris sambil menunjuk ke arah yang dimaksud.

Setelah memberikan titik pembuangan linggis, Haris kembali digelandang ke dalam mobil.

Sementara enam anggota penyelam Ditpolair Polda Metro Jaya langsung menyiapkan sejumlah peralatan untuk mencari linggis di kali.

Karena kondisi arus menguat diprediksi di hulu sedang hujan deras. Begitu juga jarak pandang terbatas, pencarian linggis pun dihentikan.

Penyelam Iptu Ketut Suwastika mengatakan, selain arus deras, linggis dibuang dekat dengan pintu air.

"Kami terbentur dengan pintu air, jadi terlalu dekat dengan pintu air. Sehingga kita tidak bisa bertahan lama di bawah," kata Ketut di lokasi.

Selain itu kondisi dasar sungai Kalimalang berlumpur cukup tebal. Kedalaman kata Ketut diperkiran sekitar lima meter.

Pihaknya masih akan menunggu perintah lanjutan, jika proses pencarian dilakukan kembali, tim penyelam siap diterjunkan.

"Hari ini karena perkembangan tadi tambah sore tambah deres, nanti nunggu perintah dari komandan di Polda, nanti kita yang jelas secara teknis kita siap saja lakukan penyelaman," kata dia.

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas