Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

KNKT Jelaskan Kronologi Lion Air PK-LQP Kehilangan Daya Angkat Hingga Jatuh

KNKT menyebutkan, data yang ia dapatkan memperlihatkan pesawat mengalami stall atau kehilangan daya angkat sehingga terjatuh

Penulis: Ria anatasia
Editor: Sanusi
zoom-in KNKT Jelaskan Kronologi Lion Air PK-LQP Kehilangan Daya Angkat Hingga Jatuh
Tribunnews/JEPRIMA
Petugas saat membawa Black Box (FDR) Lion Air JT 610 di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/11/2018). Black Box ditemukan dikedalaman 30 meter oleh tim penyelam TNI AL dari Batalyon Intai Amfibi dan akan dilakukan pengecekan di laboratorium KNKT. (Tribunnews/Jeprima) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNTK) memaparkan kronologi jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP melalui pembacaan sebagian data pada kotak hitam atau blackbox.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menyebutkan, data yang ia dapatkan memperlihatkan pesawat mengalami stall atau kehilangan daya angkat sehingga terjatuh.

"Garis merah di sini menunjukkan pesawat alami stall atau stick shaker. Jadi kemudi di sisi kapten pesawat bergetar mengindikasikan pesawat akan alami stall," jelasnya pada rapat kerja bersama Komisi V DPR, Menhub Budi Karya Sumadi, Basarnas, BMKG dan lainnya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (22/11/2018).

Ia melanjutkan, terdapat fitur Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) dalam pesawat, yang berfungsi untuk mencegah hidup pesawat naik terlalu tinggi (angle of attack) dan alami stall.

Namun, berdasarkan catatan black box, ketika MCAS hendak menurunkan hidung pesawat saat terjadi angle of attack, sang pilot diduga berusaha menaikkannya kembali. Kondisi ini mengakibatkan pesawat kehilangan daya angkut dan terjatuh.

"Jadi setelah trim down, dilawan pilotnya trim up, terus sampai dengan akhir penerbangan. Beban kemudi jadi berat kemudian pesawat turun," paparnya.

Dalam penerbangan sebelumnya, yaitu rute Denpasar-Jakarta, pesawat ini menurutnya turut mengalami kondisi serupa. Namun, sang pilot mematikan MCAS untuk menghindari konflik ketika hidung pesawat berusaha dinaikkan.

Berita Rekomendasi

Dari kejadian itu, pabrikan pesawat Boeing membuat petunjuk untuk seluruh operator penerbangan pesawat. Petunjuk itu merekomendasikan agar pilot mematikan MCAS ketika terjadi hal serupa.

"Prosedur yang dia (pilot penerbangan Denpasar-Jakarta) lakukan belum ada sebelumnya. Dia punya inisiatif sendiri matikan automatic trim. Pilot-pilot tidak diberi training seperti itu," jelasnya.

"Sekarang sudah dibuat Boeing menjadi prosedur yang berlaku untuk semua pilot yang bawa pesawat jenis ini, bila terjadi matikanlah automatic trim," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, pesawat Lion Air nomor penerbangan JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018).

Pesawat yang baru beroperasi pada 15 Agustus 2018 itu diketahui membawa 189 orang, yang terdiri dari 178 penumpang dewasa, 1 orang anak, 2 bayi, dan 8 awak pesawat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas