Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

GARDA Sebut Tarif Grab untuk Pengemudi Lebih Rendah Ketimbang Go-Jek

Tarif Grab Bike yang diterima pengemudi sebesar Rp 1.200 per kilometer untuk perjalanan jarak dekat, sedangkan tarif Go-Jek Rp 1.600.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in GARDA Sebut Tarif Grab untuk Pengemudi Lebih Rendah Ketimbang Go-Jek
KOMPAS IMAGES
Ilustrasi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan komparasi yang dilakukan Gerakan Aksi Roda Dua (GARDA) di lapangan, tarif per kilometer yang diterima mitra pengemudi Grab Bike lebih rendah daripada Go-Jek.

Tarif Grab Bike yang diterima pengemudi sebesar Rp 1.200 per kilometer untuk perjalanan jarak dekat, sedangkan tarif Go-Jek Rp 1.600.

"Memang tarif Go-Jek untuk mitra pengemudi masih lebih tinggi ketimbang tarif Grab sejak dulu. Bahkan, sampai akhirnya Go-Jek ikut menurunkan tarif jadi Rp 1.600 per kilometer (tetap masih lebih tinggi)," kata Presidium GARDA Igun Wicaksana kepada media, Kamis (6/12/2018).

Igun menilai penyesuaian tarif untuk mitra pengemudi yang dilakukan Go-Jek, jelas dipicu tarif Grab yang sudah lebih dahulu terlampau rendah.

Baca: Bunuh 4 Pekerja Seks, Petugas Perbatasan AS Hadapi Hukuman Mati

"Karena Go-Jek kalah harga dari Grab, pasti mereka akan ikut menurunkan tarif. Akhirnya benar terjadi. Kami menyayangkan adanya perang tarif ini," ujarnya.

Penetapan tarif bagi pengemudi yang terlampau rendah, lanjut Igun, adalah bukti Grab tidak memperhatikan aspek kemanusiaan mitranya.

Tarif yang sangat rendah membuat pengemudi dipaksa bekerja lebih keras, sehingga akhirnya berpengaruh pada sisi keamanan dan pelayanan.

Berita Rekomendasi

Akibat dari terlampau keras bekerja demi mengejar insentif yang layak, pengemudi bisa kelelahan dan memicu kecelakaan di jalan.

"Ini yang tidak pernah dipikirkan oleh Grab, bahwa tarif sangat murah itu justru berpengaruh pada keamanan," ucap Igun.

Persoalan tarif yang terlalu rendah ini pun memicu fenomena perpindahan pengemudi Grab ke Go-Jek.

Mereka memutuskan migrasi karena merasa tidak ada perhatian dari manajemen Grab terhadap nasib mitranya.

Baca: Sempat Dipenjara dan Disiksa, Inilah Sheikha Latifa, Putri Kerajaan Dubai yang Kabur dari Istana

Faktor ekonomi dan jaminan kesejahteraan memang menjadi alasan utama adanya migrasi tersebut.

"Itu tindakan yang sangat rasional dari para pengemudi. Ketika merasa tidak ada jaminan kesejahteraan, tentu mereka melihat opsi lain," ujar Igun.

Sebelumnya, Managing Director Grab Indonesia Rizki Kramadibrata mengkritik kebijakan Go-Jek yang melakukan penyesuaian tarif.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas