Jakarta Antisipasi Ancaman Demam Berdarah
Jumlah nyamuk aedes aegypti, pembawa penyakit BDB katanya akan meningkat seiring dengan tingginya curah hujan dan kelembaban.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memasuki puncak musim penghujan yang diperkirakan jatuh pada bulan Februari dan Maret 2019 mendatang, ancaman penyakit demam berdarah dengue (DBD) semakin nyata.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta pun menetapkan status waspada.
Status tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti karena sepanjang bulan Februari dan Maret 2019, seluruh wilayah DKI Jakarta dikategorikan waspada menghadapi Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD.
Pasalnya, jumlah nyamuk aedes aegypti, pembawa penyakit BDB katanya akan meningkat seiring dengan tingginya curah hujan dan kelembaban.
Hal itu diperkirakan terjadi dalam beberapa hari atau pekan selama musim penghujan.
Baca: Polisi Pastikan Kasus Korupsi Kemah Pemuda Tetap Lanjut
"DBD diprediksi akan meningkat beberapa hari atau minggu setelah musim hujan pada awal tahun 2019 ini," ungkapnya dihubungi pada Minggu (27/1/2019).
Imbauannya beralasan, sebab merujuk data Dinas Kesehatan DKI Jakarta sepanjang tahun 2018, tercatat ada 2.947 kasus DBD di Ibukota dengan insidence rate (IR) sebesar 28,15 per 100.000 penduduk. Sementara tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) sebesar 0,07 persen.
Dipaparkannya, Kabupaten Kepulauan Seribu merupakan wilayah yang memiliki IR tertinggi, yakni sebesar 41,4 per 100.000 penduduk sepanjang tahun 2018.
Namun, wilayah Jakarta Barat yang disorotinya, mengingat cakupan wilayah dan besarnya jumlah penduduk.
Pada tahun 2018, wilayah Jakarta Barat memiliki IR sebesar 37,0 per 100.000 penduduk atau meningkat dari tahun sebelum, yakni IR sebesar 32,41 per 100.000 penduduk pada tahun 2017 dengan 3.362 kasus dan satu kematian atau CFR sebesar 0,03 persen pada tahun 2017.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.