Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Sederet Fakta Kasus Pembunuhan Anak Punk di Pamulang: Lahan Mengamen, Diculik, dan Perencanaan

Kasus penemuan mayat di lahan kosong bekas gerai Seven Eleven, dekat persimpangan Gaplek, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel) semakin terang.

Tribun X Baca tanpa iklan
Penulis: Adi Suhendi
zoom-in Sederet Fakta Kasus Pembunuhan Anak Punk di Pamulang: Lahan Mengamen, Diculik, dan Perencanaan
TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir
Aparat kepolisian dari Polres Tangsel dan Polsek Pamulang menggelar rekonstruksi kasus pembenuhan anak punk yang jenazahnya ditemukan di persimpangan Gaplek, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (6/2/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus penemuan mayat di lahan kosong bekas gerai Seven Eleven, dekat persimpangan Gaplek, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), semakin terang setelah kepolisian menangkap pelakunya.

Diketahui, mayat ABG tanpa identitas ditemukan seniman Reog Ponorogo jalanan yang hendak buang air kecil di semak-semak, Rabu (16/1/2019).

Kapolsek Pamulang, Kompol Endang Sukmawijaya, menjelaskan saat ditemukan ada beberapa luka bekas senjata tajam pada jenazah ABG tersebut.

Bahkan kondisi telinga dan jari kelingking korban putus.

Baca: Berencana Sampaikan Pledoi, Eni Mengharapkan Dapat Keadilan

"Luka tusuk di bagian punggung, telinga sebelah kiri putus, jari tangan kelingking kiri putus," ucap kompol Endang, Rabu (16/1/2019).

Dari kondisi jenazah, Endang memperkirakan, jenazah belum lama meninggal karena kondisi mayat masih belum kaku.

Kemudian sekira pukul 17.30 WIB pada hari yang sama, beberapa orang mendatangi Polsek Pamulang.

Berita Rekomendasi

Seorang pria diantaranya histeris dan mengaku sebagai kakak dari mayat tanpa identitas tersebut.

Belakangan diketahui, korban bernama MR (16).

Berbekal petunjuk yang berada di lokasi penemuan jenazah dan identitas korban, kepolisian pun bergerak cepat untuk melacak pelaku pembunuhan tersebut.

Baca: Fahri Hamzah Sebut Suara Jokowi Tergerus 5% Pasca Ahmad Dhani Dipenjara: Nilai Saya Sedikit di Atas

Akhirnya, jajaran Polres Tangerang Selatan meringkus tiga tersangka utama pembunuhan terhadap MR.

Ketiga begundal itu masing-masing atas nama Ikkiusan (20), Mudiansyah alias Comot (29), dan Afri Dandi (20) yang diduga menjadi otak pembunuhan sadis.

MR dibunuh secara kejam dengan cara ditusuk dan telinga serta kelingkingnya dipotong para tersangka.

Dendam

Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Ferdy Irawan menjelaskan sebelum peristiwa pembunuhan, terjadi tawuran antar dua kelompok punk jalanan dari dua teritori yakni Kecamatan Ciputat dan Kecamatan Pamulang.

Tersangka pembunuhan sadis anak punk di bawah umur saat rilis pengungkapan di Mapolres Tangerang Selatan, Serpong, Senin (4/2/2019)
Tersangka pembunuhan sadis anak punk di bawah umur saat rilis pengungkapan di Mapolres Tangerang Selatan, Serpong, Senin (4/2/2019) (Warta Kota/Zaki Ari Setiawan)

Balas dendam pun menjadi alasan kenapa MR yang berasal dari Kecamatan Ciputat dihabisi dengan cara sadis.

"Motif dari kejadian ini adalah unsur balas dendam akibat pertikaian anak punk satu hari sebelumnya," terang Ferdy di Mapolres Tangerang Selatan, Senin (4/2/2019).

Menurut Ferdy, keributan satu hari sebelum pembunuhan MR disebabkan perebutan lahan tempat mengamen.

"Karena salah satu sumber penghasilan mereka dengan mengamen," ujar Ferdy.

Baca: Fakta Kecelakaan Bus Kramat Djati, Kronologi, Daftar Korban hingga Sopir yang Sempat Kabur

Ikkiusan, pelaku yang melakukan tindakan kejam di beberapa bagian tubuh korban menjelaskan alasannya berani menghabisi nyawa Ridwan yang masih di bawah umur.

"Karena spontanitas, karena saya ditikam duluan (saat perkelahian satu hari sebelumnya-red)," jelas Ikkiusan.

Dari informasi yang dikumpulkan penyidik, jari dan kelingking korban dibuang di anak kali Ciliwung.

Sedangkan pisau yang menjadi alat bukti dibuang di Pelabuhan Ratu.

Sampai saat ini, polisi masih memburu 4 pelaku lainnya yang diduga terlibat dalam pembunuhan tersebut.

Diculik

Sebelum dibunuh, korban diculik dua orang.

E (15), rekan korban yang merupakan anak punk bercerita, sekitar pukul 13.00 WIB , ia dan korban sedang berjalan di bilangan Pasar Ciputat.

Kemudian datang dua orang dengan mengendarai satu sepeda motor, satu di antaranya mengenakan seragam ojek online.

Sebelum korban dipaksa ikut mereka, keduanya menanyakan nama seseorang kepada E dan MR.

"Saya sama korban diberentiin sama dua orang, dia nanya kenal ini ga, kita jawab ga tau kita baru sampe. Terus korban dipaksa ikut sama mereka, padahal udah nolak," kata E di Polsek Serpong.

Baca: Maling Ini Hendak Kabur dari Kejaran Warga, Lari ke Gang Buntu, Tubuhnya Babak Belur Dihajar Massa

E kemudian melaporkan hal tersebut kepada seniornya yang juga anak punk, Cimen.

"Tau dia meninggal dari medsos, grup, ada yang ngirim video tapi ciri-cirinya kaya MR. E juga ngadu ke saya kalau korban diculik," ujar Cimen.

Cimen melanjutkan, pada malam sebelumnya, Selasa 15 Januari 2019, terdapat keributan antar anak punk di wilayah Gaplek Pondok Cabe.

Ia mengaku bahwa korban tidak tahu menahu tentang keributan tersebut.

"Padahal korban juga ngga ada semalem, dia kayanya lagi ngamen untuk bantu orangtuanya," ujarnya.

Sering berpindah tempat

Kapolres Tangerang Selatan AKBP Ferdy Irawan menjelaskan lamanya proses penangkapan para pelaku dikarenakan tiga orang tersangka pembunuh anak punk itu memiliki alamat yang berbeda-beda.

"Kenapa mereka lama tertangkapnya, karena mereka tidak memiliki alamat tetap. Satu dari Jambi, satu dari Gunung Sindur, dan satu tersangka dari Sawangan, Depok," kata Ferdy di Mapolres Tangerang Selatan, Senin (4/2/2019).

Ferdy mengatakan, mereka juga kerap berpindah-pindah tempat dan tidak menggunakan alat komunikasi.

"Sehingga kami butuh waktu untuk menangkap mereka," kata Ferdy.

Ketiga pelaku ditangkap di tempat dan waktu yang berbeda.

Baca: Kentut hingga Jarang Mandi, Ternyata 6 Kebiasaan Jorok Ini Berdampak Positif Bagi Kesehatan

Ikkiusan ditangkap di perempatan Yasmin, Jalan Raya Semplak, Bogor, 19 Januari 2019.

Sedangkan Comot diringkus di Pasar Modern Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, 21 Januari 2019.

Afri Dandi diamankan di tempat yang sama dengan Comot pada 23 Januari 2019.

Polisi masih memburu empat tersangka lainnya yang diduga terlibat dalam pembunuhan tersebut.

Direncanakan

Aparat kepolisian dari Polres Tangsel dan Polsek Pamulang menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap MR, Rabu (6/2/2019).

Tersangka yang sudah diamankan, Ikkiusan alias Ikkiu (20), Mudiansyah alias Comot (29) dan Afri Dandi (20), mempraktikan 26 adegan pembunuhan dengan korban MR (16).

"Rekon dilaksanakan untuk penyidik mendapatkan fakta yang rill di lapangan, bagaimana tersangka serta saksi yang mengalami dugaan tindak pidana yang kita sangkakan, pasal pembunuhan berencana," ujar Kasat Reskrim Polres Tangsel, AKP Alexander Yurikho, yang memimpin rekonstruksi, Rabu (6/2/2019).

Dalam beberapa adegan awal, terlihat ketiga tersangka dan empat tersangka lain yang diperankan aparat, berdiskusi merencanakan pembunuhan tersebut.

Baca: Sunat perempuan, praktik yang masih sering terjadi: Saya menjerit kesakitan

"Yang tadi dilaksanakan ada 26 adegan, mulai dari para tersangka merencanakan akan membalas dendam kepada kelompok korban akibat friksi di malam sebelumnya, dan terakhir kaburnya dan melarikan dirinya dengan membuang potongan tubuh," ujarnya.

Rekonstruksi juga menjelaskan proses penusukan oleh Comot dan Afri Dandi.

Setelah korban sekarat, Ikkiu datang dan mengiris telinga kiri serta jari kelingking kiri korban.

"Inti dari pembunuhannya ada di adegan 16 sampai 21, di mana korban dipukuli oleh tersangka sampai ditusuk, dan jari kelingking kiri dan daun telinga kiri dipotong," jelasnya.

Yurikho menekankan, hasil rekonstruksi semakin meyakinkan aparat untuk menyangkakan pasal 340 KUHPidana tentang pembunuhan berencana.

"Paling tidak, pasal pembunuhan berencana sudah tepat. Karena mereka merencanakan. Sudah dari awal membawa pisau, mengincar korban," katanya.

"Selain itu, mereka berencana melarikan diri. Mereka faktanya ditangkap di Kota Bogor sampai Kabupaten Sukabumi," ujarnya. (tribunjakarta.com/ wartakota)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
asd
Video Player is loading.
Current Time 0:00
Duration 0:00
Loaded: 0%
Stream Type LIVE
Remaining Time 0:00
Â
1x
    • Chapters
    • descriptions off, selected
    • subtitles off, selected
      Advertisement
      © 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
      Atas