Kehadiran Revolusi Industri 4.0 Ditandai Dengan Otomatisasi dan Digitalisasi kata Budi Karya Sumadi
Budi Karya Sumadi, mengajak kepada para millenial untuk mengembangkan segala potensinya demi menyongsong ekonomi kreatif di era Revolusi Industri 4.0.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Presidium II Perhimpunan Organisasi Alumni Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (Himpuni) sekaligus Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, mengajak kepada para millenial untuk mengembangkan segala potensinya demi menyongsong ekonomi kreatif di era Revolusi Industri 4.0.
“Saat ini Indonesia tengah bersiap menghadapi Revolusi Industri 4.0. Anak-anak muda, kaum Millenial harus kreatif. Ini untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas industri nasional,” ungkap Budi Karya kala membuka acara seminar dan dialog nasional keempat yang digelar Himpuni di Hall D2 Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/20199), yang mengangkat tema “Milenial Indonesia dalam Ekonomi Kreatif di Era Revolusi Industri 4.0.”
Menurutnya, Revolusi Industri 4.0 merupakan era dimana terjadi konektivitas secara nyata antara manusia, mesin, dan data. Artinya, kehadiran Revolusi Industri 4.0 ini ditandai dengan otomatisasi dan digitalisasi.
“Jadi nantinya semua industri mengharapkan adanya otomatisasi guna mendorong bisnisnya. Maka peran anak-anak milenial sangat dibutuhkan dengan inovasi-inovasinya untuk bisa menghadapi Revolusi Industri 4.0,” kata Budi Karya Sumadi.
Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasiona, Bambang Brodjonegoro, mengungkapkan bahwa terjadi perubahan dalam struktur kehidupan manusia karena perkembangan teknologi digital, termasuk di dunia industri.
“Sejak 2018, perusahaan besar yang menguasai pasar dunia adalah perusahaan yang berbasis teknologi. Artinya, di masa depan, kalau kita ingin menang dalam persaingan maka industri di Tanah Air mesti diarahkan pada industri berbasis teknologi,” jelas Bambang yang menjadi keynote speaker menggantikan Presiden Joko Widodo yang berhalangan hadir.
Sebagai bagian dari komponen bangsa, Perhimpunan Organisasi Alumni Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (Himpuni) yang beranggotakan 39 perguruan tinggi negeri seluruh Indonesia berkomitmen menjadi garda terdepan dalam membangun negeri, yakni membangun kapasitas sumber daya manusia, mendorong inovasi, dan mengutamakan industrialisasi untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju.
Sejumlah program kerja unggulan Himpuni dirancang untuk dapat mencapai tujuan organisasi serta memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia.
Salah satu program unggulan tersebut adalah seminar dan dialog nasional tematik yang diselenggarakan di sejumlah kota dengan menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai elemen seperti presiden, wakil presiden, menteri, pimpinan lembaga tinggi negara, akademisi, praktisi lintas disiplin ilmu yang kompeten di bidangnya.
Kali ini acara seminar dan dialog nasional keempat yang digelar Himpuni di Hall D2 Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/20199), mengangkat tema “Milenial Indonesia dalam Ekonomi Kreatif di Era Revolusi Industri 4.0.”
Setelah kata sambutan dari Koordinator Presidium II Perhimpunan Organisasi Alumni Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (Himpuni) Budi Karya Sumadi, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasiona Bambang Brodjonegoro memberikan keynote speech kepada hadirin.
Acara dilanjutkan dengan seminar dan dialog yang mengetengahkan empat narasumber dari lintas praktisi.
Pertama, Kim Chang-beom, Duta Besar Republik Korea untuk Indonesia, yang memaparkan pengalaman pengembangan ekonomi kreatif di Korea sehingga berkembang luas dan disukai di dunia sampai memunculkan fenomena K Wave.
Satu hal yang ditekankan Mr. Kim Chang-beom bahwa untuk menciptakan Indonesia Wave (I Wave) maka Milenial Indonesia mesti mencintai dan melestarikan budaya sendiri.
“Maka tidak hanya tugas pemerintah saja, tapi masyarakat Indonesia, terutama Generasi Milenial, juga harus berperan aktif untuk menciptakan I Wave,” tuturnya.
Kedua, musisi Gita Gutawa sebagai pelaku ekonomi kreatif di bidang seni. Dia menyatakan agar sukses di bisnis kreatif maka kaum Milenial mesti memiliki tiga hal, yaitu kebiasaan, kebisaan (keahlian), serta kreatif.
Narasumber lainnya, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf memaparkan data, di tahun 2017, pedapatan domestik bruto (PDB) dari ekonomi kreatif mencapai Rp989,15 triliun atau sekitar 7,38 persen dari PDB nasional.
“Usaha ekonomi kreatif juga menjadi sektor keempat terbesar menyerap 17,69 uta tenaga kerja atau menyerap 14,61 persen tenaga kerja sepanjang tahun 2017,” ujarnya.
Sebagai narasumber pamungkas, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara menyatakan, guna mendukung industri kreatif di Tanah Air berkembang di era Revolusi Industri 4.0, pemerintah telah memangkas berbagai peraturan dan perizinan agar pelaku industri kreatif bisa cepat memulai usahanya.
“Selain jadi regulator, pemerintah menjadi fasilitator bagi kaum Milenial agar mereka dapat memanfaatkan teknologi digital secara optimal dengan jaringan internet yang cepat. Belum lama, pemerintah sudah membangun tol langit, Palapa Ring. Pertengahan tahun 2019 ini, semua kabupaten dan kotamadya telah terhubung dengan internet berkecepatan tinggi,” papar Rudiantara.
Acara seminar dan dialog nasional dari Himpuni ini dihadiri oleh lebih dari 5000 orang yang memadati ruangan. Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan penampilan kocak Cak Lontong dan Cak Akbar dan ditutup dengan aksi memikat grup band Kotak.