Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terkena Tembakan, Ayah Korban Kerusuhan 22 Mei Ikhlaskan Kematian Sang Putra

Dia kena tembak. Saya lihat ada lubang ditubuhnya pas lagi dibersihin Adamnya. Kata dokter kena tembak jarak dekat

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Terkena Tembakan, Ayah Korban Kerusuhan 22 Mei Ikhlaskan Kematian Sang Putra
Tribunnews/JEPRIMA
Sejumlah massa aksi 22 Mei terlibat bentrok dengan aparat kepolisian seusai melakukan penyampaian pendapatnya didepan Gedung Badan Pengawas pemilu (Bawaslu), Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Nurwasito, 42 tahun, mengaku telah mengikhlaskan kematian putera pertamanya, Adam Nooryan, yang terjadi saat kerusuhan 22 Mei 2019 kemarin.

Warga Sawah Lio, Tambora, Jakarta Barat ini juga tidak akan membawa ke ranah hukum terkait penyebab kematian anaknya yang terkena tembakan peluru tajam.

Nurwasito juga sempat bercerita ia sempat melihat luka bekas peluru tajam yang terdapat di bagian depan dan belakang tubuh anaknya saat proses pembersihan jenazah yang dilakukan di RS Tarakan, Jakarta.

Demonstran terlibat bentrok dengan polisi saat menggelar Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Demonstran terlibat bentrok dengan polisi saat menggelar Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

“Dia kena tembak. Saya lihat ada lubang ditubuhnya pas lagi dibersihin Adamnya. Kata dokter kena tembak jarak dekat karena tembus di depan satu, tiga di belakang,” kata Nurwasito.

“Tapi saya ikhlas saja, sudah jalan dari Allah disana. Kalau ada yang mau proses hukum terserah aja, tapi saya ikhlas,” sambung Nurawasito saat ditemui di kediamannya di Sawah Lio, Tambora, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019).

Nurwasito menceritakan kalau ia tidak mau permasalahan panjang karena merasa kasihan dengan sang putera jika kematiannya tidak diikhlaskan.

Demonstran terlibat bentrok dengan polisi saat menggelar Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Demonstran terlibat bentrok dengan polisi saat menggelar Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Oleh sebab itu, Nurasito dan istri Yuliana juga menolak dilakukannya ototpsi pada tubuh puteranya yang berusia 19 tahun itu.

Baca: MUI Minta Aparat Tindak Tegas Provokator

Berita Rekomendasi

“Dokter bilang ini sebenarnya udah ranah hukum, saya gak mau. Kata saya enggak kalau polisi harus otopsi, kasihan almarhum,” ujar Nurwasito.

Nurwasito yang saat ditemui mengenakan baju koko abu-abu, serta sarung dan peci dan siap berangkat salat dzuhur itu pun berharap masyarakat dan aparat penegak hukum dapat menahan diri agar kejadian seperti yang dialami anaknya tidak terulang lagi.

Ia juga berharap kondisi kembali normal dan keadaan bisa menjadi damai seperti sebelum kerusuhan 22 Mei itu terjadi.

Demonstran terlibat bentrok dengan polisi saat menggelar Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Demonstran terlibat bentrok dengan polisi saat menggelar Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

“Aparat harus bisa nahan, masyarakat harus bisa nahan. Kalau masyarakat kan gak punya senjata, kalau emang gas air mata gak masalah masyarakat mundur. Tapi kalau udah peluru gitu kasihan juga. Semoga cepat selesai lah,” pungkas Nurwasito.

Nurwasito mengetahui kabar anaknya yang mendapatkan tembakan melalui telepon yang diterima istrinya dari teman Adam Nooryan pada Rabu (22/5/2019) pagi sekitar pukul 04.30.

Saat tiba di RS Tarakan sekitar pukul 05.00 pagi, nyawa sang putera yang diduga mengalami penembakan dikawasan kolong Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat itu sudah tidak tertolong lagi dan langsung dimakamkan usai waktu salat dzuhur.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas