Tak Ada Biaya Mudik, Sejumlah Warga Kampung Bandan Berlebaran di Pengungsian
Diketahui 40 persen diantaranya yang memiliki lahan pribadi membangun rumahnya kembali.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Afriyani Garnis
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 3.500 jiwa warga Kampung Bandan di RT 11, 12 dan 13 kehilangan rumahnya akibat kebakaran yang melanda RW 05 Kampung Bandan, Pademangan, Sabtu (11/5/2019) lalu.
Diketahui 40 persen diantaranya yang memiliki lahan pribadi membangun rumahnya kembali.
Jelang Hari Raya Idul Fitri 1440 H yang sudah ditetapkan Rabu (5/6/2019), sejumlah warga masih tinggal di pengungsian dan akan merayakan lebaran di sana.
Ketua RW 05 Kampung Bandan, Muhammad Darta menyebutkan 60 persen warganya sudah kembali ke kampung halamannya.
Itu artinya 40 persen sisanya berlebaran di Kampung Bandan dengan situasi seadanya.
Satu diantaranya, Silvani (20) seorang warga yang masih tinggal di tenda pengungsian.
Dirinya mengaku tidak pulang kampung karena keterbatasan biaya.
Baca: Presiden AS Donald Trump Beri Ucapan Selamat Idul Fitri kepada Umat Muslim
Bahkan persiapan untuk berlebaran pun tak terlalu diperhatikannya.
"Baju lebaran enggak beli, cuma anak saja, enggak ada biaya," ucapnya saat ditemui di tenda pengungsian, Senin (3/6/2019).
Jika ada biaya, ibu satu anak itu berkeinginan pulang ke kampungnya di Brebes, Jawa Tengah.
Namun karena keterbatasan, hal itu diurungkannya karena kebutuhan lain.
Selain Silvani, Saonah (61) juga mengaku tak mudik.
Hal itu dilakukannya karena memang kedua orangtuanya sudah tiada dan seluruh keluarganya berada di Jakarta.
Saonah masih mengingat saat kontrakannya dilalap si jago merah.
Saat itu ia sedang menjalankan rutinitasnya berjualan minuman di dekat Stasiun Kampung Bandan.
Saat sedang duduk, kepulan asap tebal mencuri perhatiannya.
Seketika, wanita 63 tahun itu membangunkan suaminya yang tertidur.
"Suami saya bangunkan, dan langsung berlari kesana, saya kan kakinya sakit jadi enggak bisa bantu," katanya.
Diakuinya, saat itu kondisinya sempat memburuk dan tensinya sempat tinggi. Bahkan Saonah mengaku syok dan trauma dengan kejadian tersebut.
"Kaget kali ya, darah saya tinggi saat itu. Mau dirujuk ke rumah sakit tapi saya enggak mau," tambahnya.
Saonah mengaku sudah tinggal di Kampung Bandan sejak tahun 1973. Hal itulah yang membuatnya sudah tak mengenal kampung halamannya.
"Lebaran tahun ini ya di sini, kampung enggak ada," ucapnya.
Usai lebaran, Saonah berharap agar bisa mengontrak kembali. Pasalnya saat ini ia menumpang di rumah sanak saudaranya dan berkeinginan mengontrak sendiri.
"Ya harapannya sesusah lebaran bisa ngontrak lagi, dibangun lagi kontrakannya sama yang punya. Kalau pun ada mau dipindahkan saya mau minta supaya dikasih tempat yang bisa mudahkan saya karena kaki saya kurang sehat," kata dia.
Sementara Silvani berharap agar bantuan tak pernah putus diberikan pemerintah.
"Minta ya dikasih bantu terus supaya kita bisa terbantu, ini kan tendanya juga mau dibongkar makanya bingung. Paling kerumah saudara," tutupnya.
Diketahui, warga Kampung Bandan sebagian diantaranya akan Salat Ied di Masjid Al-Hidayah dekat Stasiun Kampung Bandan, Ancol.