Penjaga Lahan Ditembak dan Dibacok di Bekasi, Kuasa Hukum Duga Pelaku Orang Suruhan
"Perkara sengketa lahan masih porses, tinggal nunggu saja kesungguhan polisi mengungkap kasus penyerangan tersebut," ungkap Budiono
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Budiono, kuasa hukum korban penyerangan di lahan Jalan KH Noer Ali, Bekasi Selatan mengaku lahan yang dijaga para korban saat ini masih bersengketa di pengadilan.
oleh karena itu, dia menduga para pelaku penyerangan adalah orang suruhan.
Baca: Setelah Faldo Maldini, Giliran Mardani Ali Sera yang Prediksi Hasil Putusan MK 28 Juni Nanti
Budiono mengatakan sengketa perdata itu masih disidangkan di Pengadilan Negeri Kelas 1A Bekasi.
"Ya kelihatan ada keterlibatan perusahaan," kata Budiono kepada TribunJakarta.com, Senin (24/6/2019).
Selama ini ahli waris atas nama Acam bin Mendung dan M Zaelani Hamid memperkerjakan tujuh penjaga yang dipimpin Dani.
Dani meninggal saat diserang para pelaku pada Jumat (21/6/2019) dan menurut Budiono dari tubuhnya ada bekas tiga luka tembak diduga dari senjata api jenis FN.
"Perkara sengketa lahan masih porses, tinggal nunggu saja kesungguhan polisi mengungkap kasus penyerangan tersebut," ungkap Budiono.
Dani tewas dengan tiga luka tembak di kaki, perut dan punggung.
Jenazah korban rencananya akan dimakamkan di kampung halamannya di Ambon, Maluku.
Tiga proyektil masuk ke dalam tubuh korban.
Budiono sebelumnya menduga pelaku menggunakan senapan FN kaliber 09.
Sementara lima lainnya, yakni Daniel tertembak di paha, Heri luka bacok di bahu kiri, Tito lecet di perut, Stevanus luka robek di tangan kanan, Hendrikus luka robek di kaki kanan dan dagu.
Lima korban selamat sejauh ini telah diperiksa pihak Kepolisian Polres Metro Bekasi Kota.
Satu orang masih dalam perawatan di RSUD Kota Bekasi lantaran kondisinya masih mengalami luka akibat tembakan senjata api.
"Semua sudah diperiksa korban yang ada di tempat kejadian, satu orang masih di rawat kondisinya belum bisa begerak karena luka tembak di bagian paha sebelah kanan," jelas Budiono.
Selain menjaga lahan, para korban membukan jasa pencucian kendaraan.
Dani dan kawan-kawannya, kata Budiono telah bekerja menjaga lahan itu selama bertahun-tahun dan baru kali ini mendapatkan penyerangan.
"Informasi terakhir masih proses penyelidikan dulu, tinggal nunggu polisi aja buat ngungkap kasus ini," tegasnya.
Para pelaku yang diperkirakan berjumlah sekitar 30 orang membakar tiga unit sepeda motor milik korban.
Mereka datang tiba-tiba, setelah sebelumnya mematikan listrik terlebih dahulu dan langsung mengincar Dani.
Korban selamat sempat berupaya mendekat ketika pelaku terlibat keributan dengan Dani.
Namun para pelaku justru menembakkan senjata api dan menyerang secara membabi buta dengan kayu, batu, beling, hingga senjata tajam.
Kasubag Humas Polres Metro Bekasi Kota Kompol Erna Ruswing Andari mengatakan, sejauh ini kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan.
Baca: BW Sebut Upaya Tim Hukum 01 Memidanakan Saksi Bagian dari Dramatisasi Proses MK
Pihaknya menerjunkan petugas khusus untuk menjaga lahan setelah insiden penyerangan yang menewaskan satu orang korban jiwa.
"Masih dilidik ya, saksi sudah kita periksa lokasinya juga kita jaga 24 jam," singkat dia.
Lima korban luka bacok
Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Indarto mengatakan korban Dani dan kelima anak buahnya tengah berada di sebuah bangunan semi pemanen di atas lahan tersebut.
Menurut Indarto, tiba-tiba sekelompok orang tidak dikenal datang dan langsung menyerang.
"Datang sekitar 20 orang cekcok dan terjadi penyerangan," jelas Indarto kepada wartawan di Polres Metro Bekasi Kota, Sabtu (22/6/2019).
Polisi masih menyelidki kasus penyerangan tersebut. Garis polisi juga sudah dipasang di sekitar tempat kejadian perkara.
"Kita masih lidik motifnya apa," jelas dia.
Pantauan TribunJakarta.com pada Sabtu (22/6/2019), petugas kepolisian tampak berjaga di lahan kosong yang selama ini dimanfaatkan juga sebagai tempat steam mobil.
Para Pelaku Gunakan Tutup Kepala dan Masker
Pelaku penyerangan terhadap enam penjaga lahan di Jalan KH Noer Ali, Bekasi, menggunakan masker dan penutup kepala.
Hal ini diungkapkan korban bernama Heri Amora. Saat itu ia tengah istirahat di dalam kamar bersama rekannya.
TKP Penyerangan terhadap penjaga lahan di Jalan KH Noer Ali Kalimalang Bekasi. (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)
Tiba-tiba, sekelompok orang datang dengan cara mematikan listrik terlebih dahulu dan mengepungnya.
"Ada sekitar 30-50 orang, semua pakai masker pakaian biasa bebas, pakai topi," ucap Heri.
"Mereka datang tiba-tiba aja pertama yang saya ingat lampu mati lalu terdengar suara tembakan," Heri menambahkan.
Heri mengalami luka di bahu sebelah kiri akibat sabetan sabetan senjata tajam.
Dia mengaku tidak dapat berbuat banyak manakala sekelompok orang tidak dikenal datang menyerang.
"Saya sama teman-teman disuruh keluar (dari dalam kamar), ada tiga orang di dalam kamar, waktu kita mau dekat Bang Dani mereka bilang tidak boleh. Di saat itu kita sudah dengar bunyi tembakan," ungkap dia.
Sementara korban Tito saat kejadian berada di dalam kamar bersama Heri dan Daniel.
"Saya luka di perut dan kaki karena dilempar balok dan kaca beling, ketika itu kami diancam jangan mendekat ke Bang Dani."
"Diancam pakai senjata tajam, teman kami Daniel luka tembak di paha karena berusaha mendekat," ungkap dia.
Penulis : Yusuf Bachtiar
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul : Puluhan Penyerang Penjaga Lahan di Kalimalang Bekasi Diduga Orang Suruhan