Bambang Trihatmodjo dan Mbak Tutut Serahkan Dokumen Penting Presiden Soeharto ke Negara
Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menerima tambahan khazanah arsip statis tentang Presiden Soeharto yang diserahkan oleh pihak keluarga Suharto
Editor: Toni Bramantoro
Pada kesempatan tersebut, mbak Tutut yang datang ditemani adiknya mas Bambang Trihatmodjo, juga menyampaikan, sadar sejarah membuat sebuah bangsa tahu adab. Mampu meletakkan seseorang pada ‘maqam’ atau tempatnya yang tepat.
“Tidak ada bangsa dan negara yang lepas dari sejarahnya. Namun kemanusiaan harus menjadi prasyarat bagi kita untuk menciptakan peradaban yang lebih manusiawi. Menempatkan para pemimpinnya ke dalam historisitas kemanusiaan tertinggi sebagai khalifah. Selanjutnya dapat menerima kekurangannya sebagai hal manusiawi,” urai mbak Tutut.
Membangun sumber daya manusia (SDM) dengan kebudayaan luhur, kata mbak Tutut, harus menjadi landasan penting bagi kemajuan Indonesia. Kebudayaan harus terimplementasi dengan menerapkan kerangka nilai kebangsaan dan adab.
“Jika kesopanan kita jaga, batin suci, hati bersih, niat bagus, tidak hendak berkicuh dengan sesama, maka insya Allah akan baik buahnya bagi segenap masyarakat,” kata Tutut.
Mbak Tutut berharap, di masa datang kebudayaan dapat dimaknai dengan watak yang progresif berupa resistensi kreatif yang menggerakkan perubahan.
“Kebudayaan harus menjadi acuan berpikir, sebagai politik kebudayaan. Dimulai dari keteladan pemimpin. Menjadikan habit; batin suci, hati bersih, dan niat bagus, yang jika terakumulasi menjadi restorasi nilai kebangsaan. Dengan begitu insya Allah kemajuan dan kejayaan Indonesia benar-benar tercapai,” jelas mbak Tutut.