Anies Pidato Kemerdekaan di Lahan Reklamasi, Nelayan Diusir Satpol PP Hingga PNS Keluar Barisan
Anies menegaskan, pulau buatan itu bukan kawasan ekslusif bagi golongan tertentu saja. Kawasan Pantai Maju, terbuka bagi masyarakat
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Hari ini kita selenggarakan upacara di sini untuk mengirimkan pesan kepada semua bahwa ini adalah tanah air kita."
Itu sepenggal pidato Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat upacara pengibaran bendera Merah Putih di HUT ke-74 RI di lahan reklamasi Pantai Maju, Jakarta Utara, Sabtu (17/8/2019).
Di tengah upacara yang berlangsung khidmat itu, seorang nelayan merapatkan perahu kecilnya ke bibir Pantai Maju tapi diusir oleh anggota Satpol PP.
Baca: Gadis Pekalongan Batal Dinikahi Kekasih Gara-gara Hitungan Weton, Keluarga Timang Soal Maut-Rezeki
Nelayan Diusir Satpol PP
Nelayan yang tidak diketahui namanya itu baru saja bersandar untuk melepas penat setelah sekian lama melaut mencari ikan di Teluk Jakarta.
Ia terusir dari Pulau Maju lantaran Gubernur Anies ingin meninjau bibir lokasi selesai upacara kemerdekaan.
"Pak geser dulu, bapak (Anies Baswedan) mau ke sini," ucap petugas Satpol PP kepada nelayan itu.
Nelayan itu bergegas menjauhkan perahunya dari bibir Pantai Maju.
Ia kembali menghentikan perahu kayunya berukuran kecil sekira 50 meter hingga 100 meter dari bibir pantai.
Sontak petugas Satpol PP hang tadinya meminta nelayan itu untuk pergi kembali menegurnya.
"Geser lagi pak! Geser!" teriak petugas Satpol PP tadi.
Kembali ditegur, nelayan tadi semakin menjauh dari bibir pantai.
Di lokasi dua unit kapal cepat milik petugas Satpol PP disiagakan di sepanjang bibir Pantai Maju.
Kapal cepat disiagakan demi menjaga kawasan tersebut tetap steril selama upacara HUT ke-74 Kemerdekaan RI.