Pemimpin yang Tangguh Matang Dalam Spiritual dan Emosional kata Yaqut Cholil Qoumas
Pemimpin yang tangguh diakui Yaqut Cholil Qoumas tak sekadar mumpuni secara intelektual, tetapi juga matang dalam spiritual dan emosionalnya.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor mengatakan, bangsa Indonesia di masa mendatang sangat membutuhkan sosok-sosok muda yang berjiwa tangguh dan mampu bertindak cermat dalam mengatasi persoalan yang kian kompleks.
Pemimpin yang tangguh diakui Yaqut Cholil Qoumas tak sekadar mumpuni secara intelektual, tetapi juga matang dalam spiritual dan emosionalnya.
Untuk menjawab atas kebutuhan tersebut PP GP Ansor dikatakannya tak henti menggembleng kader-kader terbaiknya agar selalu siap menjadi pemimpin bangsa di masa depan.
"Salah satu upaya menyiapkan calon-calon pemimpin tersebut adalah dengan menggelar Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN). Kegiatan PKN VII ini akan digelar di Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nawawi, Tanara, Kabupaten Serang, Banten, asuhan KH Maruf Amin.
Rencananya, PKN yang digelar pada 3-7 September 2019 mendatang tersebut juga akan diikuti 130 kader Ansor seluruh Indonesia.
Acara dibuka langsung KH Maruf Amin, yang juga Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024," ungkap Yaqut, Senin (2/9/2019).
Pria yang akrab disapa Gus Yaqut ini mengatakan, peserta pelatihan tingkat tertinggi di Ansor ini dipilih melalui proses seleksi yang sangat ketat. Penentuan peserta, kata dia, ditetapkan tim instruktur dan jajaran pimpinan Ansor.
"Lewat PKN ini kami merekrut kader-kader muda Ansor dan Nahdlatul Ulama (NU) dengan latar belakang dan spesifikasi tertentu di berbagai bidang. Diharapkan para peserta dari seluruh Indonesia itu nantinya mampu menjawab kebutuhan organisasi dan bangsa ini di masa depan," tutur Gus Yaqut.
Gus Yaqut memaparkan bahwa ada tiga tantangan bangsa ini pada lima tahun mendatang, yakni munculnya generasi baru, digitalisasi segala aspek kehidupan, dan tren intoleransi dan radikalisme.
“Selain harus siap menghadapi tantangan tersebut, GP Ansor juga harus tetap konsisten meneguhkan sikap sebagai pengawal eksistensi Islam Ahlussunnah waljamaah An-nahdliyah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya.
GP Ansor, dijelaskannya, juga dituntut mampu menganalisa dengan cermat berbagai tantangan tersebut dan merumuskan langkah yang taktis dan strategis guna menjawab kebutuhan zaman.
Menurut Gus Yaqut, dalam dalam delapan tahun terakhir kaderisasi di Ansor berjalan dengan sangat baik dan masif. Bahkan proses kaderisasi telah meluas hingga telah menjangkau di lima negara, yakni Arab Saudi, Korea Selatan, Malaysia, Taiwan, dan Mesir.
“Kaderisasi terus dilakukan tanpa kenal lelah. Denyut nadi Ansor dan Banser ini salah satunya, ya kaderisasi. Dan melalui PKN ini kita akan mencetak pemimpin gerakan di masa depan," katanya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana PKN Ansor ke-VII, Hasan Basri Sagala menambahkan, peserta PKN bertema “Meneguhkan Khidmat GP Ansor Mewujudkan Tatanan Dunia yang Adil dan Harmonis” akan digembleng dengan berbagai materi, mulai soal kebangsaan, kepemimpinan, hingga masalah ekonomi. Selain dari internal Ansor dan NU, instruktur PKN juga menghadirkan beberapa tokoh bangsa sebagai nara sumber.
“Di sela acara PKN juga akan digelar silaturahim tokoh muda NU bersama KH Ma’ruf Amin, kunjungan ke berbagai sentra industri, dan pameran foto berbagai aktivitas Ansor dan Banser," ujar Hasan.