Keikhlasan Bripka Eka Setiawan
Apa yang terjadi kemudian menjadi viral di media sosial. Eka melompat ke bagian depan mobil yang dikendarai Tavipuddin.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rachmat Hidayat
"Sudah, kasih saja suratnya. Kasih." Lalu, dia tetap mengemudikan ke depan. Saya bilang, "Pak tenang. Bapak keluarkan saja suratnya." Saya sudah berusaha menenangkan. Sampai ada ojek yang bilang, "Pak, itu polisi, kasih saja suratnya." Dia masih memaksa (kabur, -red). Maju lagi kendaraannya.
Saya bilang, "Pak, bapak tenang, saya keluarkansuratnya." Tapi masih saja bapak itu memaksa, menghindari kendaraan derek yang sudah memalang. Dia ambil kiri, saya tahan dan bilang, "Pak saya minta tolong, keluarkan suratnya. Bapak tenang.
"Tapi bapaknya tidak mau, dia tambah gas, lalu terjadilah penyeretan itu, yang saya berada di kap mobil, hingga saya terbawa sampai 200 meter ke depan.
Dan di atas kap itu, saya bilang, "Pak berhenti, Pak." Ibunya juga sudah mengingatkan, "Pak, Bapak berhenti, Bapak minggir. Sudah saya saja yang turun. Bapak berhenti atau saya loncat. Lebih baik saya yang mati, Pak." Terus bapak itu bilang, "Jangan, Ma."
Akhirnya kendaraan itu menabrak kendaraan lain. Saya menenangkan diri dan saya tetap menghampiri. "Bapak mohon izin, boleh saya lihat surat-suratnya?" Baru dikasih. "Ini surat-suratnya." Akhirnya saya ambil.
Karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, karena massa sudah banyak, takut tidak terkendali, akhirnya kendaraan itu saya bawa ke Polsek Pasar Minggu. "Bapak kita ke Polsek Pasar Minggu."
Apa yang ada dalam pikiran Anda hingga nekad melakukan aksi 'Spiderman'?
Saya tidak terbesit apa-apa. Saat berada di atas kap mobil itu, saya mohon dan saya pasrahkan sama Yang di Atas apa yang terjadi. Apapun yang terjadi saya terima.
Baca: BREAKING NEWS: Polisi Tangkap Penjudi Sabung Ayam di Lembata NTT
Peristiwa ini menjadi sorotan warga net, hingga viral di media sosia. Bagaimana Anda melihatnya?
Ya, Alhamdulillah kalau responsnya banyak yang positif. Siapapun, dalam profesi apapun, harus jernih berpikir positif. Saya berharap tidak ada lagi pengendara yang melanggar lalu lintas. Jangan melawan arus.
Kalau memang salah, ya kooperatif dengan petugasnya. Sanksinya ya ditilang. Daripada memaksakan tindakan yang lain, saya rasa tidak baik juga.
Kasus Ini berujung damai. Apa latar belakangnya? Apa yang membuat Anda menarik laporan?
Dalam kasus ini, saya urungkan ego saya. Daripada saya melanjutkan dan saya harus kehilangan salah satu orang tua, bapak itu, apalagi Ibunya...(sambil lirih, -red) Masyaallah. Sudah sangat kuat.
Tadi saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, saya bilang sama bapak, "Pak, Bapak tolong jaga Ibu. Berkali-kali saya sampaikan Bapak tolong jaga Ibu.
Baca: Putra Sulung Presiden Jokowi Temui Wali Kota Solo, Ungkap Ingin Silaturahmi & Lakukan Temu 4 Mata
Apalagi bapaknya lagi sakit." Dalam hati kecil saya, kalau ini tidak menjadi masalah besar, saya selesaikan hari ini. Saya tutup kasus hari ini juga. Tapi tetap ada prosedur hukum, jadi kita harus menjalani.
Rasa kemanusiaan saya yang membuat saya akhirnya mencabut laporan. Saya hilangkan ego saya demi orang lain, untuk kebaikan. Baru saja saya WhatsApp, "Bu mohon izin, mohon maaf sebelumnya. Mudah-mudahan Bapak tidak apa-apa karena kejadian ini.
" Saya sampaikan seperti itu. Responsnya, "Alhamdulillah Pak Eka, tidak apa-apa. Terima kasih." Ya namanya orang tua ya. Walaupun saya harus seperti apa, saya maafkan, saya ikhlas.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.