Protes Jokowi, 4 Aktivis Greenpeace Panjat Patung di Bundaran HI
Dikatakan bahwa deforestasi dan penggunaan bahan bakar fosil secara masif merupakan penyebab emisi gas rumah kaca terbesar di Indonesia.
Editor: Hasanudin Aco
"Tahun 2015, Presiden Jokowi berjanji menuntaskan kebakaran hutan dan lahan dalam kurun waktu tiga tahun. Ini sudah memasuki periode kedua, namun kebakaran hutan tahunan masih gagal dihentikan," ujar Arie Komas, di tempat dan waktu yang sama.
Sementara, lanjutnya, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015- 2019 mengamanatkan pengurangan produksi batu bara secara bertahap.
"Pemerintahan Jokowi periode pertama malah menggenjot produksi batu bara hingga mencapai lebih dari 500 juta ton di 2019," ucapnya.
Greenpeace mendesak agar sektor energi dan hutan harus menjadi perhatian khusus bagi Presiden Jokowi dan kabinet barunya.
"Jika ingin serius berkomitmen melawan krisis iklim, Pemerintahan Jokowi harus segera beralih kepada pemanfaatan energi terbarukan, energi baik yang aman dan bersih bagi lingkungan juga masyarakat, dan baik bagi perekonomian dan masa depan Indonesia," kata Arie.
Enggan turun
Empat orang pemanjat patung Bundaran Hotel Indonesia enggan turun sampai pukul 11.40 WIB, Rabu (23/10/2019).
Karenanya, sejumlah mobil milik Dinas Pemadam Kebakaran diterjunkan ke lokasi.
Mobil pemadam kebakaran tersebut tampak sedang menggerakan mesin tangga otomatis, untuk diarahkan kepada para pemanjat patung.
Sementara, perahu karet yang ditumpangi Wakapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo dan jajarannya mengarah ke area bawah patung tersebut.
Susatyo, sapaannya, bersama pendamping tampak mengenakan pelampung di sekitar badan.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi pada pukul 11.45 WIB, para pemanjat masih bertengger di ujung patung Bundaran HI.
Sejumlah polisi dan Satpol PP terpantau berjaga-jaga di lokasi.
Satu di antara polisi terlihat sedang menyiapkan drone atau pesawat tanpa awak.