Bunuh Driver Ojol karena Sakit Hati Dibilang Dekil, Pelaku Dimaki Warga saat Cari Barang Bukti
Jadi buron sehari, Jemi Oppier berhasil ditangkap polisi pada Sabtu di kawasan Bekasi.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Siti Nawiroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nasib malang terjadi kepada ibu berusia 43 tahun warga Rusun Griya Tipar Cakung, Cakung Barat.
Ia adalah Rieke Andrianti, seorang driver ojek online sekaligus pegawai travel umrah yang tewas di tempat tinggalnya.
Rieke, sapaannya, ibu dua orang anak tinggal sendiri di Rusun Griya Tipar Cakung lantai 5.
Anak-anaknya tinggal bersama ibu korban yang tak jauh dari tempat tinggalnya di rusun.
Rieke dikenal sosok yang baik dan aktif sehingga saat dirinya dimakamkan banyak orang yang merasa kehilangan.
• Gadis 20 Tahun Kuliah Sambil Kerja, Berkaca-kaca Dapat Uang Segepok dari Ussy Sulistiawaty: Ya Allah
Selama hidupnya, Rieke sangat dekat dengan anak-anaknya dan tetangganya.
Walaupun menggeluti dua profesi, Rieke tak pernah mengeluh dan tetap semangat.
Namun sayang takdir berkata lain, sosok ibu yang baik tersebut meninggal dunia karena dibunuh, Jumat (8/11/2019) dinihari.
• Tuduhannya Tak Terbukti, Farhat Abbas Tak Panik Dilaporkan Balik Hotman Paris: Kita Santai Aja
Setelah dilakukan penyelidikan oleh polisi, terungkap pria jahat yang tega menghabisi nyawa Rieke malang itu.
Pelaku masih bertetangga dengan korban, merekapun saling mengenal.
Namun apa yang menyebabkan pelaku tega menghilangkan nyawa ibu 43 tahun itu?
Dijelaskan Kasubdit Jatnras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Jerry R Siagian, pelaku melakukan aksi nekat lantaran sakit hati kepada Rieke.
Jemi Oppier, pelaku pembunuhan mengaku sempat diejek oleh Rieke yang membuatnya sakit hati.
"Pelaku sakit hati kepada korban, karena diejek dan dikata-katai hitam dekil," kata Jerry yang dikutip TribunJakarta.com di Wartakotalive.com, Minggu (10/11/2019).
Jadi buron sehari, Jemi Oppier berhasil ditangkap polisi pada Sabtu di kawasan Bekasi.
• Ragu Ikut CPNS 2019? Intip Daftar Gaji PNS Tertinggi sampai Terendah, Tunjangan Berlipat
Memakai switer merah dengan muka ditutupi masker, Jemi Oppier datang ke TKP diborgol sambil digiring polisi.
Pelaku menunjukkan barang bukti yang dipakai membunuh korban yang sengaja ia buang.
Barang bukti pisau ditemukan di pekarangan yang tak jauh dari rusun.
Saat sedang mencari barang bukti, Jemi Oppier diteriaki warga yang menyebutnya seorang pembunuh.
• Bentak Irma Darmawangsa Sampai Nangis, Irfan Sebaztian Ditunjuk Vicky Prasetyo: Lu Gua Kasih Tahu!
"Woy, pembunuh lo ya, dasar lo nggak punya otak," teriak warga kepada pelaku.
Tak hanya dari warga, Jemi Oppier dapat makian dari driver ojol saat akan dibawa ke Polda Metro Jaya.
"Woy kalo berani jangan ama cewek lo, sini woy," teriak seorang ojol.
Korban ditemukan anak ke dua
Usamah Nur Muhammad (18) anak Rieke datang menghampiri sang ibu yang tinggal seorang diri di rusun.
Usamah khawatir karena nomer sang ibu tak dapat dihubungi dan kantor tempat ibu bekerjanya menghubunginya.
Katanya kepada Usamah, Rieke tak masuk kerja tanpa keterangan hari itu.
Usamah menghampiri sang ibu ke rusun namun pintu depannya terkunci.
• Paula Verhoeven Hadiahi Ponsel Puluhan Juta, Baim Wong Ribut Soal Kartu Kredit: Tagihannya di Aku
Sang ibu dari dalam rumah tak merespon Usamah hingga akhirnya dibantu warga untuk mencari tahu.
Setelah berhasil membuka jendela depan, Usamah dan salah satu warga, Lucky Dwi Utama masuk ke dalam rumah.
Saat masuk ke rumah, kondisinya sudah berantakan dan lantai dipenuhi bercak darah.
Usamah tak kuasa menahan tangis melihat sang ibu yang sudah tak bernyawa dalam keadaan tertutup kasur dan karpet.
Saat itu sambil menangis Usamah menghubungi sang kakak, Fajar Abdillah (24) dan memberikan kabar menyakitkan ini.
Warga sempat dengar teriakan
Sementara itu, Ketua RT 10 Ricko Oppier (45) mengatakan warganya yang tinggal di lantai 5 mendengar jerit Rieke dari unit sewaan korban pada Jumat sekitar pukul 03.00 WIB.
"Memang keterangan dari warga jam 3 pagi korban teriak, teriaknya kencang. Sekitar dua kali lah teriak, habis itu suaranya hilang," kata Ricko.
Meski beberapa penghuni rusun yang berada di lantai 5 mendengar teriakan itu,.
Namun banyak yang yang tak menyadari, sebab, ketika itu masyarakat masih terbuai dalam tidur. Sehingga teriakan terdengar samar-samar.
"Dikira warga ya cuman teriak karena ada apa, makannya enggak ada yang cek. Kita juga baru tahu kalau sudah meninggal pas anaknya datang sekitar jam setengah sembilan malam," ujarnya.
Pertemuan terakhir dengan sang anak
Fajar dan Usamah selalu menyempatkan waktu mengunjungi ibunya.
Pertemuannya dengan sang ibu pada pekan lalu saat membahas kelanjutan pendidikan Usamah di perguruan tinggi jadi pertemuan terakhir.
Fajar sendiri mengaku tak melihat jenazah ibunya karena saat tiba di Rusun sekira pukul 22.00 WIB polisi sedang melakukan olah TKP dan Usamah masih dimintai keterangan.
Meski harus melakoni dua pekerjaan sekaligus, Fajar mengatakan sang ibu tak pernah mengeluh dan lebih senang membicarakan anaknya.
Perihal musibah yang menimpa Fajar menyebut belum menerima penjelasan resmi dari polisi, namun dia berharap pelaku mendapat hukuman setimpal.
"Tinggal kebetulan sendiri, saya sama adik saya kadang-kadang menjenguk, kadang main, kadang ngobrol. Cerita-cerita soal macam-macam. Kalaupun yang lain paling soal kerja, soal kuliah. Jadi kalau soal ini enggak pernah dibahas," lanjut Fajar.
Tetangga sempat bertemu sebelum Rieke tewas
Endah (44) warga sekitar bercerita sempat bertemu dengan Rieke seusai pulang bekerja dari ojek daring.
Namun ia tak menyangka pertemuan itu menjadi pertemuan terakhirnya dengan almarhum.
Meski jarang bertemu karena kesibukan bekerja, ia mengatakan korban merupakan sosok yang sangat baik dengan tetangga, apalagi korban sudah menetap di rusun itu hampir 7 tahun lalu.
"Ketemu itu malamnya abis dia pulang ngojol. Saya aja juga kaget. Ini mah kejam banget pelakunya," katanya.
(TribunJakarta.com/ Bima Putra/ Siti Nawiroh)