Hingga Usia 56 Tetap Menjomblo, Junaedi Nekat Akhiri Hidupnya
Malam sebelum kematiannya, Junaedi asal Babelan masih mengobrol dengan Mulyono tetangganya untuk mencarikan orang pintar.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI -- Junaedi nekat mengkahiri hidupnya diduga akibat depresi.
Pria berusia 56 tahun itu diduga depresi akibat masih menjomblo hingga kini.
Malam sebelum kematiannya, Junaedi asal Babelan masih mengobrol dengan Mulyono tetangganya untuk mencarikan orang pintar.
Sampai usia 56 tahun, Junaedi masih jomblo, kesepian dan acap mengeluarkan isi hatinya untuk segera berumah tangga tapi tak kunjung dapat kekasih.
Bangunan semipermanen sebagai gudang perkakas elektronik di depan kontrakan, menjadi saksi bisu Junaedi menghembuskan napasnya.
Dari celah bangunan itu, warga melihat seutas tali terikat di rangka atap menegang oleh badan Junaedi yang tergantung tak bernyawa.
Baca: Tubuh Kaku Warga Bintan Tergantung di Rumahnya, Sang Suami Sempat Bawa ke Puskesmas
Baca: Evakuasi Pria Gantung Diri di Pohon Tinggi Pakai Ekskavator, Isi Surat Korban Penuh Minta Maaf
"Saat ditemukan tergantung di langit-langit atap bangunan," kata Kasubbag Humas Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Erna Ruswing Andari, Minggu, (24/11/2019).
Junaedi memakai baju kotak-kotak, celana jins biru dan sarung di pundaknya saat ditemukan tewas gantung diri oleh saksi dan polisi.
Polisi menduga Junaedi gantung diri pada Jumat malam dan baru diketahui oleh Mulyono pada Sabtu (23/11/2019) pukul 09.15 WIB.
Setelah mendapat kabar penemuan pria gantung diri, polisi langsung mengevakusi dan mengolah tempat kejadian perkara.
Polisi menduga Junaedi bunuh diri pada malam harinya.
Tak ada tanda-tanda kekerasan, hanya luka pada leher Junaedi yang terlilit tali.
Jasad Junaedi langsung dievakuasi oleh polisi ke RSUD Kota Bekasi untuk selanjutnya diserahkan ke pihak keluarga.
"Saat ini sudah diserahkan ke pihak keluarga dibawa ke kampungnya di Babelan," imbuh Erna kepada TribunJakarta.com.