Menang Di Dua Stasiun, LRT Jakarta Keok Sama Ojol Di Empat Stasiun Lainnya
Hal itu karena empat dari enam stasiun yang dioperasikan untuk LRT Jakarta ini masih tergolong sepi peminat.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Indonesia memang mulai berbenah dalam memajukan sektor infrastruktur termasuk dalam menunjang kebutuhan masyarakat melalui moda transportasi modern, cepat dan futuristik.
Namun untuk memperoleh animo tinggi dari masyarakat ternyata tidak mudah, diperlukan trik khusus dalam mendapatkan 'ruang' di hati masyarakat.
Bersaing ketat dengan moda transportasi kekinian lainnya, Light Rail Transit (LRT) Jakarta yang memiliki rute Kelapa Gading-Velodrome Rawamangun itu tampaknya masih memerlukan promosi keras untuk bisa menggaet para riders, sebutan bagi para penumpang LRT.
Baca: Libur Natal dan Tahun Baru, LRT Jakarta Beroperasi Hingga Pukul 02.00
Hal itu karena empat dari enam stasiun yang dioperasikan untuk LRT Jakarta ini masih tergolong sepi peminat.
Keempat stasiun itu adalah Equestrian, Pulo Mas, Boulevard Selatan dan Pegangsaan Dua.
Menanggapi sepinya riders di empat stasiun itu, General Manager Corporate Secretary LRT Jakarta Arnold Kindangen mengatakan faktor demografi dan destinasi menjadi salah satu penyebab minimnya peminat.
"Jadi kan kalau kita bicara ya, kita bicara kan semua faktornya adalah faktor demografi, faktor demografi itu juga dipengaruhi oleh yang namanya tujuan," ujar Arnold, di Aston Sentul Lake Resort & Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/12/2019).
Baca: Tinjau Pembangunan LRT dan Kereta Cepat, Jokowi Targetkan Rampung 2021
Ia menjelaskan bahwa persentase peminat di Stasiun Velodrome dan Boulevard Utara cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan empat stasiun lainnya karena dekat dengan kawasan perumahan para riders yang hendak bekerja.
"Tujuan itu kan kebanyakan relatif stabil, ada tujuan mereka berkantor di seputar ujung-ujungnya (rute) kita. (stasiun) Velodrome mungkin (riders) yang ke arah Pusat, kemudian yang ke arah Timur itu banyak pengunjung datangnya dari karyawan," jelas Arnold.
Sedangkan empat stasiun lainnya mengalami sepi peminat karena cenderung berlokasi dekat pusat kegiatan bisnis.
"Sementara kalau untuk ke empat stasiun yang sepi itu, karena memang area tersebut jauh daripada perumahan pastinya, kira-kira seperti itu," kata Arnold.
Ia menilai ojek online lebih mendominasi di empat stasiun tersebut karena faktor lokasi yang ceneerung berada di pusat bisnis.
Masyarakat tentunya akan lebih memilih transportasi satu ini karena bisa mengantar langsung ke tujuan tanpa perlu melanjutkan dengan moda transportasi lain.
"Karena di daerah tersebut kebanyakan kan pertokoan, dan ada juga sebagian ruko-ruko. Dan kebanyakan kalau di ruko-ruko itu berkendaraan motor, (dilintasi) roda dua," tegas Arnold.
Jarak yang ditempuh untuk LRT Jakarta rute Kelapa Gading-Velodrome Rawamangun pun hanya kurang dari 6 km, sehingga Arnold menilai hal ini menjadi faktor lain yang mendorong masyarakat lebih memilih ojek online.
"Sementara kan kalau kita lihat jarak kita itu masih tanggung ya 5,8 km. Kita sedikit banyak terpengaruh juga dengan adanya ojol itu," tutur Arnold.
Baca: Dirjen Perkeretaapian: Presiden Minta Proyek Kereta Cepat dan LRT Selesai Tepat Waktu
Ia pun menganggap persaingan dengan ojol itu sebagai suatu tantangan agar kedepannya LRT Jakarta mampu memanfaatkan secara optimal keterbatasan jarak rute tersebut.
"Secara tidak langsung, kalau kemarin kan gratis. Mereka berpikirnya lebih praktis ya, itu memang kita terima sebagai suatu tantangan bahwa bagaimana kita bisa mengelola dengan baik (jarak LRT) 5,8 km itu," papar Arnold.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.