Banjir di Cipinang Melayu Mulai Surut, Warga Butuh Bantuan Alat Pembersih Rumah dan Baju Layak Pakai
Banjir mulai suurt, warga yang berada di Cipinang Melayu mulai membersihkan rumah dari sisa lumpur yang terbawa banjir.
Penulis: Nuryanti
Editor: Sri Juliati
"Saya enggak bawa apa-apa, baju aja enggak. Kemarin cuma (baju) atasan saja yang dibawa," katanya.
"Di sini enggak dapat apa-apa, enggak kebagian mulu (pakaian yang dibagikan)," ungkap Legiah.
Sementara itu, warga Kalimalang juga mengungsi di Posko Universitas Borobudur bersama warga Cipinang Melayu, dan dari wilayah Jakarta Timur lainnya.
Data yang tercatat sampai Kamis (2/1/2020), posko ini sudah menerima 265 KK, 926 jiwa, 467 pria, dan 459 perempuan.
Yuda Tirta selaku Ketua Kampung Siaga Bencana mengatakan, ia dan timnya sudah menerima pengungsi di Posko Universitas Borobudur ini sejak pukul 10.00 WIB kemarin.
Ia mengungkapkan, warga akan terus berada di posko pengungsian sampai daerahnya dinyatakan bebas genangan air.
"Kami masih akan di sini sampai semua daerah dinyatakan bebas dari genangan," kata Yuda Tirta, dikutip dari Kompas.com, Kamis (2/1/2020).
"Karena di RT 4 RW 4 Jl. Nurul Iman masih ada genangan," jelasnya.
Ia mengatakan, kebutuhan makanan dan obat-obatan yang telah diberikan Dinsos, Dinkes, Mensos, dan TNI sejauh ini cukup.
Namun, ia bersama warga Jakarta Timur masih membutuhkan alat pembersih rumah setelah banjir.
"Yang kurang untuk saat ini kebutuhan pascabanjir, seperti karbol, sapu, pel untuk warga bersihin rumah mereka," ujar Tirta.
Sementara, seorang pengungsi, Jamila (29) mengatakan, selimut di Posko Universitas Borobudur masih kurang.
"Kalau untuk makanan memang cukup, enggak kurang sama sekali."
"Tapi kalau mau tidur selimut masih kurang," ujar Jamila.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.