Komisi VIII Minta Prioritas Bantuan Peralatan Sekolah untuk Anak-Anak Korban Banjir
Ace juga berharap anak-anak mendapatkan layanan psikososial agar tidak mengalami trauma akibat bencana banjir.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily meminta Kementerian Sosial dan Pemerintah Daerah agar memprioritaskan bantuan pada pengadaan perlengkapan sekolah dan dan alat-alat pendidikan untuk anak-anak.
Dia mengatakan, mulai hari ini, Senin (6/1/2020), anak-anak yang daerahnya tergenang banjir sudah mulai masuk sekolah.
Ace berharap, anak-anak untuk tetap belajar dan bersekolah sebagaimana biasa.
“Anak-anak harus tetap sekolah. Walaupun tidak menggunakan seragam, ya tidak apa-apa. Nanti minta keringanan kepada sekolahnya” ucap mantan juru bicara TKN Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin ini kepada Tribunnews.com, Senin (6/1/2020).
Ace juga berharap anak-anak mendapatkan layanan psikososial agar tidak mengalami trauma akibat bencana banjir.
Baca: Tya Bocah Yatim Penjual Bakpao di Kramat Jati, Mimpi Bisa Sekolah dan Kenal Baca di Pengajian
Selain itu, Ace juga meminta kepada BNPB untuk membantu merehabiltasi rumah yang rusak parah akibat banjir di sejumlah daerah.
“Saya telah berkomunikasi dengan BNPB untuk membantu meringankan pembangunan tanggul yang jebol dan memberikan bantuan rumah yang rusak parah” kata Ace Hasan.
Belum Siap Sekolah
Banjir yang melanda Kelurahan Duri Kosambi, Jakarta Barat, membuat anak-anak belum siap untuk bersekolah pada Senin, 6 Januari 2020 besok.
Ketua RT 06/RW 05, Kampung Duri, Kelurahan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat yang juga koordinator kamp pengungsian di Gelanggang Remaja Cengkareng, Supriadi mengatakan, sebagian besar anak-anak tidak bisa bersekolah pada hari pertama sekolah semester genap ini lantaran seragam dan buku mereka terendam banjir.
"Kalau dari sekolah sudah siap, tapi dari orangtuanya ini kan masih banyak yang basah. Mungkin masih minta libur lagi," kata dia di Gelanggang Remaja Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat, Minggu (5/1/2020).
Supriadi sendiri punya satu anak yang duduk di bangku SMP.
Dia mengaku belum bisa memastikan anaknya bisa bersekolah besok lantaran perlengkapan sekolah masih belum siap pascabanjir. "Dengan kondisi baju anak-anak masih basah," kata dia.
Supriadi menambahkan, anaknya bisa bersekolah apabila ada kebijakan bersekolah dengan baju bebas. "Pakaian (baju) bebas mungkin bisa, kami juga enggak tahu, itu kebijakan dari sekolah masing-masing," kata dia.
Hal yang sama dikeluhkan Rita (40) yang memiliki dua anak sekolah. Dia mengaku bingung untuk anaknya Naufal yang kini kelas 6 sekolah dasar. Perlengkapan sekolahnya basah.
"Buku sebagian basah. Untuk rapot sama buku yang lain masih bisa saya taruh di atas (plafon)," kata dia.
Rita berharap ada bantuan perlengkapan sekolah untuk anak-anaknya agar bisa segera kembali bersekolah. "Sepatu, itu basah. Yang penting buku sama alat tulis, kalau seragam kan bisa dicuci," kata dia.