Setelah Digugat, Anies Baswedan Diprotes, Ada Aksi Teatrikal Lempar Tomat ke Sosok Bertopeng Anies
Setelah digugat lantaran dinilai tak bisa atasi banjir, Anies Baswedan kembali diprotes. Ada aksi teatrikal lempar tomat ke sosok bertopeng Anies.
Penulis: Miftah Salis
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM- Setelah digugat lantaran dinilai tak bisa atasi banjir, Anies Baswedan kembali diprotes warga.
Ada aksi teatrikal lempar tomat kepada sosok yang memakai topeng Anies.
Aksi kontra tersebut bertajuk Aksi Jakarta Bergerak.
Setelah sebelumnya digugat oleh 243 warga Jakarta, Anies Baswedan kembali mendapat protes pada Selasa (14/1/2020).
Protes tersebut digelar di kawasan Monas, Jakarta Pusat.
Menurut koordinator Aksi Jakarta Bergerak, Siswa Rumondor, aksi dilakukan sebagai bentuk kekecewaan masyarakat terhadap kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Anies diminta untuk bertanggung jawab terhadap kinerjanya selama ini.
Sisca menyebut, Anies Baswedan justru terlalu banyak menyalahkan orang lain dan anak buah.
Mantan Menteri Pendidikan tersebut juga dinilai terkesan cuci tangan.
"Karena kami menganggap kinerjanya tidak bagus terlalu banyak menyalahkan orang lain menyalahkan anak buah, tapi tidak berani mengambil tanggung jawab dan terkesan cuci tangan," kata Sisca di Balai Kota Jakarta, Selasa (14/1/2020), katanya, dikutip Tribunnews dari Wartakotalive.com.
Massa yang melakukan protes merupakan masyarakat yang menjadi korban banjir di Jakarta.
Dalam aksi tersebut, massa melakukan protes dengan cara yang ekspresif.
Mereka mengekspresikannya dengan melakukan lempar tomat terhadap sosok yang memakai topeng mirip dengan Anies Baswedan.
Tomat tersebut dilemparkan ke arah sosok bertopeng Aneis Baswedan.
Terdengar pula ajakan orator untuk melempari 'Anies Baswedan' karena dinilai tak becus.
"Anies sini Nis, kamu ini kerja nggak becus juga, ayo lempari pakai tomat busuk," kata Orator diatas mobil komando, Selasa (14/1/2020), dikutip dari Wartakotalive.com.
Kinerja Anies Baswedan selama ini dinilai membuat masyarakat kecewa.
Beberapa permasalahan kerap muncul di pemerintahannya.
Masalah yang paling menjadi sorotan adalah kasus lem Aibon.
Saat isu tersebut mencuat, Anies dinilai malah cuci tangan.
"Banyak ketidakwajaran anggaran belanja ya kan ada lem Aibon sekian miliar pulpen sekian miliar begitu ditanya, Anis cuci tangan malam Nyalakan anak buahnya itu kan bukan bentuk sosok pemimpin yang baik," kata Sisca.
Untuk diketahui, Anies Baswedan sebelumnya didugat oleh ratusan warga Jakarta.
Total ada 243 warga Jakarta yang menggugat Anies Baswedan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Senin (13/1/2020).
Gugatan tersebut terdaftar dengan nomor 27/Pdt.GS/Class Action/2020/PN.Jkt.Pst.
Mereka adalah warga yang menjadi korban banjir di Jakarta pada awal tahun lalu.
Langkah ini diambil lantaran Anies Baswedan dinilai lalai dalam menjalankan tugas.
Alasannya, Pemprob DKI tak memberikan informasi dini terkait banjir.
"Kan gitu, silahkan aja diverifikasi apakah memang ada atau tidak (peringatan dini). Buktinya 23 Desember itu dikasih tahu sama BMKG."
"Namun, tanggal 31 Desember hingga1 Januari itu tidak ada pemberitahuan kepada masyarakat," ujar tim advokasi korban banjir, Alvon K Palma di PN Jakarta Pusat, Senin (13/1/2020), dikutip dari Kompas.com.
Selain tidak adanyan peringatan dini, Pemprov DKI juga dinilai tak merespon cepat korban terdampak banjir.
Gubernur DKI Jakarta tersebut juga dinilai melanggar UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
Anies Baswedan diharapkan membayar uang kompensasi senilai Rp 42 miliar sebagai kompensasi korban banjir.
Selain Aksi Jakarta Bergerak, masyarakat juga menggelar aksi pro terhadap Anies Baswedan.
Massa berasal dari ormas Bang Japar yakni Kebangkitan Jawara dan Pengacara.
Mengutip dari Kompas.com, massa pro Anies berkumpul di halaman Balai Kota sementara massa kontra Anies berkumpul di luar area Balai Kota.
Karena sempat bersitegang, kedua massa akhirnya dipisah.
Massa kontra Anies diarahkan polisi ke kawasan Monas.
(Tribunnews.com/Miftah, Wartakotalive.com, Kompas.com)