Jelang Imlek, BPPT Modifikasi Cuaca Antisipasi Curah Hujan Lebat di Jabodetabek
Seperti yang tercatat dalam data prakiraan cuaca yang dimiliki Badan Meteorologi Klimatorogi dan Geofisika (BMKG).
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan terus dioptimalkan seiring masih adanya potensi hujan lebat di kawasan Jabodetabek hingga 23 Januari mendatang.
Seperti yang tercatat dalam data prakiraan cuaca yang dimiliki Badan Meteorologi Klimatorogi dan Geofisika (BMKG).
Potensi meningkatnya intensitas hujan pun diprediksi akan terjadi hingga 25 Januari 2020.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui tim dari Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) pun terus melakukan antisipasi agar curah hujan bisa menurun hingga menjelang akhir Januari ini atau jelang perayaan Imlek yang biasanya selalu disertai hujan.
Baca: 16 Fakta Unik Tahun Baru Imlek 2020, Termasuk Ada Larangan Mencuci dan Membuang Sampah
Kepala BBTMC BPPT Tri Handoko Seto pun mengatakan bahwa potensi hujan lebat memang tetap ada hingga mendekati akhir Januari ini.
Namun intensitasnya tidak separah pada awal Januari yang menyebabkan banjir pada sebagian besar wilayah Jakarta dan kota penyangga di sekitarnya.
"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti angin kencang, genangan, banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang dan jalan licin," ujar Seto di Jakarta, Minggu (19/1/2020).
Operasi hujan buatan pun akan ditingkatkan untuk mengantisipasi curah hujan yang lebat jelang Imlek.
Sehingga dapat mengurangi potensi banjir yang masih membayangi Jabodetabek.
Operasi ini masih terus dilakukan di posko TMC yang berada di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, bekerjasama dengan BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta TNI Angkatan Udara (AU).
"TMC ini bertujuan untuk mengurangi ancaman banjr di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya," kata Seto.
Ia menambahkan, tin TMC akan secara intensif melakukan monitor terhadap potensi pertumbuhan dan pergerakan awan yang diperkirakan bergerak menuju wilayah Jabodetabek.
"Monitoring ini dilakukan sejak dini hari, hingga setelah matahari terbenam," jelas Seto.
Akan ada 4 hingga 5 sorti penerbangan untuk melakukan penyemaian garam atau Natrium Klorida (NaCl) pada potensi awan hujan yang mengarah ke Jabodetabek.