Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal: Kami Minta Dokter dari Jakarta
Tambah mencuat setelah warga setempat melakukan aksi unjuk rasa menolak penggunaan Pangkalan Udara TNI AU di Raden Sadjad, Ranai,
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan wartawan tribunnetwork, Mohamad Yusuf
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Nama Natuna kembali mencuat setelah pemerintah Indonesia memilih kawasan itu sebagai tempat observasi 238 warga negara Indonesia yang dievakuasi dari Kota Wuhan Provinsi Hubei, China.
Tambah mencuat setelah warga setempat melakukan aksi unjuk rasa menolak penggunaan Pangkalan Udara TNI AU di Raden Sadjad, Ranai, sebagai lokasi observasi selama 14 hari.
Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal kemudian mendatangi kantor Kemenkopolkam dan DPR di Jakarta, Selasa (4/2/2020), terkait observasi para WNI tersebut. Ketika bertemu Komisi IX DPR, Abdul Hamid didampingi Wakil Bupati Natuna, Ngesti Yuni Suprapti, Ketua DPRD Andes Putra, serta elemen masyarakat dan mahasiswa.
Kedatangan Hamid itu juga untuk menyampaikan enam tuntutan warga Natuna. Adapun tuntutan itu antara lain memindahkan karantina ke kapal perang, jaminan kesehatan seperti posko di Natuna, meminta pemerintah mendatangkan dokter dan psikiater, meminta Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto berkantor di Natuna.
Selain itu meminta agar kebijakan pemerintah pusat ke depannya dapat disosialisasikan, dan meminta pemerintah daerah bisa menjadi penyambung lidah masyarakat kepada pemerintah pusat.
Baca: Satu WNI Positif Terinfeksi Virus Corona di Singapura, Tak Pernah Lakukan Perjalanan ke China
"Kami juga mengharapkan adanya tenaga‑tenaga medis dari Jakarta datang ke sana (Natuna), sehingga masyarakat tenang," kata Hamid dalam pertemuan dengan Komisi IX DPR RI. Berikut petikan wawancara dengan Bupati Abdul Hamid Rizal.
Bisa ceritakan awal mula Natuna dijadikan tempat observasi WNI dari Wuhan?
Sebelumnya, terus terang saja, belum ada pemberitahuan dari pemerintah pusat. Kami berita itu pada Sabtu (1/2/2020) dari media elektronik dan staf saya.
Baca: Sempat kontak Langsung dengan Majikan yang Terkena Corona, WNI di Singapura Juga Terpapar Virus Ini
Tadi disampaikan oleh Pak Menteri (Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian), ini dalam keadaan begitu mendesak, begitu mendadak. Sehingga informasi itu terlambat disampaikan kepada pemerintah daerah maupun kepada masyarakat. Akibatnya masyarakatnya menerima informasi simpang siur dan bias.
Informasi itu saya dapat dari Pak Sekda. Pertama, itu lihat jelasnya waktu di televisi. Nggak ada (surat pemberitahuan dari pemerintah pusat). Jadi nggak ada surat. Saya diberi tahu saja, rapat di bandara, terus beliau (Sekda) WA‑saya
Apakah dengan adanya karantina mengganggu aktivitas warga?
Aktivitas sih ada .Memang agak berkurang. Tapi Insya Allah ke depannya akan reda dan aktivitas mulai lagi. Sekolah mulai lagi. Kemarin tiga hari diliburkan.
Mengapa anak‑anak sampai diliburkan sekolahnya?
Karena kami khawatir. Sekarang kami sudah tahu yang dikarantina itu tidak ada yang kena (terjangkit virus corona). Semuanya sehat.
Baca: Tak Pernah ke China, Terungkap Kronologi dan Penyebab WNI di Singapura ini Ketularan Virus Corona
Apakah sampai ada warga yang eksodus ke luar Natuna?
Tidak ada. Mungkin mereka mau pulang kampung. Ada yang mau ambil cengkeh. Kan cengkeh sedang berbuah. Jadi orang berbondong‑bondong ke sana. Cuma dikaitkan (kasus) disana.
Baca: Buntut Virus Corona, Mahasiswa China Kesulitan Kembali Kuliah di Luar Negeri
Lalu apa yang diharapkan masyarakat?
Kami mengharapkan adanya tenaga‑tenaga medis dari Jakarta ini untuk berada di sana. Sehingga masyarakat tenang. Oh ini ada dokternya, ada psikiaternya.
Baca: Bekerja di Toko Terlaris Dikunjungi Turis China, Seorang WNI di Singapura Positif Terjangkit Corona