Gerindra Sebut Ajang Formula E Jadi Persiapan Pemprov DKI Jakarta Sebelum Lepas Status Ibu Kota
Politikus Partai Gerindra ini tak setuju jika sejumlah pihak justru fokus terhadap besarnya anggaran yang digelontorkan.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI heran dengan biaya Formula E di Jakarta yang bengkak, bahkan dua kali lipat dari Hongkong untuk perhelatan serupa.
Wakil Ketua DPRD DKI M Taufik mengatakan hal itu wajar karena Jakarta baru pertama kali menggelar kegiatan tersebut.
"Begini, tadi saya bilang kita kan baru pertama kali. Belum tentu materialnya ada di kita. Ada di impor juga saya kira," ungkap Taufik di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020).
Politikus Partai Gerindra ini tak setuju jika sejumlah pihak justru fokus terhadap besarnya anggaran yang digelontorkan.
Baca: Kemkominfo Blokir 80 Konten Hoax Virus Corona
Padahal ajang berkelas internasional seperti Formula E adalah kesempatan membuktikan kepada dunia bahwa Jakarta merupakan kota layak, dan punya iklim aman berinvestasi.
Salah satu tahapannya yakni membangun persepsi aman lewat kegiatan internasional.
Mengingat, Jakarta sebentar lagi akan melepas statusnya sebagai ibu kota. Menyusul pemerintah pusat yang telah memutuskan pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur.
Baca: Asman Abnur Mundur Jadi Caketum PAN, Dukung Zulkifli Hasan
"Itu satu hal yang sangat penting buat kota sebesar Jakarta. Apalagi sebentar lagi jakarta akan dicabut ibu kotanya, kita punya apa? Selain event internasional kita bangun di Jakarta. Sehingga ada kepercayaan publik bahwa Jakarta memang kota layak, aman dikunjungi, aman diciptakan investasi," tegas Taufik.
"Membangun persepsi aman itu ya lewat kegiatan internasional," imbuhnya.
Sebelumnya Fraksi PDI-Perjuangan DPRD DKI menyebut biaya yang digelontorkan Pemprov DKI untuk menghadirkan balap mobil listrik Formula E 2020 di Jakarta, terlalu besar.
Bahkan, dua kali lipat dari dana yang dikeluarkan pemerintah Hongkong ketika menghelat kegiatan serupa.
Pemprov DKI sendiri diketahui harus merogoh anggaran Rp1,16 triliun. Sedangkan pemerintah Hongkong dengan kurs yang sama cuma mengeluarkan dana HKD 250-300 juta alias Rp540 miliar.
Baca: Resmikan ISDC, Kakorlantas: Untuk Tekan Angka Kecelakaan
PDI-P juga menyebut ada ketidakjelasan leading sector untuk kegiatan tersebut. Sebab dana terbesar dipegang oleh PT Jakarta Propertindo yang punya bisnis utama di sektor infrastruktur.
Hal ini berbanding terbalik dengan target penyelenggaraan Formula E yang fokus pada mendongkrak jumlah turis datang ke Jakarta.
"Apa dasar biaya penyelenggaraan Formula E di Jakarta membengkak dua kali lipat dari luar negeri?," kata Anggota Fraksi PDI-P Gilbert Simanjuntak kepada wartawan, Selasa (11/2/2020).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.