Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nusa Utara Bersatu: Kami Mendukung Sikap Pemerintah

Organisasi massa Nusa Utara Bersatu (NUB) menolak rencana kepulangan Warga Negara Indonesia (WNI) yang pernah bergabung dengan kelompok radikal Islami

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Nusa Utara Bersatu: Kami Mendukung Sikap Pemerintah
tribunnews.com/oro
Steven Setiabudi Musa 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi massa Nusa Utara Bersatu (NUB) menolak rencana kepulangan Warga Negara Indonesia (WNI) yang pernah bergabung dengan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS).

"Kami dari NUB menyatakan menolak rencana memulangkan kombatan atau pendukung ISIS tersebut," ujar Ketua Umum NUB, Steven Setiabudi Musa, Senin (10/2/2020) di Jakarta.

NUB adalah organisasi massa dari hampir 10.000 warga perantauan Sitaro, Sangihe dan Talaud yang berada di seputaran Jabodetabek.

"Kami mendukung sikap pemerintah yang sampai sekarang masih belum memutuskan sikap, sebagaimana pernah dikemukakan Presiden Joko Widodo," kata Steven Setiabudi Musa, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta itu.

Diketahui, saat ini diindikasikan ada sekitar 600 Warga Negara Indonesia (WNI) yang pernah bergabung dengan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) tersebut.

 Jumlah itu berdasarkan informasi yang didapat dari berbagai sumber, termasuk beberapa komunitas internasional baik saluran intelijen maupun badan-badan internasional.

Mereka mengabarkan tentang sekian puluh ribu FTF (Foreign Terrorist Fighter) dan keluarganya di Suriah yang ada di beberapa camp.

Berita Rekomendasi

Di mana diantaranya lebih dari 600 orang yang pengakuannya adalah WNI.

Steven Setiabudi Musa mencoba meluruskan berita di berbagai media massa yang simpang siur terkait rencana pemerintah yang akan memulangkan WNI eks ISIS dari Suriah.

Akibat banyaknya berita yang penjelasannya kurang utuh tersebut membuat masyarakat menjadi resah.

Dari informasi yang didapat, mayoritas eks ISIS yang mengaku WNI itu terdiri atas perempuan dan anak-anak. Namun pemikiran mereka tetap perlu juga diwaspadai.

“Mereka sudah punya pengalaman (pemahaman ideologi kekerasan) semacam itu. Nah, ini perlu jadi pemikiran kita semua sebelum mengambil keputusan,” kata Steven S Musa.

Para eks ISIS pastinya harus diklarifikasi terlebih dahulu karena data yang ada masih berupa nama aliasnya saja dan bahkan hanya foto. Mereka saat ini berada di tiga kamp yang ada di Suriah yakni Al-Roj, Al-Hol dan Ainisa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas