Kronologi di Balik Viral Pria di KRL Menampar Penumpang Wanita hingga Segerbong Murka, Korban Trauma
Perempuan yang mendapat perlakuan kasar di KRL mengungkapkan kronologi kejadian yang ia alami pada Rabu (12/2/2020) lalu.
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah unggahan di Twitter yang menceritakan seorang wanita mendapat perlakuan kasar dari penumpang pria di KRL menghebohkan jagat maya.
Menurut cerita yang beredar, wanita tersebut ditampar oleh seorang pria sesaat setelah pria itu membentaknya.
Perlakuan kasar itu sontak menuai kecaman dari penumpang lainnya.
Penumpang murka hingga mendorong-dorong pria tersebut agar cepat turun.
Kisah ini terungkap dalam unggahan akun Twitter @yassiloveit pada Rabu (12/2/2020) lalu.
"Gila ya di tempat publik kaya gini masih ada aja cowo yang main kasar dan nabok cewe," tulisnya.
Baca: Viral Seorang Pria Bertindak Kasar pada Perempuan di KRL, Penumpang Segerbong Murka
Unggahan tersebut kemudian viral.
Banyak warganet yang turut mengecam aksi kekerasan yang dilakukan oleh penumpang pria itu.
Hingga Minggu (16/2/2020) pagi, unggahan tersebut telah dibagikan lebih dari 12 ribu kali dan disukai lebih dari 16 ribu orang.
Akun tersebut, sebelumnya belum dapat memastikan bagaimana awal mula kejadian itu.
"Kurang jelas kronologinya kaya gimana.
Ga berani juga nerka-nerka, tapi si cowo sempet teriak, kalo ga salah 'udah gue bilang pasar minggu, pasar minggu. lu malah ngomong di telinga gue'" terangnya di Twitter.
Kronologi
Tribunnews.com kemudian mencoba mengkonfirmasi perempuan yang mendapat perlakuan kasar dari seorang pria yang tak ia kenal itu.
Perempuan bernama Salsa itu menerangkan, hal tersebut ia alami sepulang kerja pada hari Rabu lalu.
Salsa menceritakan, kejadian itu bermula saat ia meminta bertukar posisi dengan penumpang di depannya.
Belum dijawab oleh penumpang tersebut, tiba-tiba seorang pria menyaut pembicaraannya.
'Emang Mbak turun dimana?' tanya pria itu, seperti yang Salsa ceritakan pada Tribunnews.com, Sabtu (15/2/2020) kemarin.
Baca: VIRAL Pria Berlaku Kasar pada Perempuan di KRL, Kerabat Perempuan Ungkap Kondisinya Saat Ini
Kemudian Salsa pun menjawab bahwa dirinya akan turun di Stasiun Pasar Minggu.
Saat meminta tukar posisi, Salsa menyebut KRL sudah sampai di perjalanan antara Stasiun Tebet menuju Stasiun Cawang.
"Kemudian dia jawab lagi, 'masih lama, Mbak,' dengan nada yang tidak mengenakkan," kata Salsa.
"Padahal saya siap-siap karena saya berpikir, selanjutnya pasti penumpang bakal ada yang naik lagi jadi takutnya saya malah kedorong ke dalam dan susah keluar," terangnya.
Merasa kesal, Salsa pun kemudian mencurahkan isi hatinya pada sahabatnya melalui pesan di WhatsApp.
Salsa menduga pelaku yang kebetulan berada tak jauh di belakangnya itu membaca isi pesannya.
Pelaku itu lantas merebut ponsel Salsa.
"Terus dia narik-narik HP saya dan dia teriak 'kenapa lu nggak suka sama gue hah? P*la**r lu,' lalu dengan cepatnya dia nampar saya," jelasnya.
Setelah itu, penumpang segerbong langsung murka pada pelaku.
Salsa mengaku dirinya kaget dan ketakutan.
Bahkan, Salsa pun menangis dan tubuhnya gemetaran setelah menerima perlakuan kasar dari pria tersebut.
Salsa pun kemudian tak berani turun di Stasiun Pasar Minggu karena pria itu turun di sana.
"Setelah itu saya memilih turun di Stasiun Tanjung Barat dan langsung melapor ke bagian pengaman," tutur Salsa.
Perkembangan Kasus
Sesampainya di Stasiun Tanjung Barat, Salsa langsung menemui petugas untuk melihat rekaman CCTV.
Namun, Salsa tak bisa langsung mendapatkan rekaman yang ia minta.
"Saya dilihatkan prosedur untuk melihat CCTV, ternyata jika ada barang hilang, ketinggalan, atau kecurian saja yang bisa langsung melihat rekaman CCTV," ujar Salsa.
"Saya di situ merasa bahwa barang lebih penting daripada (bukti tindakan kekerasan) fisik," sambungnya.
Karena pelaku turun di Stasiun Pasar Minggu, Salsa pun kemudian diarahkan untuk menuju Stasiun Pasar Minggu guna mengkonfirmasi rekaman CCTV peron di sana.
Baca: VIRAL Cerita Konser Dihentikan Gara-gara Gedung Bergoyang & Lantai Naik Turun di Tengah Acara
"Saya nanya ada CCTV peron atau tidak, katanya ada tapi belum tahu aktif atau tidak karena kata pihak Stasiun Tanjung Barat, KRL yang saya naiki tidak ada CCTV," terangnya.
"Kemudian di Stasiun Pasar Minggu, malah saya diarahkan untuk melapor ke pihak berwajib sekitar untuk mendapat surat keterangan yang bisa untuk membuka CCTV di Juanda," sambung Salsa.
Sayangnya, Salsa tidak langsung mendapat solusi dari polsek yang ia tuju.
Namun ia bersyukur, pada Jumat (14/2/2020), ia sudah mendapat solusi dan respons yang baik dari kepolisian.
Menurut Salsa, pihak PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) juga telah merespons kejadian yang ia alami Rabu lalu.
"Pihak KCI juga sudah ada itikad baik untuk melakukan mediasi bersama saya dan saksi yang merekam video serta menggugahnya melalui Twitter," kata Salsa.
"Jadi kondisi saya sekarang sudah cukup membaik karena saya sudah lega mendapatkan solusinya serta ada itikad baik dari pihak KCI," sambungnya.
"Hanya saja, saya masih proses menghilangkan trauma," imbuh Salsa.
Salsa mengaku, setelah kejadian tersebut, ia sempat tidak berangkat ke kantor.
"Karena saya masih syok dan takut melihat keramaian di kendaraan umum," lanjutnya.
Hingga Sabtu kemarin, Salsa mengatakan dirinya masih trauma.
Ia juga mengatakan belum berani lagi untuk berpergian menggunakan KRL.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)