Dewi Tanjung Mengaku Dicecar 20 Pertanyaan Terkait Laporannya Soal Tindakan Pendukung Anies
Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Dewi Tanjung mengaku dirinya dicecar 20 pertanyaan oleh penyidik Polda Metro Jaya.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Dewi Tanjung mengaku dirinya dicecar 20 pertanyaan oleh penyidik Polda Metro Jaya.
Dewi Tanjung diketahui diperiksa terkait pelaporannya soal tindakan anarkistis pendukung Anies Baswedan saat unjuk rasa di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2019) lalu.
"Ada sekitar 20 pertanyaan yang ditanyakan penyidik," kata Dewi Tanjung di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (26/2/2020).
Baca: Penuhi Panggilan Polisi, Dewi Tanjung Klarifikasi Dugaan Tindakan Anarkis Pendukung Anies Baswedan
Dia menuturkan, pertanyaan yang ditanyakan seputar kronologi kejadian dugaan anarkis yang dilakukan pendukung Anies.
"Ditanya bagaimana kronologi kejadian waktu pas demo. Apa yang terjadi itu saya jelaskan semua beserta barang bukti yang sudah saya siapkan dari rumah," ungkap dia.
Lebih lanjut, Dewi Tanjung menambahkan, pihaknya ialah sebagai korban dalam tindakan anarkis pada hari tersebut.
Baca: 5 Fakta Dewi Zahrani Istri Evan Dimas, Hijaber Cantik Tekuni Bisnis MUA, Intip Deretan Pesonannya
Selain terluka akibat lemparan botol, ia juga mengaku dihina secara verbal oleh massa pro Anies.
"Saya dibilang macam-macam, kita dibilang gila, kita dibilang iblis, pasukan dajjal dan saya juga dibilang lo**e," kata dia.
Sebelumnya, Dewi Tanjung melaporkan massa pendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (16/1/2020).
Adapun massa pendukung Anies yang dilaporkan adalah ormas Bang Japar.
Laporan itu diterima polisi dengan nomor LP/313/I/YAN 2.5/2020/SPKT PMJ.
Baca: Sosok Menantu di Mata Ibunda Evan Dimas: Dewi Zahrani Pribadi Pendiam yang Tak Banyak Bicara
Dewi melaporkan koordinator ormas Bang Japar karena para pengikutnya dianggap melakukan tindakan anarkis saat unjuk rasa di Balai Kota, Jumat (8/11/2019) lalu.
Saat itu, kelompok pengkritik dan pendukung Anies berkumpul di sekitar Balai Kota.
Kedua kubu tersebut berkumpul untuk menyampaikan aspirasi terkait kebijakan Anies menangani bencana banjir di Jakarta.
Namun, aksi unjuk rasa berlangsung ricuh.
"Mereka melempar kami, massa pendemo melempar dengan botol dan mengeluarkan caci maki, kata-kata yang tidak pantas," ujar Dewi di Polda Metro Jaya, Kamis malam.
Dewi merasa jadi korban pelemparan botol. Ia juga mengaku dicaci maki.
"Saya kena di (pundak) sini, saat saya jalan saya dilempar. Saya kaget, saya bilang ada apa? Ada pelemparan terus saya ditarik, kita dicaci-maki diteriaki 'orang gila orang gila, kecebong, orang gila'," ujar Dewi.
Dewi mengatakan, saat membuat laporan, ia membawa sejumlah barang bukti seperti foto, video, dan pemberitaan di media.
"Yang kita ambil (barang bukti) di media sosial banyak. Dari wartawan juga ada, kita mau foto-foto sama video udah tidak bisa. Suasana udah rusuh, polisi minta kita segera untuk lari, jalan," kata Dewi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.