Pendemo Mengamuk di Depan Kantor Anies Baswedan, Lempari Petugas Hingga Lompat Pagar
"Minggir, minggir, ini rumah rakyat. Saya mau masuk, mau ketemu Anies," ucap pendemo itu
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kantor Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota digeruduk massa.
Massa yang mengatas namakan Gerakan Rabu Oranye itu membawa sejumlah tuntutan, seperti menolak revitalisasi monas, revitalisasi Taman Ismail Marzuki dan rencana pelaksanaan Formula E.
Kelompok yang dimotori oleh Dewi Tanjung ini juga meminta Anies bertanggung jawab atas musibah banjir yang kerap menerjang ibu kota sejak awal 2020 ini.
Demo yang berlangsung sejak siang tadi awalnya herjalan kondusif.
Namun, menjelang sore aksi damai itu mendadak mulai ricuh.
Kericuhan dimulai saat beberapa pengunjuk rasa memaksa masuk ke dalam komplek Balai Kota.
Mereka tampak melompati pagar berkelir hitam di depan kantor Gubernur Anies.
Petugas pengamanan dalam (Pamdal) Balai Kota dan sejumlah petugas Satpol PP pun dengan sigap langsung menghadang aksi nekat tersebut.
Meski dihadang, pengunjuk rasa itu pun tetap memaksa masuk mendekat Gesung Balai Kota.
"Minggir, minggir, ini rumah rakyat. Saya mau masuk, mau ketemu Anies," ucap pendemo itu, Rabu (4/3/2020).
Sementara itu, Dewi Tanjung dari mobil komando terus berteriak meminta Gubernur Anies Baswedan keluar dari kantornya.
"Anies.. keluar, sini temui kami di sini," ujarnya dari mobil komando.
Suasana semakin memanas saat peserta aksi melempar sejumlah benda, seperti panci, kaleng, hingga botol air kemasan ke arah Satpol PP dan Pamdal Balai Kota.
Namun, aksi anarkis pendemo tak berlangsung lama, hanya sekira 10 menit situasi kembali kondusif.