Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat

TRIBUNJAKARTA.COM, KEMAYORAN - "Tomorrow I will try to laugh see my dad is death gone forever."

Kalimat tersebut merupakan tulisan dari remaja perempuan pembunuh anak lima tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Pelaku perempuan ini berinisial NF (15 tahun).

NF tinggal bersama Ayah kandung dan Ibu tirinya.

Arti kalimat berbahasa Inggris ini, dalam bahasa Indonesia adalah "besok aku akan mencoba tertawa melihat Ayahku meninggal selamanya".

Kalimat tersebut dituangkan pada selembar kertas dengan gambar seorang perempuan.

Total ada 13 lembar kertas yang digambar oleh pelaku dan kini menjadi barang bukti kepolisian.

Berita Rekomendasi

"Kemudian, kami menemukan catatan-catatan dan gambar-gambar perempuan menangis," kata Wakapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo Condro, saat konferensi pers, di kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu siang (7/3/2020).

"Juga berbagai gambar-gambar kesedihan, kelihatan mata saja dan sebagainya," lanjut dia.

Baca: Terungkap Motif ABG Bunuh Balita dan Simpan di Lemari, Pelaku Semalaman Tidur Dekat Mayat Korban

Baca: Gadis Pembunuh Bocah 5 Tahun di Sawah Besar Tenang dan Santai Saat Diinterogasi Polisi

Baca: Ada 13 Gambar Perempuan Sedih Dibuat Gadis Pembunuh Bocah di Sawah Besar, Terselip Tokoh Favoritnya

Simpan 13 lembar kertas bertuliskan ini

Pembunuh bayi lima tahun hingga tewas, NF (15), menyimpan 13 gambar dan menuliskan beberapa kalimat di dalamnya.

Jumlah total tersebut berdasarkan pantauan TribunJakarta.com bersama Wakapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo Condro, seusai konferensi pers, di kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu siang (7/3/2020).

Dari 13 gambar tersebut didominasi dengan gambar wajah perempuan seakan sedang bersedih.

"Total ada tiga belas, nih. Ini gambar dia semua," kata Susatyo, di kantornya.

Dari 13 gambar ini, sambungnya, ada gambar yang menjadi favorit pelaku, tokoh dalam film Slender Man.

"Ini adalah salah satu tokoh favoritnya, (Slender Man), ini kisah tentang film kekerasan dan horor," kata Susatyo.

Ada pula tulusan seperti soal psikotes.

Lalu ada gambar perempuan berambut pendek yang pada bagian tubuhnya terikat tali.

Dalam gambar tersebut ada tulisan keep calm and give me torture.

Susatyo menyatakan, pelaku ini memang mahir menggambar dan berbahasa Inggris.

Wakapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo Condro, saat konferensi pers, di kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu siang (7/3/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT)

Kalimat berbahasa Inggris ini jika diartikan dalam bahasa Indonesia, yakni 'tetap tenang dan beri aku siksaan'.

"Di sini ada korban terikat, kemudian dimasukkan ke dalam lemari, yang bersangkutan juga pernah menggambar (perempuan diikat tali) dengan kalimat 'keep calm and give me torture'," jelas Susatyo.

Kami mencoba mendalami dari berbagai catatan-catatan yang dimiliki oleh si pelaku.

"Kami menemukan catatan-catatan dan gambar-gambar perempuan menangis," sambungnya.

Beberapa curahan hati dan emosi pelaku pun dituangkan pada sebuah papan tulis.

"Selain itu, ada rasa kekecewaan kepada keluarga di dalam papan tulisnya pelaku. Juga berbagai gambar-gambar kesedihan, kelihatan mata saja dan sebagainya," ujar Susatyo.

"Ini akan kami kumpulkan buktinya sebagai menjadi bahan pertimbangan perkara ini. Ini menjadi perhatian kami semua," kata Susatyo.

Pelaku hobi dan favoritkan tokoh film horor

 Siswi SMP berinisial NF (15) dengan santai mengaku tak menyesal telah menghilangkan nyawa temannya APA (6).

Bukan hanya tak menyesal, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan saat diperiksa tim penyidik NF bahkan berkata ia merasa puas.

"Ditanyakan oleh penyidik, 'bagaimana perasaannya setelah kejadian ini', satu yang paling gampang dan dikatakan (Saya puas)," kata Yusri, di kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu siang (7/3/2020).

"(Saya puas). Iya, berulang kali dengan tenang dia jawab begitu," tambah Yusri.

Diwartakan sebelumnya, NF membunuh APA dengan cara menenggelamkan kepada bocah tersebut ke dalam bak mandi.

NF kemudian menyimpan jasad korban ke dalam lemari kamarnya.

Yusri Yunus, menduga NF melakukan itu lantaran hobi menonton film horor dan kekerasan.

"Cuma satu yang ingin saya sampaikan di sini, bahwa pengakuan si pelaku ini suka menonton film horor," kata Yusri.

"Bahkan ada film Chucky, itu hobinya," lanjut Yusri.

Selain film Chucky, NF juga senang menonton film Slender Man.

"Ini adalah salah satu tokoh favoritnya, (Slender Man), ini kisah tentang film kekerasan dan horor," kata Wakapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo Condro, pada kesempatan yang sama.

Terkait Slenderman, hal itu tampak dalam beberapa gambar yang dibuat oleh pelaku.

Ada gambar sosok manusia tanpa wajah dan mengenakan setelan jas mirip dengan karakter fisik Slenderman.

Gambar itu akan dijadikan barang bukti kepolisian guna penyelidikan lebih lanjut.

"Semuanya masih kami dalami. Tapi pengakuan awal, memang saat itu dia spontan saja ingin membunuh," jelasnya.

Kronologi Lengkap ABG Tewaskan Tetangganya yang Masih Berusia 5 Tahun di Sawah Besar Jakarta Pusat 

NF (15 tahun), perempuan yang menewaskan korbannya bernisial APA (6 tahun).

Kejadian itu terjadi pada dua hari yang lalu.

Tepatnya pada Kamis (5/3/2020) sore, NF dan APA sedang bermain di rumahnya NF.

APA sering bermain di rumah NF lantaran adiknya NF merupakan temannya APA.

Pada hari itu, hanya ada NF dan APA di dalam rumah tersebut.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus (tengah), saat konferensi pers, di kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu siang (7/3/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT)

Saat bermain, NF sengaja menenggelamkan mainan di bak mandi rumahnya.

Kemudian, NF meminta tolong APA untuk mengambilkan mainan tersebut.

"Pelaku (NF) minta tolong ambilkan satu mainan yang tenggelam di bak mandi," Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, saat konferensi pers, di kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu siang (7/3/2020).

"Kemudian si korban membantu. Karena takut basah, korban melepaskan pakaiannya

Korban pun menceburi dirinya ke dalam bak mandi tersebut," sambungnya.

Pada saat itu, sambungnya, NF memiliki hasrat untuk membunuh APA dengan cara menenggelamkan kepala korban.

Setelah tak bernapas, NF memasukkan jasad APA ke dalam ember dan ditutupi kain.

Tujuannya agar tak diketahui orangtuanya.

"Orang tua pelaku saat pulang ke rumahnya tidak mengetahui," tambah Yusri.

"Pelaku ada niatan untuk membuang mayatnya. Tetapi pelaku takut," sambungnya.

NF pun memasukkan korban ke dalam lemari kamarnya.

Pada Jumat pagi (6/3/2020), NF hendak melaporkan kasusnya ini ke kantor Polsek Metro Tamansari, Jakarta Barat.

NF sengaja membawa pakaian lain selain seragam sekolah, untuk menuju kantor polisi tersebut.

"Polisi saya sudah membunuh dan mayatnya saya taruh di dalam lemari," ujar Yusri, mencontohkan ucapan NF saat laporan di Polsek Metro Tamansari.

"Ini awalnya polisi tidak percaya, tapi setelah lihat ada mayat di kamar pelaku, mereka percaya," sambungnya.

Lantaran lokasi pembunuhan berada di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Polsek Metro Tamansari menyerahkan kasus tersebut kepada Polsek Metro Sawah Besar.

Saat itu, NF mendatangi Polsek Metro Sawah Besar didampingi keluarga dan jajaran Polsek Tamansari.

Kini, kata Yusri, NF akan menjalani proses hukum dengan asas praduga tak bersalah lantaran masih di bawah umur.

Sementara, APA telah dimakamkan pada pukul 11.30 WIB, di kawasan Karet, Jakarta Pusat.

"Tahanannya akan berbeda. Ia akan dipisahkan," pungkas Yusri.

Saat konferensi pers, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto dan Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo P Condro juga dihadirkan.