Penjelasan Rahmat Effendi soal Rapid Test Massal di Stadion Patriot yang Dikritik Dokter
Ia menerangkan, jika kemarin terjadi kerumuman, dikarenakan informasi instruksi yang belum dipahami dengan baik
Editor: Imanuel Nicolas Manafe

Pemerintah Kota Bekasi melakukan pemeriksaan cepat atau tes cepat Covid-19 kepada ratusan tim medis di Stadion Patriot Candrabaga Kota Bekasi, Rabu (25/3/2020).
Ratusan tim medis itu dites cepat Virus Corona di area stadion.
Saat awal tes sempat terjadi keributan hingga terjadi kerumuman, sehingga mereka berdekatan alias tidak menjaga jarak.
pemeriksaan cepat yang dilakukan di stadion dikritisi oleh salah seorang dokter di salah satu rumah sakit swasta di Kota Bekasi.
Dokter perempuan yang minta identitasnya tidak disebutkan menilai, seharusnya Pemkot Bekasi melakukan pemeriksaan cepat dengan menyambangi lokasi tim medis itu bekerja.
Sebab, digelarnya pemeriksaan cepat di stadion ini sama juga dengan mengumpulkan massa.
"Jadi waktu saya masuk, saya jujur saya benar-benar kecewa sama sistem yang dilakukan sama Dinkes Kota Bekasi."
"Ini namanya mengumpulkan massa," ucap dokter tersebut saat ditemui di Stadion Patriot Candrabaga Kota Bekasi, Rabu (25/3/2020).
Ia menilai informasi yang diberikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melalui akun instagramnya, berbeda saat penerapan.
Sebab, sesuai informasi Ridwan Kamil, para petugas medis akan dites di stadion menggunakan metode drive thru.
"Kalau ODP dan PDP kan diperiksa door to door atau datang ke rumah."
"Yang lain kan pakai drive thru, itu informasinya," tuturnya.
Akan tetapi saat sampai lokasi, dirinya terkejut melihat massa tim medis begitu banyak dikumpulkan di satu lapangan.
"Saya sampai di lokasi saya lihat massa dikumpulkan sebegitu banyak tanpa APD yang lengkap."
"'Padahal saya saja kan tangani pasien ODP dan PDP di rumah sakit," bebernya.
"Jujur saya benar-benar kecewa banget, Pak Ridwan Kamil, ini bagaimana, Pak?"
"Kok mengumpulkan massa, bukannya anjuran pemerintah itu tidak boleh mengumpulkan massa?"
"Karena ini semuanya tenaga medis, kami semua berisiko menularkan," keluhnya.
Yang lebih membuat dirinya kecewa, katanya, alat pemeriksaan cepat habis, sehingga dirinya hanya diambil sampel darah.
"Jadi nanti pemeriksaan cepatnya, darah saya dicek kalau hasilnya positif atau negatif nanti mereka akan hubungi saya," ungkapnya.
Ia menambahkan, sistem seperti ini tak menutup kemungkinan bakal mempermudah penyebaran Virus Corona.