Pandemi Covid-19, Kowantara: Omzet Warteg Turun 50 Persen
Ketua Koordinator Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni menyebut pendapatan Warteg anjlok hingga 50 persen karena virus corona.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 tak hanya berimbas pada pengusaha besar saja.
Para pengusaha kecil seperti warung tegal atau lebih akrab di telinga dengan sebutan Warteg juga ikut merugi.
Ketua Koordinator Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni menyebut pendapatan Warteg anjlok hingga 50 persen karena virus corona.
"Pengaruhnya besar, bahkan dari krisis moneter tahun 1998, ini dampaknya lebih besar. Karena ini kan orang takut keluar. Bisa sampai 50 persen, bahkan lebih. Ada beberapa yang dari tanggal 15 sampai 25 Maret tutup, karena pengaruhnya besar sekali," tutur Mukroni saat dihubungi Tribunnews, Jumat (27/3/2020).
Baca: Catat, Ini Daftar Warteg yang Gratiskan Makan di Jabodetabek
Kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh turunnya pendapatan para pekerja informal.
"Kondisi kayak gini kan turun juga pendapatan pekerja harian, pekerja serabutan, mereka jadi nggak punya income. Mereka nggak mungkin membeli makanan dari Warteg," ungkap Ketua Kowantara.
Perlu diketahui, Komunitas Warteg Nusantara di Jabodetabek memiliki anggota sebanyak 40.000.
Akibat kondisi yang terjadi, saat ini para pedagang Warteg memilih menutup warungnya.
"Saya ini di Bekasi, di sini ada 10 Warteg, yang buka aja cuma dua. Apalagi ini kan jualan saya di deket kampus. Kampus kan juga libur, jadi susah," terangnya.
Tak hanya jualan offline saja yang sepi, Mukroni yang juga berjualan Warteg melalui online sudah tak menerima pesanan sejak beberapa hari lalu.
"Jualan online juga turun. Yang biasanya tiap hari dapet, ini sudah empat hari nggak dapat satu pun," jelasnya.
Ketua Kowantara berharap pemerintah tetap menjaga suplai bahan baku dan harga agar Warteg dapat berjualan di tengah Pandemi Covid-19.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.