Sepinya Pusat Perbelanjaan di Ibu Kota
Jumat (3/4/2020), Tribun mendapati masyarakat tidak lagi memadati kawasan perbelanjaan ini seperti hari-hari sebelum virus
Editor: Rachmat Hidayat
Nina mengungkapkan, dirinya tidak mengetahui alasan mengapa restoran makanan cepat saji tempatnya bekerja tidak memutuskan untuk menutup di tengah imbauan physical distancing pemerintah.
Baca: Luhut Tegaskan Pemerintah Pusat Tak Pernah Berseteru dengan Anies: Ada Orang yang Bikin Ini Itu
Menurutnya buka atau tidak sama saja dampaknya. Imbas dari kebijakan physical distancing membuat restoran tempatnya bekerja merugi, atau setidaknya mengalami penurunan signifikan di sektor pemasukan karena masyarakat tidak lagi ke mall.
"Sekarang ini masyarakat tidak boleh berkumpul, jadi ya sama saja. Sepi orang ke sini (mall), tempat kita juga sepi," katanya.
Baca: Uang Jadi Tempat Kuman Berkumpul, Pedagang Diminta Rajin Cuci Tangan Pakai Sabun dan Gunakan Masker
Namun, Nina mengaku maklum apabila tempatnya bekerja tetap buka. Sebagai restoran, khususnya penyedia makanan, tentunya harus buka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang melakukan Work From Home (WFH).
Baca: Jokowi Minta Menkes Terawan Detailkan Aturan PSBB dalam Dua Hari
Bukan merasa takut, Nina dan teman-temannya di restoran makanan cepat saji tempatnya bekerja mengaku justru lebih bersemangat menyuarakan agar masyarakat bekerja di rumah. Ia pribadi sebenarnya tidak takut pada virus corona.
"Kalau dibilang takut tidak sama covid ini sebenarnya saya pribadi biasa saja. Soal WFH, saya yang masih kerja jadi lebih bersemangat untuk bilang supaya orang-orang di rumah saja, pesan di kami online bisa. Kami akan antar," pungkas Nina.
Baca: Selama 6 Bulan Tiket Setengah Harga Perjalanan ke Jepang Setelah Masa Covid-19 Berakhir
Sejumlah petugas keamanan yang berjaga pun nampak mulai bersiap-siap untuk pulang atau berganti shift dengan yang lainnya. Pekerja di toko-toko yang masih beroperasi, terlihat lesu menanti pelanggan yang nampaknya tak akan ada lagi.