Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasien ODP Virus Corona di Ciledug Sempat Ditolak RSUD Kota Tangerang Sebelum Meninggal

Seperti diketahui RSUD Kota Tangerang ditetapkan menjadi rumah sakit rujukan dalam penanganan virus corona ini

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Pasien ODP Virus Corona di Ciledug Sempat Ditolak RSUD Kota Tangerang Sebelum Meninggal
Wartakota/Nur Ichsan
ILUSTRASI - Tim medis dan Petugas melakukan prosesi pemakaman jenazah orang dengan Covid-19, TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta barat. Senin (13/4/2020). Mereka melakukan pemakaman ini dengan menggunakan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah dan WHO. (Wartakota/Nur Ichsan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang perempuan berstatus orang dalam pemantauan (ODP) virus corona atau Covid-19 di Ciledug, Kota Tangerang meninggal dunia.

Daryanto yang merupakan keponakan dari korban menceritakan perjuangan keluarga untuk tantenya itu.

Baca: Viral Antar Jenazah Covid-19 Dipungut Biaya Rp 15 Juta: Keluarga Kecewa, Tanggapan Dinkes Tangerang

Tantenya itu terlebih dulu dibawa ke RS Bakti Asih, Kota Tangerang karena sakit diabetes.

Perempuan berusia 50 tahun tersebut menjalani perawatan di rumah sakit yang berada di Kecamatan Karang Tengah ini.

"Awalnya tante saya sakit diabetes. Kemudian dirawat, setelah diperika ternyata ada masalah di bagian paru - parunya. Dan oleh dokter dinyatakan sebagai ODP," ujar Daryanto kepada Warta Kota, Rabu (15/4/2020).

Kemudian pihak RS Bakti Asih meminta keluarga korban untuk membawanya ke rumah sakit rujukan Covid-19.

Berita Rekomendasi

Seperti diketahui RSUD Kota Tangerang ditetapkan menjadi rumah sakit rujukan dalam penanganan virus corona ini.

"Peralatan di rumah sakit itu tidak komplit, diarahin dirujuk ke RSUD Kota Tangerang. Tapi ditolak," ucap Daryanto.

Daryanto menyebut, pihak RSUD Kota Tangerang menolak lantaran jumlah pasien sudah penuh. Dan tak ada lagi ruang untuk perawatan.

"Saya juga sudah cek, penuh. Makanya enggak jadi dirujuk," katanya.

Namun sayangnya nyawa tante Daryanto ini tidak bisa terselamatkan.

Wanita yang berprofesi sebagai guru ngaji itu dinyatakan meninggal oleh pihak RS Bakti Asih.

"Sudah meninggal dunia, saya suruh nunggu pihak rumah sakit untuk menyiapkan mobil ambulans untuk pemakaman," ungkap Daryanto.

Baca: Hadapi Virus Corona, Jokowi Minta Proses Perizinan Alat Kesehatan Jangan Dihambat

Menurutnya pihak rumah sakit mencoba menghubungi layanan 112 milik Pemkot Tangerang untuk bantuan ambulans.

Tapi nyatanya tidak ada jawaban.

Keluarga Kecewa

ILUSTRASI JENAZAH COVID-19 - Tim medis dan Petugas melakukan prosesi pemakaman jenazah orang dengan Covid-19, TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta barat. Senin (13/4/2020). Mereka melakukan pemakaman ini dengan menggunakan protokol kesehatan yang ditetapkan  pemerintah dan WHO. (Wartakota/Nur Ichsan)
ILUSTRASI JENAZAH COVID-19 - Tim medis dan Petugas melakukan prosesi pemakaman jenazah orang dengan Covid-19, TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta barat. Senin (13/4/2020). Mereka melakukan pemakaman ini dengan menggunakan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah dan WHO. (Wartakota/Nur Ichsan) (Wartakota/Nur Ichsan)

Baca: Mendukung Penerapan PSBB di Jawa Barat, Gojek Menghentikan Sementara Layanan GoRide

Daryanto yang merupakan keponakan pasien yang dinyatakan suspek Covid-19 mengaku kecewa dengan Pemerintahan Kota Tangerang.

Sebab keluarganya harus merogoh uang Rp 15 juta untuk menyewa mobil ambulans dalam mengantarkan jasad tantenya ini ke tempat pemakaman.

"Kecewa, dalam hal ini pemerintah tidak tanggap," ujar Daryanto warga asal Ciledug, Kota Tangerang itu kepada Warta Kota, Rabu (15/4/2020).

Ia menjelaskan awalnya korban dilarikan ke RS Bakti Asih, Kota Tangerang. Kemudian pihak dokter menyatakan bahwa korban merupakan Orang Dalam Pemantauan (ODP) Covid-19.

"Ada masalah di paru-parunya, setelah menjalani perawatan meninggal dunia. Kemudian pihak rumah sakit menelepon layanan 112 Pemkot Tangerang untuk membawa jenazah tante saya ini," ucap Daryanto.

"Tapi ditunggu-tunggu lama datangnya. Malah tidak ada jawaban. Jenazah tante saya keburu bau dan harus segera dimakamkan," sambungnya.

Daryanto pun berinisiatif untuk menyewa jasa mobil Tangerang Ambulans Service.

Terjadi kesepatakan dengan biaya Rp15 juta.

Baca: Penjelasan Kemenhub soal Kapal Pesiar Misterius yang Melintasi Raja Ampat

"Apa karena tante saya ini hanya ODP jadinya tidak dilayani mobil Ambulans 112 Pemkot Tangerang itu. Apa karena korban menggunakan BPJS."

"Terus terang saya kecewa, peran pemerintah di sini terasa tidak ada. Semoga tidak ada korban lainnya yang mengalami seperti ini lagi," kata Daryanto

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul: Sebelum Meninggal, Pasien Covid-19 Ciledug Sempat Ditolak di RSUD Kota Tangerang

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas