Kotak Amal Dibobol Maling, 3 Pelaku Bawa Angkot dan Terekam CCTV
Aksi pencurian terjadi di lingkungan Masjid Nurud Da'wah, Jalan Cipeucang V, Koja, Jakarta Utara.
Editor: Sanusi
Pengurus masjid tempel selebaran wajah pelaku
Sekretaris DKM Masjid Al-Ikhwan, Arianto Dwi (34) mengatakan warga resah karena kasus pencurian kotak amal sebenarnya bukan pertama kali terjadi.
"Ini sudah yang keempat kalinya. Tapi enggak semuanya berhasil, ada yang gagal. Sepertinya belakangan tambah rawan, karena burung Love Bird saya saja hilang," kata Arianto di Makasar, Jakarta Timur, (29/4/2020).
Empat kasus pencurian kotak amal di Masjid Al-Ikhwan yang dimaksud terhitung sejak tahun 2015 hingga aksi teranyar kemarin.
DKM Masjid Al-Ikhwan sendiri sebenarnya sudah berupaya mencegah aksi pencurian dengan memasang sejumlah CCTV.
"Tapi pas kejadian CCTV yang menyorot ke jalan enggak berfungsi, hanya yang di dalam Masjid saja. Makanya cuman satu pelaku yang wajahnya tersorot," ujarnya.
Arianto menuturkan wajah satu pelaku yang tersorot itu kini sudah disebarluaskan lewat grup WhatsApp warga setempat.
Di pintu masuk Masjid pun terpampang wajah pelaku saat menenteng kotak amal yang berasal dari tangkapan layar rekaman CCTV.
"Kita tempel di pintu masuk biar dilihat warga. Video rekaman CCTV juga sudah disebar, tapi sampai sekarang enggak ada warga yang kenal," tuturnya.
Marbut Masjid Al-Ikhwan, Sumaryono (62) juga menuturkan tak pernah melihat sosok pelaku yang membobol tiga kotak amal.
Dia berharap jajaran Polrestro Jakarta Timur lekas meringkus pelaku agar kasus pencurian disertai pemberatan tak lagi terulang.
"Memang rawan, dulu saya pernah gagalin maling kotak amal juga. Pura-pura ke kamar mandi bilangnya sakit perut, padahal mau maling," kata Sumaryono.
Marbut diminta waspada
Para pengurus Musala dan Masjid di wilayah Kecamatan Cakung diimbau mewaspadai aksi pencurian kotak amal selama bulan Ramadan 1441 Hijriah.
Camat Cakung Achmad Salahuddin mengatakan pencurian kotak amal tetap perlu diantisipasi meski kegiatan ibadah dibatasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Di Masjid kan masih ada marbut, aktivitas orang keluar-masuk Masjid tetap harus dipantau. Lalu kotak amalnya juga dikunci," kata Achmad saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Minggu (26/4/2020).
Alasannya bila mengacu di tahun-tahun sebelumnya, kasus kriminal selama bulan Ramadan di Kecamatan Cakung cenderung meningkat.
PSBB yang ditetapkan Pemprov DKI Jakarta juga membuat aktivitas ibadah di batasi sehingga lingkungan sepi aktivitas warga.
"Kadang-kadang ada peningkatan (kasus kriminal) pas bulan Puasa. Anak-anak tawuran, segala macam. Tahun-tahun sebelumnya pas Puasa kecenderungannya begitu,"
Achmad menuturkan selama masa PSBB, pengurus Masjid tetap diperbolehkan menerima dan menyalurkan sedekah warga.
Namun dengan memperhatikan protokol kesehatan dalam pencegahan Covid-19, khususnya mengenakan masker saat beraktivitas.
"Kalau ada warga yang mau sedekah tentu silakan saja, dengan mekanisme yang diatur masing-masing DKM (dewan kemakmuran Masjid) setempat," tuturnya. (TribunJakarta.com/Gerald/Bima Putra)