5 Fakta John Kei, Godfather Jakarta Terlibat Kasus Pembunuhan, Bertekad Tobat Kini Kembali Ditangkap
Lima fakta mengenai John Kei. Godfather Jakarta ini terlibat dalam berbagai kasus kriminalitas, lalu ngaku bertobat, kini ditangkap lagi.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Nama John Kei kembali ramai diperbincangkan setelah ditangkap Polda Metro Jaya.
John Kei ditangkap atas dugaan keterlibatannya dalam kasus penganiayaan dan keributan yang terjadi di rumah Nus Kei di Green Lake City, Tangerang Kota dan Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu (21/6/2020) siang.
Peristiwa tersebut terjadi hampir bersamaan dan videonya viral di media sosial.
Bagi orang awam, nama John Kei juga dikenal sebagai Godfather Jakarta sebab terlibat dalam sejumlah kasus kriminalitas di Indonesia.
Baca: Kemarin Malam Mencekam, Begini Suasana Terkini Tytyan Indah Bekasi Lokasi Penangkapan John Kei
Baca: Anak Buah John Kei Obrak-abrik Rumah Nus Kei, Bagaimana Keluarganya Bisa Menyelamatkan Diri?
John Kei pernah ditahan selama sembilan tahun di Lapas Nusakambangan, Cilacap dan dinyatakan bebas bersyarat pada 26 Desember 2019.
Di Lapas Nusakambangan, John Kei mengaku bertobat dan ingin menjadi 'orang baru' selepas keluar dari penjara.
Namun, belum ada setahun menghirup udara bebas, John Kei kembali ditangkap.
Berikut lima fakta mengenai John Kei sebagaimana dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:
1. Lahir dari Keluarga Miskin
Dalam acara Kick Andy yang diunggah pada 15 April 2019, John Kei bilang lahir di Kepulauan Kei, Maluku Tenggara.
Ia mengaku terlahir dari keluarga miskin, ayah dan ibunya berprofesi sebagai petani.
Semasa SD, John Kei kerap di-bully oleh kakak kelasnya.
"Pulang sekolah, pasti senior-senior adu kita untuk berantem. Kalau berantem, satu lawan satu. Satu kalah, udah dua lawan satu," kata dia.
Kepada sang host, Andy F Noya, John Kei tak sungkan mengaku telah memiliki hobi berkelahi sejak kecil.
Setelah lulus SD, John Kei ingin sekali masuk ke sekolah teknik atau STM.
Namun, karena keluarganya miskin, ia dimasukkan ke SMEA.
Lantaran bersekolah yang tak sesuai dengan minat ditambah kondisi finansial orangtua, John Kei putus sekolah saat hendak naik kelas 2.
"Karena tidak mampu dan tidak cocok," kata dia.
Saat di Jakarta, John Kei lantas mengikuti program persamaan sehingga mendapatkan ijazah SMA.
Sempat ingin meneruskan kuliah di Universitas Jayabaya, tapi urung dilakoni John Kei.
Sebab ia terjerat kasus pembunuhan yang membuatnya harus mendekam di penjara Lapas Nusakambangan.
"Ya mungkin Tuhan berkehendak lain," ujarnya.
2. Terjerumus di Dunia Hitam
Kepada Andy F Noya, John Kei juga mengisahkan bagaimana ia bisa terjerumus ke dunia hitam.
Tahun 1992, saat bekerja sebagai sekuriti di sebuah hostel, ada yang membuat keributan di sekitar lokasinya bekerja.
John Kei sempat memisahkan, tapi malah kena pukul dari belakang dan membuatnya sempat ikut berkelahi.
"Polisi datang, menyelesaikan, tapi saya masih penasaran. Saya ambil golok, balik ke tempat situ lagi," kata John Kei.
Pria yang bernama asli John Refra ini mengaku sama sekali tidak berniat membunuh orang tersebut.
Ia hanya ingin memberi pelajaran, tapi di luar dugaan, orang itu terbunuh karena terkena parang di lehernya.
John Kei yang saat melakukan pembunuhan baru berusia 22 tahun juga mengaku tak ada rasa penyesalan setelah menghilangkan nyawa orang lain.
"Waktu itu saya nggak menyesal, saya merasa, saya jago bunuh orang," kata John Kei.
Setelah buron satu minggu, John Kei menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya dan itu kali pertama ia masuk penjara.
Di penjara, John Kei juga terlibat sejumlah keributan dengan napi lain hingga sempat dipindah ke penjara lain.
"Lagi tidur dihajar, lagi jalan ditusuk dari belakang," katanya.
Setelah bebas dari penjara tahun 1995, John Kei mulai berkenalan dengan ekstasi karena kerap mendatangi diskotik.
Ia mengatakan, pernah menyimpan beberapa butir ekstasi selama seminggu di rumah dan tak berani membukanya.
Namun karena setiap malam ke diskotik, John Kei akhirnya mencoba ekstasi dan inilah awal mula ia kenal narkoba.
3. Disebut The Godfather of Jakarta
Kehidupan John Kei tak lepas dari catatan kriminalnya yang cukup panjang.
Masih dari tayangan Kick Andy, John Kei tak mengelak saat disebut sebagai sosok yang ditakuti dan bengis.
Saat ditanya berapa orang yang telah dibunuhnya, John Kei mengaku bisa menjawab, tapi juga tidak.
"Kalau bisa dijawab, lebih dari satu iya," kata dia.
Diketahui, John Kei tercatat pernah terlibat dalam kasus pembunuhan dan dikenal sebagai mafia.
Bahkan, nama John Kei sempat disandingkan dengan mafia-mafia di Italia serta diberikan gelar "Godfather Jakarta."
Alasannya, dia mampu berbisnis layaknya mafia, tetapi jarang tersentuh aparat kepolisian.
Mengutip Kompas.com, pada 12 Oktober 2004, nama John Kei dikaitkan dengan Basri Sangaji.
Basri tewas ditembak di bagian dada saat berada di dalam kamar 301 Hotel Kebayoran Inn, Jakarta Selatan.
Di dalam kasus ini, John Kei lolos dari jeratan hukum karena tidak terbukti terlibat.
Pada 11 Agutus 2008, John bersama adiknya, Tito Refra, benar-benar harus hidup di balik bui di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya karena menganiaya dua pemuda.
Pada 4 April 2010, massa Kei bentrok di klub Blowfish dengan massa Thalib Makarim dari Ende, Flores.
Dua anak buah John Kei tewas.
Perseteruan antara massa dari Flores dengan loyalis John juga kembali terjadi saat persidangan kasus Blowfish digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 29 September 2010.
John Kei lantas berurusan dengan aparat pada kasus pembunuhan Tan Harry Tantono alias Ayung yang membuatnya masuk ke penjara lagi.
Ayung yang menjadi korban John Kei sempat menjadi sorotan saat muncul dalam kasus Hambalang dengan terdakwa mantan ketua umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.
Nyawa Ayung dihabisi di sebuah kamar hotel 2701 di kamar Swiss-Belhotel, Sawah Besar pada Selasa, 27 Januari 2012.
Ia ditemukan tewas dalam keadaan luka parah di bagian leher dan puluhan luka tusukan pada sekujur tubuhnya.
4. Bertobat di Lapas Nusakambangan
Saat mendiami Lapas Nusakambangan, Cilacap, John Kei ditempatkan di sebuah sel super maximum blok khusus.
Penjara super maximum ditempati bagi narapidana yang dianggap berisiko tinggi.
Selama tiga bulan menjani masa tahanan di sel super maximum, kesadaran John Kei muncul.
Ia mulai berubah dan mempelajari Alkitab.
Setelah tiga bulan menjalani hukuman di sel super maximum, John Kei dipindahkan ke Lapas Permisan yang berkategori medium risk atau resiko menengah.
Di tempat itu, ia diajari membatik serta menghabiskan waktu dengan membaca dan beribadah.
"Saya dulu tidak pernah ada waktu untuk ibadah, tapi Nusakambangan membawa Tuhan hadir di diri saya," ujar John Kei dalam video yang pernah dibagikan Lapas Nusakambangan.
John Kei merasa ada kehadiran Tuhan bersamanya saat nyaris mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupnya.
"Kalau saya mati, saya mau masuk surga. Bukan masuk neraka karena bunuh diri," tegasnya.
Ia kemudian meminta bantuan untuk dapat bertahan selama menjalani masa tahanan dan menyesali perbuatan yang telah dilakukan dulu.
5. Kembali Ditangkap
Dikutip dari Kompas.com, nama John Kei kembali ramai pembicaraan setelah ditangkap Polda Metro Jaya.
Padahal ia baru saja dinyatakan bebas bersyarat dari Lapas Nusakambangan.
John Kei ditangkap atas dugaan keterlibatannya dalam kasus penganiayaan dan keributan yang terjadi di rumah Nus Kei Green Lake City, Tangerang Kota dan Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu (21/6/2020) siang.
Peristiwa keributan dan penganiayaan itu terjadi hampir bersamaan dan videonya viral di media sosial.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, perekam video mengatakan, banyak orang memakai topeng berkumpul dan memecahkan kaca mobil di kawasan Green Lake City.
Dalam video lainnya, terlihat petugas sekuriti (satpam) menutup pintu gerbang, tapi gerbang itu diterobos mobil.
Sementara itu, penganiayaan menyebabkan seorang warga yang belum diketahui identitasnya tewas dibacok di Jalan Raya Kresek, Cengkareng, Jakarta Barat.
Korban pembacokan tersebut dinyatakan meninggal dunia setelah dilarikan ke rumah sakit.
Tak butuh waktu lama, polisi kemudian menangkap 25 orang termasuk John Kei di markas kelompok John Kei di Jalan Titian Indah Utama X, Bekasi, Jawa Barat, Minggu malam.
Mereka diduga terlibat kasus penganiayaan di Tangerang dan Jakarta Barat.
Saat menggeledah markas tersebut, polisi menyita sejumlah barang bukti, yakni 28 tombak, 24 senjata tajam, 2 katapel panah, 3 anak panah, 2 stik bisbol, dan 17 ponsel.
(Tribunnews.com/Sri Juliati, Kompas.com/Rindi Nuris Velarosdela)