Romi Syahril: Pola Kerja Baru Sejatinya Penulisan Jurnalistik Maupun Kode Etik Tidak Boleh Berubah
PWI Jaya Webinar Series bertajuk Spiritual Empowering, Cara Kerja Jurnalistik di Era New Normal_yang digelar di Jakarta, Rabu (8/7/2020)
Penulis: Toni Bramantoro
“Maksimalkan perangkat penunjang kegiatan tugas jurnalistik dengan wawancara lewat telepon, WA ataupun lainnya,” tuturnya.
Selain itu, perlu melakukan social connecting. Artinya, tetap melakukan koordinasi dengan teman kantor dalam menunjang tugas jurnalistik. Terutama dengan reporter, redaktur, redpel, pemred maupun lay out. Begitu juga harus menjaga hubungan baik dengan narasumber.
Terakhir, digital applying. Artinya, manfaatkan aplikasi digital dalam menunjang tugas peliputan dalam menggali berita yang diperlukan. Maksimalkan wawancara teleconfrence lewat zoom, google meet, hangouts, WA, Instagram dan lainnya.
Apalagi, di era pandemi sekarang layanan aplikasi digital paling populer bagi kerja dunia wartawan.
“Nah, empat faktor ini yang memudahkan kerja jurnalistik di era New Normal,” kata Romi.
Sementara Irmanto menyebut era pandemi Covid-19 telah mengangkat popularitas sejumlah media sosial atau new media, seperti Facebook, Instagram, dan Youtube, dan lain-lain.
“Era pandemi Covid-19 dan PSBB ini, penggunaan media sosial meningkat signifikan,” jelas Irmanto.
New media itu sendiri, kata Irmanto, merupakan terminologi untuk menjelaskan konvergensi antara teknologi komunikasi digital yang terkomputerisasi dan terhubung dalam jaringan.
Secara sederhana, jelas Irmanto, new media tercipta akibat ada interaksi masyarakat dengan komputer atau smartphone dan internet.
Muara itu semua adalah terjadinya pertukaran informasi. Selain juga dimanfaatkan sebagai media hiburan, media sharing, dan media sosialisasi.