Repotnya Sekolah Daring: Dari Urusan Pulsa Internet hingga Durasi Belajar Mengajar
Namun, karena adanya pandemi Covid-19 tentu proses belajar mengajar tatap muka bertemu fisik antara guru dan siswa tidak dilakukan.
Editor: Hasanudin Aco
Total waktu yang harus dihabiskan siswa mulai dari menyalakan smartphone hingga selesai mengerjakan tugas kurang lebih dua jam.
Pukul 09.00 WIB tugas selesai dan anak-anak bisa bebas bermain lagi di dalam atau halaman rumah bersama teman-teman sebayanya tentu dengan mematuhi protokol kesehatan saat pandemi.
Selesai siswa mengerjakan tugas, giliran orang tua yang sibuk dengan rapat daring dengan guru di sekolah.
Para guru menggelar rapat menanyakan pendapat orang tua mengenai metode pembelajaran yang tepat selama pandemi covid-19.
Beberapa pilihan muncul, di antaranya siswa membentuk kelompok belajar dengan teman yang lokasi rumahnya berdekatan.
Tentu kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan daring.
"Nanti satu kelompok belajar ada enam orang ya bapak-bapak, ibu-ibu. Cari teman yang rumahnya berdekatan," ujar guru sekolah dasar di Bogor saat rapat melalui panggilan video.
Opsi tersebut tentu membuat pertanyaan sendiri di benak para wali murid.
Mereka kini sibuk mencari siapa saja teman yang lokasinya berdekatan dengan rumah.
Belum lagi urusan perangkat seperti laptop atau gawai pintar.
Baca: Syarief Hasan: Indonesia Harus Belajar dari Negara Tetangga Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19
Bagi wali murid yang keduanya bekerja di pagi hari tentu ini menjadi hal yang merepotkan.
Sebelum berangkat mereka harus menyiapkan perangkat elektronik untuk anaknya bersekolah, belum urusan pulsa, kuota internet yang harus dibayar tiap bulannya.
Lalu, bagaimana nasib mereka para siswa siswi yang tinggal di daerah pedalaman, atau wilayah yang sulit dijangkau sinyal seluler?
Tentu hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi mereka para pemangku kebijakan di bidang pendidikan, terlebih saat pandemi seperti sekarang ini.
Salah seorang wali murid SD di Bogor, Uci juga mengaku harus memutar otak membagi-bagi pengeluaran untuk keperluan sekolah anaknya. Terutama pulsa dan kuota internet.
"Harus siap-siap pulsa dan kuota internet ini. Pusing juga aturnya. Belum stok handphonenya, cuma ada satu. Kalau ayahnya kerja pagi susah," katanya. (Willy Widianto)