Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Napi yang Kabur dari Lapas Tangerang Pernah Ikut Pendidikan Militer China, Diduga Sembunyi di Hutan

Karena itu, ia diduga masuk ke dalam hutan dari Desa Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, di dekat rumah istrinya.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Napi yang Kabur dari Lapas Tangerang Pernah Ikut Pendidikan Militer China, Diduga Sembunyi di Hutan
Kompas TV
Terpidana hukuman mati dalam kasus narkoba, Cai Changpan kabur dari sel tahanan Lapas Kelas I Tangerang dengan cara membuat gorong-gorong. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cai Changpan, narapidana kasus narkoba yang kabur dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang, ternyata pernah mengikuti pendidikan militer di Cina.

Karena itu, ia diduga masuk ke dalam hutan dari Desa Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, di dekat rumah istrinya.

Dengan bekal pendidikan militer di Cina, Cai disinyalir mampu bertahan hidup di dalam hutan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, saat Cai Changpan ditangkap Mabes Polri karena menyelundupkan sabu ke Indonesia pada 2017 lalu, ia juga diketahui masuk ke dalam hutan di wilayah Sukabumi.

"Sehingga kali ini diduga ia juga masuk ke hutan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat."

"Sebab terakhir kali ia diketahui sempat menemui istri dan anaknya di Tenjo, Bogor," kata Yusri.

Baca: Peran Kedua Petugas Lapas Diduga Terlibat Pelarian Cai Changpan, Salah Satunya Bantu Beli Pompa Air

Selain itu, lanjutnya, dari keterangan warga sekitar, juga mengindikasikan Cai kabur ke dalam hutan menghindari kejaran petugas.

Berita Rekomendasi

"Apalagi hutan di Tenjo, Bogor ini cukup luas, dan mencakup 7 kelurahan."

"Petugas masih menyisir hutan untuk membekuk yang bersangkutan," jelasnya.

Ia menjelaskan, Cai Changpan diketahui pernah mengikuti pendidikan militer di Cina.

"Karena pernah mengikuti pendidikan militer di Cina, setidaknya ia tahu dasar-dasar survival atau bertahan hidup dalam hutan."

"Apalagi saat ditangkap Mabes Polri 2017 lalu, saat itu ia kabur ke dalam hutan di Sukabumi," bebernya.


Karena itu, tambah Yusri, diduga kuat kali ini Cai Changpan juga kabur dan masuk ke dalam hutan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat.

Sebelumnya, polisi melakukan gelar perkara terkait kaburnya napi narkoba asal Cina, Cai Changpan, dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang.

Dari hasil gelar perkara awal, polisi menemukan adanya indikasi keterlibatan dua pegawai lapas membantu napi yang divonis hukuman mati itu, sehingga bisa kabur.

Sehingga, polisi meningkatkan status kasus ini ke penyidikan.

"Ada indikasi 2 pegawai sipil melakukan kelalaian yang bisa dipersangkakan pasal 426 KUHP," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Mapolda Metro Jaya, Jumat (2/10/2020).

Dua orang, lanjutnya, berinisial ES selaku sipir lapas, dan S, PNS di lapas Tangerang

"Karenanya hari ini akan digelarkan lagi, untuk menentukan apakah kedua orang itu bisa ditetapkan tersangka atau tidak," katanya.

Dari penyelidikan dan keterangan salah satu napi, peran kedua orang itu adalah membantu membelikan peralatan untuk Cai Changpan, untuk membuat lubang sedalam 2,5 meter dan memanjang 30 meter, hingga menuju gorong-gorong di luas lapas.

"Peran keduanya membantu membelikan peralatan, salah satunya pompa air."

"Mulai dari terima uang, kemuidian membeli menggunakan alamat pegawai lapas itu, hingga mengantar pompa ke napi dan membawanya lagi ke rumah," kata Yusri.

Menurut Yusri, dalam membantu membelikan pompa itu, kedua pegawai lapas mendapat imbalan masing-masing Rp 100 ribu.

"Jadi kita tunggu saja gelar perkara selesai hari ini, apakah keduanya dapat ditetapkan tersangka atau tidak," ucap Yusri.

Ia mengatakan sampai Jumat (2/10/2020) hari ini, polisi belum dapat menangkap Cai Changpan, yang terakhir kali diketahui berada di rumah istrinya di daerah Tenjo, Bogor, Jawa Barat.

Sebelumnya, Yusri menyebut Cai diduga masuk ke hutan di kaki Gunung Salak di Desa Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Petugas gabungan katanya masih mengejar Cai Changpan, yang dipidana mati pada 2017 lalu, dan mencari jejaknya ke dalam hutan.

Yusri Yunus mengatakan, dari penelusuran petugas dan pemeriksaan terhadap istri Cai Changpan, diduga napi narkoba itu kabur ke dalam hutan di Kabupaten Tenjo, di Bogor, di kaki Gunung Salak.

"Setelah kabur dari Lapas Tangerang, napi asal Cina itu sempat menemui istrinya yang tinggal di Desa Tenjo, Bogor."

"Dari keterangan warga sekitar, napi itu juga sempat terlihat beberapa kali di sana," jelas Yusri di Mapolda Metro Jaya, Kamis (1/10/2020).

Namun kata Yusri, saat akan disergap petugas, Cai Changpan telah kabur dari rumah istrinya di Desa Tenjo.

"Dari keterangan istrinya dan warga sekitar, diduga kuat yang bersangkutan kabur dengan masuk ke dalam hutan di Tenjo di Bogor," beber Yusri.

Saat ini petugas mengejar Cai Changpan ke dalam hutan.

"Kami juga sudah menetapkan yang bersangkutan dalam daftar pencaroan orang atau DPO polisi."

"Ini agar masyarakat yang mengetahui keberadaannya di mana pun, mau melaporkannya ke polisi," cetus Yusri.

Sebelumnya, kata Yusri, setelah memeriksa sekitar 14 saksi dalam kasus ini, polisi akhirnya meyakini ada sejumlah kejanggalan atas kaburnya napi tersebut.

"Ada beberapa kejanggalan yang didapat penyidik."

"Di antaranya, napi itu baru ketahuan tidak ada di selnya 11 jam kemudian, setelah ia berhasil melarikan diri atau kabur dari lapas," papar Yusri.

Padahal, katanya, ada 3 sif tim petugas penjaga lapas setiap hari, dan setiap pergantian sif, petugas memeriksa semua keberadaan napi di dalam lapas.

"Dari pemeriksaan, petugas yang berjaga saat itu, yakni sif pertama, tidak mengecek keberadaan para napi dan tahanan."

"Petugas sif berikutnya atau yang kedua, juga melakukan hal sama, tidak melakukan pengecekan," jelas Yusri.

Oleh petugas jaga di sif ketiga itulah, kata Yusri, akhirnya baru diketahui napi yang bersangkutan sudah tidak ada di selnya.

"Lalu dari keterangan napi satu selnya yang WNA Singapura, menyampaikan bahwa napi narkoba itu sudah melarikan diri 11 jam lalu," beber Yusri.

Kejanggalan lain, lanjut Yusri, adalah petugas pemantau penjaga menara mengaku sedang tidur, saat napi narkoba asal Cina itu kabur.

Padahal jika tidak tidur, kata Yusri, Cai yang lolos keluar tembok lapas lewat bawah tanah, akan dapat diketahui.

"Kemudian petugas operator yang menjaga CCTV dalam pemeriksaan juga mengaku ketiduran pada saat Cai kabur."

"Sehingga ia tidak melihat kaburnya Cai, yang seharusnya terpantau jelas, jika ia tak tidur," ulas Yusri.

Kejanggalan lainnya, berdasarkan keterangan rekan satu selnya, napi narkoba itu sudah mulai melakukan penggalian di bawah kamar tahanannya sejak 8 bulan lalu.

"Alat yang dipakai menggali napi itu berasal dari peralatan para pekerja yang sedang merenovasi dapur, tak jauh dari kamar sel napi narkoba itu."

"Dalam waktu selama 8 bulan, menjadi pertanyaan jika tidak ada siapa pun bahkan petugas lapas, yang tahu soal penggalian itu."

"Jadi penyidik masih mendalaminya, karena cukup janggal jika tak ada yang tahu," bebernya.

Untuk pengejaran atas napi narkoba yang kabur itu, kata Yusri, tim gabungan yang dibentuk terus bergerak di lapangan.

"Ada lima tim yang bergerak mengejar yang bersangkutan, dan satu tim menyelidiki penyebab kaburnya napi narkoba itu dari lapas, dan melihat ada tidaknya keterlibatan pihak tertentu," terangnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Dua Kali Kabur ke Hutan, Cai Changpan Ternyata Pernah Ikut Pendidikan Militer di Cina

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas