Cerita Pangdam Jaya Tangkap Orang Diduga Penyusup dalam Aksi Demo, Disuruh & Dijanjikan Diberi Uang
Pangdam Jaya, Mayjen Dudung Abdurachman membagikan cerita saat berhasil menangkap sejumlah orang yang diduga sebagai penyusup dalam aksi demo
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pangdam Jaya, Mayjen Dudung Abdurachman membagikan cerita saat berhasil menangkap sejumlah orang yang diduga sebagai penyusup dalam aksi demo tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja di kawasan Ibu Kota, beberapa waktu lalu.
Dudung menyebut dalam pengakuannya orang-orang tersebut mengaku disuruh dan dijanjikan sejumlah uang setelah mengikuti aksi demo tersebut.
"Ada beberapa kita tangkap bersama pihak kepolisian, mereka ini tidak paham sama sekali tujuannya (berdemo, red) untuk apa, bahkan mereka itu ada yang datang dari Subang."
"Saya tanya siapa yang menggerakkan, 'ada pak saya dirusuh ke sini' jawab dia."
"Dia tidak bawa uang, bahkan ada yang bawa cuma Rp 10 ribu, saya tanyakan setelah demo, mereka pulang pakai apa?," katanya dikutip dalam video yang diunggah akun Instagram suhartono323, Sabtu (10/10/2020).
Dudung melanjutkan ceritanya, berdasarkan hasil pemeriksaan handphone orang-orang yang diduga penyusup dalam aksi demo ini, ada hal mengejutkan lainnya.
Baca: Ditangkap setelah Ancam Bantai Aparat saat Demo, Mahasiswa Meminta Maaf, Mengaku Hanya Iseng
Selain mengaku digerakkan, mereka juga dijanjikan akan mendapatkan uang setelah melakukan aksinya.
"Dari hasil HP yang kita periksa, mereka dijanjikan setelah demo dapat uang bahkan penggeraknya tidak datang ke Jakarta. Dia berhenti di Pamanukan," urai Dudung.
Dudung menyakini, jika yang melakukan aksi anarkis saat demo tolak UU Cipta Kerja bukanlah dari golongan mahasiswa dan rekan buruh, melainkan dari pihak lain tak bertanggung jawab.
"Saya punya keyakinan kalau mahasiswa dengan buruh punya misi aksi damai, rata-rata mereka terpelajar lah, paham dengan aksinya yang ingin disampaikan."
"Saya yakin dan saya lihat yang melakukan pelemparan kepada polisi itu bukan dari mahasiswa, kalau mereka mahasiswa pasti pakai jaket almamater," beber Dudung.
Cerita Kebersamaan TNI dengan Peserta Demo
Dudung juga membagikan momen kebersamaan anggota TNI bersama peserta aksi demo tolak UU Cipta Kerja.
Kebersamaan pertama yang Dudung bagikan saat TNI bersama mahasiswa bergotong royong memindahkan tameng-tameng dari truk satu ke kendaraan lainnya.
Ini dilakukan supaya truk tersebut dapat digunakan memulangkan mahasiswa ke asal daerahnya.
Baca: Bantah Berikan Tameng ke Mahasiswa untuk Demo Tolak UU Cipta Kerja, Ini Penjelasan Pangdam Jaya
"Jadi setelah diimbau oleh Bapak Gubernur, para mahasiswa kesulitan untuk pulang ke daerah Pamulang malam itu."
"Kebetulan ada kendaraan marinir yang stan by di situ dan akhirnya diminta tolong mengangkut mahasiswa yang ingin kembali ke Pamulang."
"Kebetulan di dalam truk ada tameng-tameng untuk mengatasi huru-hara. Sehingga tameng-tameng diturunkan oleh anggota dan mahasiswa membantu menurunkan dan dipindahkan ke kendaraan lainnya."
"Bukan berarti kemudian memberikan tameng ke mahasiswa, tentu tidak. Tameng itu dipindahkan secara gotong royong."
"Karena truk itu akan digunakan membawa pulang mahasiswa ke Pamulang," urai Dudung.
Baca: Polisi Didesak Usut Kekerasan yang Dilakukan Personelnya kepada Jurnalis Saat Demo UU Cipta Kerja
Dudung menegaskan pihaknya mendukung penuh tugas kepolisian dalam menjaga aksi demo UU Cipta Kerja supaya berjalan damai.
Ia juga tidak ingin TNI ditunding mencari muka dalam menjalankan tugasnya.
"Itu saya sampaikan kepada media, kami dari TNI mendung penuh tugas-tugas kepolisian. Tidak ada kita mencari popularitas dan lain sebagainya," imbuhnya.
Baca: Video Viral Emak-emak Tembus Barikade Polisi saat Demo Sambil Bawa Bebek: Mana Bisa Kita Tahan
Cerita TNI Hadang Mahasiswa Menuju ke Monas
Dudung dalam kesempatan tersebut juga menceritakan momen saat jajarannya menghadang para mahasiswa yang ingin merapat ke kawasan Monas dan Istana Negara guna menggelar aksi dami menolak UU Cipta Kerja.
Ketika itu anggota TNI tidak memperbolehkan para mahasiswa yang terdiri dari sejumlah perguruan tinggi untuk menuju lokasi tersebut.
"Namun ada permintaan yang tidak saya penuhi mereka untuk ke istana. Saya bilang kalau mau aksi damai silahkan dan mereka mau orasi kita fasilitasi," ungkap Dudung.
Pria kelahiran 16 November 1965, meneruskan ceritanya.
Aksi damai mahasiswa tersebut berlanjut hingga kumandang adzan magrib tiba.
Baca: Soroti Kericuhan Demo Tolak UU Cipta Kerja di Kota Palu, Dokter Tirta: Semoga Bisa Diselidiki
"Mereka sholat dan meminta saya sebagai imam yang kita laksanakan."
"Saya yakin mahasiswa dan buruh betul-betul akan melakukan aksi damai tidak ada yang melakukan aksi anarkis. Dan berjalan dengan baik," kata Dudung.
Cerita kebersamaan TNI dengan peserta demo tolak UU Cipta Kerja tidak berhenti di sini.
Setelah puas menyampaikan aspirasinya para mahasiswa meminta anggota TNI untuk diamankan menuju ke titik kumpul semula.
Permintaan tersebut kemudian diiyakan oleh pihak TNI.
"Setelah itu dari mahasiswa bilang, 'Pak saya kesulitan untuk kembali karena di sana ada pasukan, khawatir sudah gelap jangan sampai nanti ada persepsi berbeda."
"Akhirnya kita antar para mahasiswa dengan kawalan kiri 15 dan kanan 15 orang. Kita antara sampai titik kumpulnya mereka. Sehingga mereka aman sampai tujuan," ujar Dudung.
Baca: Soroti Kericuhan Demo Tolak UU Cipta Kerja di Kota Palu, Dokter Tirta: Semoga Bisa Diselidiki
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.