Gerakan Rekonsiliasi Indonesia Jadi Momentum Mengikatkan Persatuan dan Kesatuan
Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia (GMRI) mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan rasa persatuan.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia (GMRI) mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan rasa persatuan. Karena persatuan menjadi kunci menjaga bangsa Indonesia tetap utuh.
Pendiri GMRI, Eko Sriyanto Galgendu menyatakan bahwa, rekonsiliasi ini bentuk keinginan bersama dalam persatuan dan kesatuan bangsa.
Dengan mencoba merangkul semua pihak tanpa membeda-bedakan suku, ras atau agama.
"Kita mencoba mengetuk pintu hati mereka akan pentingnya satu ikatakan kebangsaan. Kami yakinkan mereka akan tanah dan air yang melahirkan," kata Eko Galgendu di kawasan Gajah Mada, Jakarta Barat, Senin (26/10/2020).
Eko mengatakan bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk menguatkan ikatan kebangsaan. Kemudian dia bertemu dengan sejumlah pemuka agama demi terwujudnya Gerakan Rekonsiliasi Indonesia.
"Kami jelaskan kepada mereka bahwa kondisi sekarang ini sangat memerlukan ikatakan kebangsaan. Gingga suatu saat saya bertemu dengan Bhante Dammasubho Mahathera," jelas Eko.
Berkat kegigihan dan semangatnya Eko berhasil meyakinkan para pemuka agama untuk melanjutkan Gerakan Rekonsliasi tersebut.
"Saya kemudian bisa mengetuk hatinya, meyakinkan kepada beliau. Walau saya tahu beliau sebagai pemuka agama Budha pastinya tidak kemudian sederhana ketika memahaminya," imbuhnya.
Pelaksanaan Rekonsiliasi Indonesia ini dapat terjadi setelah melewati proses panjang, yang berawal dari sebuah renungan suci yang dilakukan di kawasan Siti Inggil, Desa Bejijong, Trowulan Mojokerto.
"Sebenarnya proses yang terjadi hari ini merupakan suatu rangkaian dari peristiwa. Semuanya berawal dari renungan suci sumpah palapa," tutur Eko.
Kala itu telah berproses kurang lebih 2 tahun. Mereka bersama-sama tepatnya pada bulan September beberapa tahun lalu melakukan renungan suci tersebut.
"Kami selenggarakan renungan suci sumpah palapa tempatnya di Mojokerto, yang dipercaya sebagai situs pendiri kerjaan Majapahit," cetusnya.
Dikatakanjya kebangsaan harus terus diikatkan, dieratkan, dijadikan satu, dilekatkan. Maka pada saat ini menggunakan lambang Gerakan Rekonsiliasi Indonesia.
"Di dalam spirit kebangsaan itu ada ideologi negara yaitu Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Jadi kunci dan tegaknya berdirinya negara ini adalah Pancasila," ucap Eko.