Ratusan Mahasiswa Gelar Salat Jenazah di Depan Keranda Mayat Bertuliskan DPR RI
Di atas keranda mayat itu kemudian ditutupi dengan kain berwarna hitam yang bertuliskan DPR RI.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mahasiswa melaksanakan salat jenazah di depan keranda yang bertuliskan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di kawasan jalan proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (28/10/2020).
Berdasarkan pengamatan Tribunnews.com di lokasi, keranda jenazah tersebut dibuat berasal dari potongan bambu.
Di atas keranda mayat itu kemudian ditutupi dengan kain berwarna hitam yang bertuliskan DPR RI.
Menurut sang orator, salat jenazah tersebut sebagai bentuk protes terhadap hati nurani anggota DPR RI yang telah mati. Sebab, mereka tidak mendengar lagi aspirasi masyakarat yang menolak keras pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja.
"Ini sebagai bentuk simbolis hati nurani anggota DPR yang telah mati," kata sang orator saat memimpin salat jenazah tersebut.
Baca juga: Demo Buruh di Patung Kuda: Kami Siap Terpapar Covid-19 untuk Menolak Omnibus Law
Dalam kesempatan itu, orator lainnya mengaku kecewa dengan pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja yang disahkan oleh DPR RI bersama pemerintahan presiden Jokowi dan Ma'ruf Amin.
Menurut mereka, regulasi itu merupakan bentuk penindasan dan karpet merah kepada elite atau kaum kapitalis di Indonesia.
Kebijakan tersebut juga akan berdampak kepada mahasiswa yang telah lulus untuk bergabung ke dalam dunia kerja.
"Kita sadar penindasan yang dilakukan oleh pemerintah Jokowi-Maruf. UU Omnibus Law merupakan penindasan yang mementingkan investor dan kapitalis asing bahkan hari ini kapitalis lokal pun tega menyengsarakan rakyat," tandasnya.