Fakta-fakta Lurah Petamburan Terindikasi Covid-19, Lokasi Acara Rizieq Shihab Jadi Perhatian
Beberapa hari setelah acara itu, Lurah Petamburan Setiyanto dinyatakan terindikasi Covid-19 berdasarkan hasil swab antigen.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Acara Maulid Nabi dan pernikahan putri Habib Rizieq Shihab menuai polemik.
Sebab, acara yang dihadiri ribuan jemaah itu digelar di tengah pandemi Covid-19.
Acara digelar di rumah Rizieq Shihab di kawasan Petamburan Jakarta Sabtu malam lalu.
Beberapa hari setelah acara itu, Lurah Petamburan Setiyanto dinyatakan terindikasi Covid-19 berdasarkan hasil swab antigen.
Kekhawatiran penyebaran covid-19 pun mencuat.
Sebelum pernikahan putri Habib Rizieq berlangsung, Setiyanto kerap berinteraksi dengan pihak panitia dan warga di sekitar lokasi acara.
Baca juga: FPI Soal Kerumunan di Petamburan: Kita Sudah Melaksanakan Protokol Kesehatan Secara Maksimal
Langsung Tracing
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut, dirinya telah memerintahkan Dinas Kesehatan melakukan penelusuran (tracing) penularan Covid-19 dalam acara itu.
"Kami minta Dinkes untuk melakukan tracing di Petamburan," ucapnya, Selasa (17/11/2020) malam.
Terlebih, Lurah Petamburan Setiyanto dikabarkan reaktif Covid-19 saat menjalani tes sebelum diperiksa polisi terkait acara Habib Rizieq tersebut.
Padahal, sebelum pernikahan putri Habib Rizieq berlangsung, Setiyanto kerap berinteraksi dengan pihak panitia dan warga di sekitar lokasi acara.
"Informasinya begitu, reaktif. Baru rapid test, nanti dicek lagi. Tahapannya rapid duli, baru di swab," ujarnya kepada awak media.
Politisi Gerindra ini pun berharap, hasil tes anak buahnya itu menunjukan hasil negatif.
"Banyak sekali yang rapid test (reaktif), setelah di swab enggak kena, negatif. Nanti kita lihat hasil swabnya," tuturnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat Erizon Safari mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum menemukan adanya kasus Covid-19 dalam acara tersebut.
Menurutnya, kasus Covid-19 baru bisa terlihat dua pekan setelah acara tersebut berlangsung.
Tanggapan Epidemiolog
Kerumunan demi kerumunan massa simpatisan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab bukan hanya mencederai rasa keadilan warga, melainkan juga mengecewakan para pakar kesehatan.
"Itu bukan kelonggaran, tapi pembiaran. Saya kecewa, kok bisa sampai terjadi," ujar epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono kepada Kompas.com pada Selasa (17/11/2020).
"Sejak HRS (Rizieq) datang, siapa yang mengizinkan kerumunan? Saya juga heran, kenapa dijemput seperti itu, lalu begitu smooth-nya kegiatan HRS, saya heran ada kerumunan, acara Maulid, dan sebagainya," ungkapnya.
Kekecewaan Pandu berangkat dari kerumunan simpatisan Rizieq yang bukan hanya terjadi di DKI Jakarta, melainkan lintas daerah sejak pentolan ormas tersebut pulang dari Arab Saudi ke Indonesia.
"Saya sudah bilang ke Pak Anies tolong dikasih tahu HRS, jangan bikin kerumunan, memangnya dia enggak tahu? Maksudnya, supaya siapa pun kita ajak patuhi peraturan di sini," kata Pandu.
"Saya mengkritik Anies karena tidak memberitahu Rizieq, kan dia (Anies) sempat datang (mengunjungi Rizieq). Kasih tahu dong, Pak Rizieq, hati-hati dong kita lagi masa pandemi ini," tutupnya.
Data ASN Kelurahan
Sementara itu, Wali Kota Jakarta Pusat Bayu Meghantara mengatakan saat ini pihaknya tengah mendata ASN dan Pengadaan Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP) yang kontak erat dengan Setiyanto.
Namun demikian, pihaknya baru akan menswab para pegawai itu usai hasil swab PCR Setiyanto keluar.
"Mereka akan swab test massal dalam waktu dekat dengan menunggu hasil swab test lurah," ujar Bayu dikonfirmasi Rabu (18/11/2020).
Selain itu pihak Kelurahan Petamburan juga tengah mendata ASN dan PJLP yang kontak erat dengan Setiyanto.
Sekretaris Lurah (Sekel) Petamburan Sunardi menyatakan pengumpulan data pegawai diteruskan dalam pemeriksaan swab test ataupun rapid test.
"Datanya sudah ada di kami. Nanti kami kumpulkan dan kami lagi kordinasikan dengan Puskemas Kecamatan Tanah Abang," tuturnya.
Pihak Kelurahan Petamburan juga akan mensterilisasi gedung kelurahan.
Mereka akan menyemprotkan cairan disinfektan di seluruh lingkungan kantor Kelurahan Petamburan.
DKI Terbanyak
Jumlah total kasus positif paparan corona virus desease 2019 (Covid-19) di Jakarta pada Selasa, 17 November 2020, mencapai 120.671 kasus, setelah terjadi pertambahan sebanyak 1.038 kasus yang meningkatkan jumlah paparan dari jumlah sebelumnya sebanyak 119.633 kasus.
Berdasarkan data dari Pemprov DKI Jakarta di laman corona.jakarta.go.id yang dipantau di Jakarta, Selasa (17/11/2020), pertambahan kasus positif sebanyak 1.038 kasus ini, merupakan hasil dari pemeriksaan usap (swab test PCR) pada Senin 16 November 2020 yang dilaporkan hari ini sebanyak 928 kasus.
Video: Ibu dan Balita Penyintas Covid-19, Mengaku Terfasilitasi saat Menghubungi RLC Kota Tangsel
Sedangkan sisanya sebanyak 110 kasus adalah hasil pemeriksaan satu lab swasta selama tujuh hari terakhir yang baru dilaporkan hari ini.
Dalam tes pada tanggal 16 November 2020 itu, dilakukan tes pada 9.670 spesimen di mana sebanyak 7.786 orang dites PCR untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 928 positif dan 6.858 negatif.
Dari data pertambahan pasien positif Covid-19 Jakarta selama sepekan terakhir, pertambahan sebanyak 1.038 kasus positif ini, lebih tinggi dibandingkan penambahan pada Senin (16/11) sebanyak 1.006 kasus, pada Jumat (13/11) sebanyak 1.033 kasus, pada Kamis (12/11) sebanyak 831 kasus, pada Rabu (11/11) sebanyak 587 kasus, dan pada Selasa (10/11) sebanyak 1.013 kasus.
Namun angka ini lebih rendah dibandingkan penambahan pada Minggu (15/11) sebanyak 1.165 kasus, dan pada Sabtu (14/11) sebanyak 1.255 kasus.
Terlebih jika dibandingkan penambahan pada Sabtu (12/9) sebanyak 1.440 kasus, serta pada Rabu (16/9) sebanyak 1.505 kasus yang merupakan pertambahan terbanyak selama pandemi.
Walaupun penambahan pada Rabu (16/9) sebanyak 1.505 kasus merupakan pertambahan kasus terbanyak, tapi penambahan pada Sabtu (12/9) sebanyak 1.440 kasus, adalah pemegang rekor kasus positif terbanyak yang didapatkan dari hasil tes yang hanya dilakukan satu kali (tanggal 11 September 2020).
Sumber: Tribun Jakarta/Warta Kota/Kompas,com