Penampakan Sekitar Markas FPI Kini Bersih dari Baliho Rizieq Shihab Setelah Diturunkan oleh TNI
Baliho bergambar Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dicopot, Jumat (20/11/2020).
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Baliho bergambar Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dicopot, Jumat (20/11/2020).
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, terdapat dua tempat pemasangan baliho besar tersebut.
Pertama di Jalan Petamburan dekat Rumah Sakit Pelni dan di Jalan Petamburan dekat lampu lalu lintas Slipi.
Di Petamburan merupakan markas FPI.
Saat berita ini dihimpun, dua baliho tersebut tidak ada di sana.
Hanya tersisa bambu-bambu bekas pemasangan baliho tersebut.
Baca juga: IPW: TNI Turunkan Baliho Rizieq Shihab Karena Satpol PP dan Polisi Tidak Berani
Menurut warga setempat, Hasan (30), balliho tersebut dicopot sejumlah pria berseragam TNI.
"Dicopot sama TNI tadi sebelum Salat Jumat," kata Hasan, kepada TribunJakarta.com, di lokasi.
Sebelumnya, sejumlah pria berbaju loreng mencopot baliho bergambar Imam Besar Front Pembela Islam, Habib Rizieq Shihab (HRS), viral di media sosial.
Mayjen TNI Dudung Abdurachman, Panglima Daerah Komando Militer Jaya/Jayakarta (Pangdam Jaya) TNI AD, mengatakan sejumlah pria itu adalah anggotanya.
"Oke, ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya," tegas Dudung, sapaannya, seusai apel kesiapan bencana dan pilkada serentak, di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020) pagi.
Sebab, kata dia, Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta beberapa kali berusaha mencopot baliho itu selalu gagal.
Baca juga: Ini Kehebatan Koopssus, Pasukan Elite TNI yang Berhenti di Depan Markas FPI
Massa FPI dinilai nekat memasang baliho itu lagi.
"Karena beberapa kali Satpol PP menurunkan, dinaikkan lagi," ucap Dudung.
Dudung pun menegaskan sejumlah pria berbaju loreng yang mencopot baliho HRS adalah anggota Garnisun.
"Perintah saya itu. Begini, kalau siapapun di republik ini, siapapun, ini negara hukum. Harus taat kepada hukum," jelas Dudung.
"Kalau masang baliho itu jelas ada aturannya. Ada pajaknya, tempatnya juga sudah ditentukan. Jangan seenaknya sendiri. Seakan-akan dia paling benar. Tidak ada itu," lanjutnya.
Dudung menambahkan, massa FPI kerap melakukan aksi seenaknya sendiri tanpa mematuhi hukum yang berlaku.
"Kalau coba-coba dengan TNI, mari. Mereka ini sok ngatur, sesukanya sendiri. Ingat ya, saya katakan, itu perintah saya," tegas Dudung.
"Kami akan bersihkan semua, yang mengajak revolusi dan segala macam. Saya peringatkan, saya tidak akan segan-segan menindak dengan keras. Jangan merasa mewakili Umat Islam. Tidak semua," lanjut Dudung.
"Banyak umat islam yang ucapannya dan perilakunya baik. Hidup TNI," ujarnya.