Sebelum Dibunuh Suami Siri, Hilda Hidayah Ungkap Dirinya Kerap Mendapat Tindakan KDRT
Hilda Hidayah (22) mengungkap dirinya kerap mendapat Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang kerap dilakukan suami sirinya Hendra Supriyatna
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNNEWS,COM, JAKARTA - Hilda Hidayah (22) mengungkap dirinya kerap mendapat Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang kerap dilakukan suami sirinya Hendra Supriyatna alias Indra (38).
Hilda diketahui meregang nyawa dibunuh suami sirinya pada 3 April 2019 silam saat hamil sembilan bulan.
Kanit Reskrim Polsek Makasar Iptu Mochamad Zen mengatakan tindak KDRT yang dilakukan Indra terungkap dari buku diari Hilda yang ditulis semasa hidup.
"Di buku diari itu korban cerita sering dimaki, dipukul pelaku. Tindakan ini dilakukan pelaku saat mereka tinggal bersama mengontrak," kata Zen di Makasar, Jakarta Timur, Rabu (30/12/2020).
Baca juga: Rekonstruksi Pembunuhan Wanita Hamil di Tol Jagorawi Ungkap Fakta Baru, Kebohongan Unyil Terkuak
Di kontrakan yang berlokasi di kawasan Cikarang, Kabupaten Bekasi anggota Unit Reskrim Polsek Makasar menemukan buku diari berikut e-KTP Hilda.
Tepatnya pada 15 Desember saat jajaran Unit Reskrim Polsek Makasar melakukan pengejaran Hilda yang akhirnya ditangkap di Semarang pada 16 Desember 2020.
"Saat kita minta keterangan keluarga korban memang sebelum korban dibunuh dia sempat curhat ke ibunya di Tasikmalaya. Curhat bahwa dia sering bertengkar dengan pelaku," ujarnya.
Baca juga: Motif Tersangka Buang Jasad Ibu Hamil di Area Tol Jagorawi, Terkait Perselingkuhan
Hanya saja curhatan tersebut disampaikan sebelum Hilda memilih tinggal bersama dengan Indra yang saat kejadian berprofesi sebagai sopir bus Mayasari.
Zen menuturkan kala pemeriksaan pun Indra mengakui perbuatannya, termasuk dia merencanakan pembunuhan yang dilakukan dalam bus.
Dibantu Muhammad Qhairul Fauzi alias Unyil (20) yang merupakan kernet bus Indra, mereka membuang jasad Hilda di taman kota Tol Jagorawi.
"Saksi yang kita periksa dalam kasus sebanyak 16. Termasuk orangtua pelaku dan tetangga tempat korban dan pelaku tinggal mengontrak. Keterangan mereka bahwa pelaku kerap melakukan kekerasan terhadap korban," tuturnya.
Harum (33), kakak ipar Hilda yang juga mengenal Indra membenarkan curhatan dalam buku diari yang disampaikan Zen terkait kondisi hubungan korban.
Baca juga: Ibu Hamil yang Mayatnya Dibuang di Area Tol Jagorawi Ternyata Dibunuh Suami Siri
Meski tak mengetahui tindak KDRT yang terjadi karena setelah Hilda dan Indra menikah siri lalu tinggal bersama kehilangan komunikasi dengan korban.
Kala Hilda masih berpacaran dengan Indra dan korban bekerja sebagai pegawai di warung makan milik Harum, Hilda pernah menyampaikan curhatannya.
"Kata Hilda si Indra ini orangnya kasar, dia juga sering berantem pas pacaran. Tapi saya enggak nyangka kok si Indra bisa setega itu sampai membunuh, padahal dia kenal sama saya. Sering makan di warung," kata Harum.
Kini setelah kasus pembunuhan Hilda terungkap pada 14 Desember 2020, Harum bersyukur dan berterima kasih atas kerja jajaran Unit Reskrim Polsek Makasar.
Pasalnya selama nyaris dua tahun pihak keluarga mengira Hilda dalam keadaan sehat tapi tidak memberi kabar karena hubungannya dengan Indra tak direstui.
"Saya berterima kasih banget sama pak polisi, sama pak Kapolda (Metro Jaya) karena sudah mengungkap kasus ini. Kalau enggak terungkap kami mengiranya Hilda masih hidup tapi enggak kasih kabar," ujarnya.
Indra dijerat pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana, juncto 338 KUHP tentang Pembunuhan, juncto pasal 80 ayat 3 UU no 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
Unyil yang ikut membantu dijerat pasal 340 KUHP, juncto pasal 338 KUHP, juncto 351 ayat 3 KUHP tentang Penganiayaan Mengakibatkan Kematian, juncto pasal 56 KUHP.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Sebelum Dibunuh, Hilda Hidayah Ungkap jadi Korban KDRT di Buku Diari