4 Faktor Luthfi-Yasin Ungguli Andika-Hendi pada Pilkada Jateng 2024, Termasuk Endorsement Jokowi
Setidaknya ada empat faktor yang membuat Ahmad Luthfi-Taj Yasin unggul dalam quick count Pilkada Jawa Tengah 2024.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Slamet Riyadi Surakarta (Unisri), Suwardi, menyebut setidaknya ada empat faktor yang membuat Ahmad Luthfi-Taj Yasin unggul dalam quick count Pilkada Jawa Tengah 2024.
Pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin unggul atas Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (Hendi) di seluruh lembaga survei.
Seperti Litbang Kompas yang menyebut Luthfi-Yasin unggul di angka 59,30 dari Andika-Hendi yang berada di angka 40,70 persen.
Atau LSI yang merilis Luthfi-Yasin meraup 59,38 persen, dan Andika-Hendi 40,62 persen.
1. Kombinasi Pasangan Calon
Suwardi menyebut hampir semua variabel yang ia perhitungkan di dalam apa kontestasi Pilkada Jawa Tengah ada pada pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin.
Pertama adalah komposisi calon yang menurutnya paling ideal di Jateng.
"(Paslon) yang paling ideal itu saya menggunakan perspektifnya Clifford Geertz itu tentang (kombinasi) priayi dan santri, nah priyayi dan santri ini terepresentasi ke dalam pasangan Luthfi dan Taj Yasin."
"Luthfi sebagai Jenderal Polisi itu saya kategorikan sebagai priyayi, sedangkan Gus Yasin itu sebagai santri," ungkap Suwardi dalam talkshow Overview, Kamis (28/11/2024).
Menurutnya, kombinasi priayi dan santri memiliki daya tarik pemilih di Jawa Tengah.
Diketahui, Clifford Geertz merupakan antropolog asal Amerika Serikat yang melakukan penelitian di Indonesia. Ia membagi masyarakat Jawa ke dalam tiga golongan, yaitu santri, abangan, dan priyayi.
Baca juga: Hasil Quick Count Pilgub Jateng Luthfi-Yasin Unggul dari Andika, Megawati Beri Isyarat Perlawanan
2. Partai Pengusung
Faktor kedua yang berpengaruh atas keunggulan Ahmad Luthfi-Taj Yasin adalah partai politik pengusung.
Luthfi-Yasin mendapat dukungan 15 parpol, yaitu PKB, Gerindra, Demokrat, Golkar, Nasdem, PKS, PAN.
Kemudian PPP, PSI, Partai Buruh, Partai Gelora, Partai Garuda, PBB, Perindo, dan Prima.
Sedangkan Andika-Hendi diusung PDIP saja dinilai tidak cukup untuk membendung.