Saat Mertua Syekh Ali Jaber Kesulitan Memasuki Rumah Duka Sang Menantu
Arief Rahman bernasib sama dengan pelayat lainnya. Dirinya mengaku sebagai mertua mendiang Syekh Ali Jaber.
Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pelayat yang ingin melayat almarhum Syekh Ali Jaber tampak kesulitan memasuki Rumah Duka di Taman Berdikari Sentosa, Jakarta Timur.
Hal tersebut lantaran tak memperbolehkan adanya pengunjung yang hadir di lokasi. Polisi hanya mengizinkan pihak keluarga yang melayat.
Namun, Arief Rahman bernasib sama dengan pelayat lainnya. Dirinya mengaku sebagai mertua mendiang Syekh Ali Jaber.
Saat berada di depan Taman Berdikari Sentosa, mobil yang ditumpangi Syekh Ali tak diperbolehkan masuk.
Dia sempat menjelaskan kepada Wakapolres Jakarta Timur AKBP Fanani bahwa dirinya dari rumah sakit dan akan mempersiapkan pemakaman Syekh Ali.
"Beliau (Syekh Ali Jaber) ini adalah keluarga saya. Jadi saya mengikuti perkembangannya waktu ada di dumah sakit terus kemudian ketika beliau sudah tidak ada," kata Arief di lokasi, Kamis (14/1/2021).
Saat ini, dikatakan Arief, pihak keluarga bahwa untuk pemakaman Syekh Ali, keluarga harus berembuk untuk memutuskan akan dimakamkan di mana.
Baca juga: Detik-detik Syekh Ali Jaber Wafat, Sempat Dipasang Alat Pacu Jantung Karena Denyut Nadinya Lemah
"Pesan yang terakhir jenazah akan dibawa ke Taman Berdikari di sini. Jadi keterangan yang terakhir jika beliau tidak ada, lalu kami diberitahu dan sekarang sedang dimandikan dalam perjalanan ke sini mudah-mudahan husnul khatimah minta doanya," pungkasnya.
Setelah pembicaraan alot, akhirnya Arief Rachman dan keluarga bisa masuk ke Taman Berdikari Sentosa. Arief menaiki mobilnya dan meluncur ke lokasi.
Sebelumnya, rumah duka mendiang Syekh Ali Jaber dijaga ketat personel gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP.
Terlihat personel gabungan berjaga di depan Perumahan Taman Berdikari Sentosa, Jakarta Timur. Wakapolres Jakarta Timur AKBP Fanani tampak memimpin pengamanan.
Fanani mengatakan pengamanan superketat dilakukan di depan rumah duka untuk mencegah terjadinya kerumunan.
"Kita ketahui bahwa Jakarta Timur termasuk salah satu yang terpapar Covid-19. Oleh karena itu, wajib hukumnya kami memberikan pengamanan yang maksimal suoaya masyarakat tidak tertular Covid-19," kata Fanani di lokasi, Kamis (14/1/2021).
Fanani mengonfirmasi bahwa yang hanya diperbolehkan masuk ke rumah duka adalah dari pihak keluarga. Khalayak dan awak media yang hadir di lokasi tidak diperbolehkan masuk.
"Kami selalu mengimbau kepada satpam di sini supaya tidak melaksanakan kegiatan yang mengundang kerumunan massa. Prokes tetap berjalan," pungkasnya.