Pedagang Daging Sapi Kembali Berjualan : Bukannya Turun, Harga Daging Makin Naik
Dampak kenaikan harga daging sapi di rumah pemotongan hewan membuat hasil penjualannya menurun
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS, JAKARTA- Kios daging sapi di pasar Kebayoran lama, Jakarta Selatan kembali menampakkan aktivitasnya.
Jika tiga hari lalu kios daging tampak kosong, kini pedagang kembali menjajakan dagangannya sejak pagi ini, Sabtu (23/1/2021).
"Mogok kemarin tidak ditanggapi, jadi dari pada tidak ada pemasukan jualan lagi," kata Riski, salah seorang penjual daging di pasar Kebayoran Lama, Sabtu (23/1/2021).
Laki-laki yang sudah berjualan daging selama 10 tahun ini mengaku tidak ada perubahan untuk harga daging.
Pedagang daging sapi di wilayah Jabodetabek sepakat mogok karena memprotes tingginya harga daging sapi di rumah pemotongan hewan.
Namun Riski mengaku, setelah demo bukannya semakin turun, harga daging justru semakin naik.
Baca juga: Istana Cari Solusi Stabilkan Harga Daging Sapi
Sebelumnya ia bisa saja menjual daging sapi karkas Rp 86.000 tapi saat ini menyentuh hingga Rp 94.000.
Namun kini tidak bisa dilakukan karena adanya penambahan biaya di rumah pemotongan hewan Rp 13.000 per kilonya.
Belum lagi biaya lain seperti ekspedisi dan karyawan.
Maka mau tidak mau Riski setidaknya harus mematok harga Rp 120.000 untuk mendapatkan keuntungan.
Hal ini juga dirasakan oleh Nazar, salah seorang pedagang daging sapi di pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Dampak kenaikan harga daging sapi di rumah pemotongan hewan membuat hasil penjualannya menurun.
Jika biasanya seorang pembeli rata-rata bisa membeli bisa tiga kilogram, kini berkurang menjadi satu bahkan setengah kilogram saja.
Baca juga: UPDATE Kasus Viral Penjambretan Bocah di Kebayoran Lama, Pelaku Masih Pelajar, Akui Hanya Iseng
Ibarat menelan buah simalakama, Nazar juga sebenarnya tidak ingin menaikkan harga daging.
Pelanggan akan enggan untuk membeli daging sapi lagi. Namun kalau tidak dilakukan, justru akan merugikan dirinya.
Apa lagi bukan di hari raya besar seperti Idul Fitri atau Idul Adha.
"Pedagang kecil seperti kami ini ya cukup berasa sekali. Biasanya cukup untuk makan tiga kali sehari, sekarang mah tidak lagi," ucapnya, Sabtu (23/1/2021).
Sebelumnya, aksi mogok para pedagang daging sapi merujuk pada surat edaran Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) bernomor 08/A/DPD-APDI/I/2021.