Pastikan Stok Pangan Jelang Bulan Puasa Aman, Wagub DKI: Sampai saat Ini Tidak Ada Masalah
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengklaim pasokan pangan jelang bulan Ramadhan dalam kondisi aman.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Sanusi
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengklaim pasokan pangan jelang bulan Ramadhan dalam kondisi aman.
Sampai saat ini cadangan pangan masih tersedia dan tak ada masalah.
"Cadangan pangan alhamdulillah sampai hari ini tidak ada masalah," kata Riza kepada wartawan, Senin (22/3/2021).
Baca juga: JADWAL Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadhan 2021 Kota Palangkaraya, Mulai 1 Ramadhan 1422 H
Riza mengakui kebutuhan pangan jelang bulan Ramadhan memang kerap meningkat. Namun Pemprov DKI akan terus berupaya memenuhi ketersediaan kebutuhan tersebut.
Sehingga masyarakat diminta tak perlu khawatir terjadi kelangkaan dan sebabkan harga jual barang tersebut melambung tinggi.
Baca juga: Cegah Predatory Pricing, Sebelum Bulan Puasa Mendag Bakal Panggil Pelaku e-commerce
"Kami pastikan, nggak usah khawatir masyarakat, kesiapan pangan Jakarta cukup baik. Mudah-mudahan harganya cukup stabil," ujarnya.
Sementara Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta menyebut ketersediaan 10 pangan strategis masih mencukupi.
Komoditas pangan strategis seperti beras, daging sapi, daging ayam, telur ayam, bawang merah, bawah putih, cabai merah keriting, cabai rawit merah, gula pasir, dan minyak goreng masih tersedia cukup melimpah.
"Bahkan beras, gula pasir, minyak goreng tersedia cukup melimpah," terang Plt Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Suharini Eliawati.
Ketersediaan stok pangan di DKI menurutnya masih cukup untuk sebulan ke depan. Sebagai contoh, kebutuhan beras selama satu bulan ke depan diprediksi 82.334 ton, sedangkan stok tersedia 305.313 ton.
Bawang merah dibutuhkan 2.484 ton, tersedia 2.844 ton, bawang putih dibutuhkan 1.563 ton tersedia 1.747 ton, dan cabai merah keriting dibutuhkan 2.095 ton tersedia 2.117 ton.
Selanjutnya, cabai rawit merah dibutuhkan 1.375 ton tersedia 1.406 ton, daging sapi dibutuhkan 1.965 ton tersedia 15.064 ton, daging ayam dibutuhkan 8.091 ton tersedia 8.900 ton.
Kemudian, telur ayam diperlukan 7.399 ron tersedia 8.218 ton, gula pasir diperlukan 4.239 ton tersedia 11.184 ton, serta minyak goreng yang diperlukan sebanyak 7.963 ton tersedia 24.121 ton.
"Berdasarkan data di atas semua stok pangan cukup untuk memenuhi kebutuhan saat Ramadan," pungkas dia.
KKP: Pasokan Ikan untuk Ramadhan 2021 Aman
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meyakini pasokan ikan dari berbagai daerah di Indonesia cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan selama Ramadhan dan Lebaran 2021.
Berdasarkan analisis data tahun lalu dan prognosa 2021, perkiraan kebutuhan ikan selama April-Mei 2021 sebesar 2.522.500 ton.
"Adapun prognosa ketersediaan ikan sebesar 2.696.000 ton. Dengan demikian, prognosa pasokan ikan diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2021," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam Rapat Kerja Gabungan bersama Kementerian Pertanian dan Komisi IV DPR di Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (18/3/2021).
Baca juga: KKP Minta Dukungan Bareskrim Berantas Ikan Ilegal dari Luar Negeri
Permintaan ikan diprediksi meningkat di minggu pertama Ramadhan dan stabil kembali di minggu kedua hingga jelang lebaran. Tujuh hari setelah lebaran, permintaan ikan diprediksi naik lagi untuk kebutuhan hotel, restoran, ketering dan oleh-oleh.
Sedangkan untuk harga ikan, sebelum lebaran diprediksi stabil dan pada minggu pertama Ramadhan mengalami kenaikan 5 sampai 15 persen mengingat permintaan yang meningkat. Setelahnya harga ikan akan kembali normal hingga menjelang lebaran.
Baca juga: Outlook Perikanan 2021, KKP Fokus Tingkatkan Ekspor Komoditas Unggulan Udang
"Merujuk saat puasa dan lebaran tahun 2020, komoditas yang mengalami kenaikan harga yaitu cakalang, kembung dan tongkol dengan kenaikan rata-rata 10 persen. Sedangkan untuk komoditas bandeng dan tuna cukup stabil dan sempat mengalami penurunan tapi tidak signifikan. Di tahun 2021 ini, pada saat puasa dan lebaran tahun ini diprediksi tidak akan jauh berbeda dari tahun 2020," ungkapnya.
Menteri Trenggono memaparkan, KKP sudah menyusun sejumlah strategi untuk menjaga pasokan tetap aman dan mengantisipasi tingginya harga ikan selama Ramadhan dan Lebaran 2021.
Meliputi peningkatan produksi perikanan budidaya, memberikan fasilitas coldstorage dan kendaraan pendingin, pengembangan koridor logistik ikan, melakukan implementasi sistem resi gudang komoditas ikan, menggelar bazar atau pasar ikan murah secara online juga offline bekerjasama dengan instansi terkait.
Kemudian KKP melakukan konsolidasi dan komunikasi dengan supplier besar, asosiasi, BUMN perikanan, retail modern, rumah makan, dan dinas KP untuk mengamankan pasokan dan harga ikan. Selanjutnya melakukan monitoring pasokan dan harga ikan melalui portal Satu Data KKP dan memantau langsung di lapangan secara selektif.
"Disamping itu, KKP juga akan mengadakan Bazar Virtual Ramadhan “UMKM Produk Perikanan” dengan target peserta sebanyak 500 UMKM. Kegiatan ini dapat diakses melalui media sosial Gemarikan," urai Menteri Trenggono.
Menteri Trenggono turut memaparkan trend pasar domestik dan global untuk produk perikanan sepanjang pandemi Covid-19. Fokus konsumen global kini beralih pada produk siap saji (convenience products). Kemudian supplier yang tadinya melayani food service seperti hotel, restoran dan katering, mengubah strategi turut menyasar pasar ritel atau penjualan langsung kepada konsumen.
Selain itu, terjadi peningkatan delivery/online shopping dan take-way. Promosi produk lokal di beberapa negara juga meningkat, seperti di Indonesia melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) #PasarLautIndonesia. Disamping itu, inovasi yang berkaitan dengan kemasan, transportasi, dan usia produk juga semakin berkembang.
Sementera itu, Ketua Komisi IV DPR Sudin saat membuka rapat kerja mengatakan ikan merupakan salah satu komoditas untuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan dan gizi masyarakat. "Untuk itu kebutuhan ikan harus terpenuhi jumlahnya baik di pasar-pasar tradisional maupun modern dengan harga yang terjangkau," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.